Mohon tunggu...
Zulfa  salsabila
Zulfa salsabila Mohon Tunggu... Guru - rencana Allah yang paling baik

berjuang lillah..

Selanjutnya

Tutup

Puisi

Pengecut?

30 Oktober 2022   05:57 Diperbarui: 30 Oktober 2022   06:33 94
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Tangan ini kaku tak bisa bergerak, bibir kelu tak bisa berkata dan fikiranku buntu tak tahu harus berbuat apa. Aku kecewa saat itu, tanpa berfikir panjang, aku yakin bahwa pilihanmu bukanlah aku. Jika kau tak tahu, aku adalah seorang wanita yang tak ingin bersapa dengan sakit hati karena perasaan... Itulah hal yang sudah kubuang dan berjanji untuk tak kuulangi lagi, aku trauma dengan perpisahan yang menyisakan kerinduan yang mendalam sekaligus kekecewaan yang tak berujung. Maka, disaat aku menduga hal itu... aku takut akan sebuah sakit hati yang akan terulang kembali, akhirnya kusudahi segala yang berhubungan denganmu. Tapi ajaibnya aku tak pernah sekali pun berhenti memintamu kepada Tuhanku, aku percaya itu bukan maksudmu... itu hanya ketidaksengajaan yang berujung dengan kekecewaan.

Jika kau ingin berhenti, berhentilah... tapi aku tak akan pernah berhenti sebelum sesuatu yang pasti menghentikanku. Memang, sekeras kepala itu aku mencintaimu, bahkan aku percaya kepada sesuatu yang sangatlah tak pasti untuk diperjuangkan. Kalau kau bertanya kenapa?... Aku jawab, karena aku seorang wanita. Cintanya wanita bisa kupastikan adalah cinta suci yang benar-benar datang dari dalam hatinya, keteguhan seorang wanita adalah keteguhan yang tak semudah itu dipatahkan. Maka, jika kau masih ingin berjuang, kemarilah... Mari kita berjuang di jalan yang kita sendiri tak tahu kemana ujungnya, ke jalan yang kita sendiri tak tahu akan bagaimana indahnya, atau malah akan berujung kepada kepediahan yang sama. Dengan ini aku akan terus mengagumimu dalam diamku dan memilih untuk tetap melakukan hal bodoh itu sampai hal yang pasti itu datang dan mengabariku untuk berhenti mencintaimu. 

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Baca juga: Semoga Kamu

Baca juga: Sepenggal Tentangmu

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun