Suatu malam, Rika sedang sms.an dengan sahabatnya Fandy. Sekarang Rika duduk di bangku kuliah semester 5 di salah satu Universitas di Yogyakarta, sedangkan Fandy hanya lulusan SMA, namun sekarang dia meneruskan pendidikannya di pondok pesantren yang tak jauh dari rumahnya. Di malam itu, seperti biasa Rika dan Fandy bertukar fikiran, bertukar pendapat tentang suatu hal, bertukar cerita, bahkan bertukar semangat.
Fandy: Rik,,, lagi ngapain?
Rika: Ini lagi santai ja fan,, ada apa?
Fandy: Aku mau cerita ni,,, mau dengerin gak?
Rika: Silahkan,,, apa sich yang gak buat sahabatku ini??? Hehehehe
Fandy: Kenapa ya terkadang aku kepengen banget punya pacar, seperti temen-temen yang lain. Ingin sekali rasanya aku diperhatikan, ditanya ini itu… gimana ya rasanya?
Rika: hahahahaha ada-ada aja kamu ini fan,,
Fandy: Tuh kan kamu pasti tertawa kalau dengerin ceritaku.
Rika: Habis kamu sich.. lucu banget.
Fandy: Ayo gimana menurut kamu?
Rika: Iya… iya… gini lho fan,,, wajar sich kalau kamu punya kepengenan seperti itu, memang semuran kayak kita ini lagi pengen-pengenya diperhatikan, disayang.
Tapi aku punya kata-kata buat kamu, kata-kata ini dari Imam Syafi’i ra.“Zina itu adalah hutang,jika kamu berani melakukannya maka kelurga besarmu lha yang menjadi tebusannya!!!”
Fandy: Lhooo kok gitu rik, nakutin banget… maksudnya gimana?
Rika: iya, memang. Maksudnya gini lho,,, pacaran itu kan termasuk zina, lha jika seseorang berani zina maka kelurganya yang jadi tebusannya, yang dimaksud tebusan di sini, jika seseorang berani zina maka secara otomatis dia sudah mempersilahkan calon pasangannya bersama dengan orang lain, ya calon pasangannya punya pacar juga seperti dia. Nah itu yang di maksud dengan tebusan. Tidak hanya itu, suatu saat nanti, anaknya pun juga bisa terkena imbasnya.
Fandy: Owh,,,, gitu ya rik, berarti kalau kita berani pacaran secara oomatis kita juga merelakan calon pasangan kita pacaran juga dengan orang lain?
Rika: iya,, fan, tidak hanya itu, calon pasangan kita itu meupakan gambaran kita. Ya,,,, kalau pacarannya sekedar say hello kalau sampai pegang-pegangan, cium-ciuman. Emang mau calon pasangan kamu juga seperti itu?
Fandy: ya gak lha,,,,, aduuuhhhh sampai segitunya ya
Rika: Nah,,,, apa sekarang kamu masih kepengen pacaran??
Fandy: Udah gak rik, makasih ya nasihatnya, aku sekarang jadi sadar kalau pacaran itu gak mesti sama oarng. Bahkan sama buku pun kita bisa kok.
Rika: Nah itu tau, sama-sama pacarannya mendingan kita pacaran sama al qur’an, buku. Memang sich kalau pacaran sama mereka, mereka gak bisa kasih perhatian secara nyata. Namun, suatu saat nanti mereka pasti memberi amnfaat yang tak terlupakan.
Fandy: Iya ya,,, kalu pacaran sama orang ntar udah kita dapat dosa, gak dapat manfaat, mengahbiskan uang, buang waktu. Pokok rugi banyak dech,,,
Rika: Sipp….Semoga kita terjaga ya dari zina. Apapun itu bentuknya..
Fandy: Amiin
Rika: Udah dulu ya, udah malam besok disambung lagi. Assaalmu’alaikum…
Fandy : Wa’alaikukussalam
Dari penggalan cerita di atas banyak hal yang bisa kita ambil hikmahnya:
1.Dekat dengan cowok ataupun cewek itu tidak melulu pacaran kok, kita bisa menjadi sahabatnya. Dengan begitu kita bisa bertukar pendapat, ide, semangat, bahakn saling menasihati sama lain
2.Pacaran itu termasuk zina, jika kita berani pacaran maka berarti kita mempertaruhkan keluarga kita sebagai tebusanya.
3.Pacaran bisa dengan Al-Qur’an, buku kok. Jadi jangan galau…
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H