Korupsi menjadi salah salah satu permasalahan negara yang tak kunjung terselesaikan. Bentuk dari korupsi itu sendiri selalu mengakar, mulai dari korupsi dengan hukuman ringan sampai dengan hukuman paling berat. Hal ini sudah diatur dalam Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2001 tentang Perubahan Atas Undang-Undang Nomor 31 Tahun 1999 tentang Pemberantasan Tindak Pidana Korupsi dan disinergikan dengan KUHP. Dalam peraturan ini, pelaku tindak korupsi bisa mendapatkan hukuman penjara, denda hingga hukuman mati.
Meski telah menjadi momok permasalahan yang begitu serius dengan hukuman yang berat bagi para pelaku tindak korupsi, faktanya masih banyak pelaku kejahatan tersebut di lingkungan sekitar tanpa atau dengan kita sadari. Seperti melanggar lalu lintas ketika berkendara, teman yang mencontek saat ujian, dan lain sebagainya. Namun sayangnya, hal-hal tersebut sudah mulai dianggap normal bagi masyarakat dikarenakan banyak sekali orang yang melakukan tindak korupsi tersebut. Beberapa diantaranya hanya menganggap hal tersebut sebagai kecurangan biasa, padahal tindakan tersebut sudah termasuk korupsi kecil.
Karena menjadi salah satu permasalahan yang serius, maka dibutuhkan sebuah kontribusi besar dari berbagai pihak untuk memerangi tindak korupsi ini. Mahasiswa, yang menjadi fokus pembahasan artikel ini, memiliki peran sangat penting dalam memerangi korupsi. Dengan semangat yang tinggi, mahasiswa memiliki potensi besar untuk mempengaruhi masyarakat dan membawa perubahan positif. Mereka memiliki kesempatan untuk mendapatkan pendidikan yang mengajarkan dampak negatif korupsi dan cara mencegahnya. Selain itu, mahasiswa juga dapat menjadi sumber informasi yang berharga bagi masyarakat luas terkait dengan bahaya korupsi.
Sebagai bentuk pencegahan terjadinya korupsi, mahasiswa dapat menyebarkan informasi dan kampanye anti-korupsi di berbagai sosial media. Meskipun sederhana, hal ini berpengaruh besar karena kampanye tersebut dapat dijangkau oleh masyarakat luas. Mahasiswa juga dapat mengikuti kegiatan volunteering atau program pemerintahan yang berfokus pada pemberantasan korupsi. Disamping itu mahasiswa dapat mengikuti pembelajaran pendidikan anti-korupsi untuk meningkatkan kesadaran dan pemahaman tentang korupsi.
Meskipun upaya pencegahan telah dilakukan dengan baik, kemungkinan terjadinya korupsi tetap ada. Pada tahap ini, diperlukan penanggulangan yang efektif untuk mengatasi korupsi yang terjadi. Penanggulangan yang dapat dilakukan oleh mahasiswa dapat berupa melaporkan tindak korupsi yang terjadi di lingkungan sekitar kepada pihak yang berwenang yakni Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) atau kepolisian. Agar pelaporan tersebut memberikan hasil, maka perlu dilakukan pengawasan sehingga tidak ada intervensi dari pihak luar. Selanjutnya mahasiswa dapat memeriksa berita dan laporan media tentang perkembangan kasus korupsi untuk mendapatkan informasi yang akurat dan terkini dan menggunakan informasi ini untuk mendorong tindakan lebih lanjut dan memberi tekanan kepada pihak berwenang.
Korupsi menjadi permasalahan serius dan terus mengakar bila tidak ditangani dengan tegas oleh pemerintah maupun masyarakat. Mahasiswa memiliki peran penting dalam terwujudnya perubahan tersebut dengan melakukan berbagai tindakan pencegahan dan penanggulangan. Semua warga bernegara harus aktif dalam berpartisipasi pada kegiatan untuk memberantas korupsi. Hanya dengan upaya tersebut, tindak pidana ini dapat diberantas dan oembangunan yang adil serta berkelanjutan dapat tercapai.
