Anak adalah titipan yang harus didik, dirawat dan dibimbing. Namun, seringkali orang tua salah dalam mengarahkannya, bukan berarti tidak mendidiknya hanya cara mereka saja yang kurang tepat. Anak ketika dididik di masa kecil berarti mencetak kepribadian yang luhur dan kamil (sempurna). Maka, ketika anak sering tanya ini itu, jangan acuh tak acuh apalagi memarahinya. Nah, di sini penulis akan menceritakan sebuah kisah keluarga kecil yang bisa dijadikan sebagai contoh.
Di ruang tengah Qolbie sedang menerima telfon dari suaminya Azam.
Azam :Assalmu’alaikum, lagi apa sayang? Dodi di mana?
Qolbie:Wa’alaikumussalam, ini habis masak yah, Dodi lagi main di belakang sama bik Inah. Ada apa kok tumben jam kerja bisa telfon?
Azam :Owh,,, iya aku mau izin nanti malam pulang telat ya, soalnya ada rapat sama klien di kantor.
Qolbie :O,,,,, (dengan nada kecewa)
Baiklah yah, gak papa. Hati-hati ya jangan lupa makan!
Azam: Maaf ya sayang!!! (Nada merajuk)
Makasih ya atas perhatiannya J
Assalamu’alaikum.
Qolbie: Iya yah,,,
Wa’alaikukumssalam.
Tiba-tiba anaknya Dodi yang masih berumur tiga tahun datang bersama pembantunya bik Inah. Dia berjalan dengan membawa es krim yang memenuhi mulutnya
Dodi: Unda, unda tadi ayah ya yang telpon? (karna bicara Dodi belum terlalu fasih, kata bunda jadi unda)
Bunda: Kok Dodi tau, tadi nguping ya?
Hayooo,,,,,
Dodi: Hehehe (Dodi tersenyum renyah)
Unda ayo nonton tv,,,
Bunda: (Qolbie berfikir sejenak, dia khawatir jika anaknya sering nonton tv bisa berdampak negatif baginya).
Emb,,,enggak ah, bunda mau main aja,
Odi: Nonton tv aja unda!!! (sambil merengek)
Bunda: Gak mau, unda lho pingin main
(sambil berjalan ke ruang depan)
Dodi: Unda mau main apa unda? (dengan rasa penasaran)
Bunda: Ada deh,,,,,
Makanya ke sini!!!
Akhirnya Dodi pun mengikuti bundanya ke ruang depan. Qolbie memberi isyarat pada bik Inah agar mematikan tvnya. Walau dengan berat hati bik Inah harus mematikan tvnya karna sejujurnya dia ingin sekali nonton tv. Namun, Qolbie tau perasaan bik Inah, maka dari itu ia memanggil pembantunya itu.
Qolbie: Bik Inah, itu ada majalah baru tentang fashion, kuliner di atas meja
Baca aja biar nambah wawasan.
Bik Inah: Oh iya buk,,,,,
(dengan langkag cepat bik Inah meraih majalah itu dan membacanya di kamar.
Qolbie: (memperhatikan bik Inah dengan tersenyum).
Qolbie hanya tidak mau anaknya melihat hal-hal yang belum sepantasnya oleh anaknya bahakan pembanyunya pun juga diperhatikan.
Demikanlah cerita singkat tentang keluarga kecil namun harmonis, di mana seorang Azam hadir sebagai seorang suam dan ayah i yang perhatian, pengertian dan Qolbie seorang ibu yang juga tak kalah pengertian, perhatian terhadap anaknya dan pintar mengatur rumah tangga. Dari cerita tersebut dapat diamabil hikmah jika anak ingin melakukan sesuatu yang berdampak negatif jangan langsung melarangnya atau bahkan memarahinya. Namun, bisa dengan mengalihkan perhatiannya ke hal yang lain seoerti contoh di atas. Karena jika dilarang anak bisa menjadi penasaran dan mencuri-curi di lain waktu.
Dikutip dari novel Dilatasi Memori oleh Ari Nur.
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana
Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI