Mohon tunggu...
Zulfa Saputri
Zulfa Saputri Mohon Tunggu... Pelajar Sekolah - Mahasiswa Universitas Muhammadiyah Malang, Fakultas Ekonomi dan Bisnis, Manajemen.

Penulis artikel tentang dampak dari kebijakan ketentuan di lingkungan sosial.

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Dampak Bantuan Langsung Tunai (BLT)

5 Januari 2023   11:39 Diperbarui: 5 Januari 2023   11:52 119
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilmu Sosbud dan Agama. Sumber ilustrasi: PEXELS

Kesejahteraan masyarakat merupakan salah satu indikator lokal sebuah wilayah untuk memberikan sebuah  informasi terkait upaya pencapaian target perbandingan pendapatan penduduk yang tingkat pendapatannya masih dibawah rata-rata. Untuk meningkatkan kesejahteraan tersebut pemerintah melalui kementerian sosial mengeluarkan sebuah kebijakan berupa program bantuan langsung tunai (BLT) kepada masyarakat miskin dan masyarakat yang terdampak perekonomiannya pada masa pandemic covid-19 ini dan kenaikan BBM. 

Bantuan langsung tunai (BLT) merupakan bantuan yang diberikan kepada 9 juta kepala keluarga di seluruh wilayah Indonesia dengan nilai bantuan sebesar Rp. 600.000 (Enam Ratus Ribu Rupiah). Sesuai dengan pasal 14 UU No.14 Tahun 2009 tentang kesejahteraan sosial mengatakan bahwa "Bantuan Langsung Tunai merupakan bagian dari skema perlindungan sosial" yang bertujuan untuk mencegah dan menangani risiko dari guncangan dan kerentanan sosial seseorang, keluarga, kelompok dan masyarakat agar kelangsungan hidupnya dapat dipenuhi sesuai dengan kebutuhan dasar nominal.

Pemerintah akan terus berupaya menuntaskan kemiskinan dengan melakukan berbagai cara termasuk bantuan langsung tunai (BLT), Jamkesmas, Operasional Sekolah dan lain-lain.Banyak masyarakat yang sangat membutuhkan bantuan ini, walaupun bantuan tersebut secara langsung tidak berdampak pada meningkatnya daya beli masyarakat miskin namun program itu membawa banyak manfaat bagi mereka, tidak hanya untuk masyarakat miskin tetapi juga pemerintah menunjang peningkatan kesejahteraan masyarakat daerah atau sekitar. 

Masyarakat meminta agar Badan Pusat Startistik tetap mengelola data mereka sebagai warga miskin agar tetap dapat menerima bantuan langsung tunai (BLT), beras miskin dan jaminan kesehatan dari pemerintah. Hal ini terlihat bahwa program pemerintah Indonesia dapat menurunkan angka kemiskinan setiap tahunnya pada periode tersebut baik dari jumlah maupun persentase. Menurut sumber Badan Pusat Startistik dilihat dari perkembangan tingkat kemiskinan 5 tahun terakhir yakni dari 2017-2022 mengalami penurunan sekitar 9,35%.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun