Ada salah satu daerah bagian dari wonosobo, yang belum pernah kaki saya menginjakkannya didaerah tersebut, yaitu dieng. Setiap daerah di wonosobo menyimpan banyak sekali keindahan alam yang segar dan memanjakan mata. Termasuk Kawasan dieng. Siapa yang tidak mengenal Kawasan tersebut. Selain terkenal dengan tempat penghasil pertanian terutama jenis sayuran kubis, kentang, wortel, bawang daun). Ternyata Kawasan dieng merupakan tujuan daerah tujuan pariwisata di jawa Tengah. Bahkan pada juli tahun 2024 kemarin. KEMENPAREKRAF (Menteri Pariwisata dan ekonomi Kreatif), Sandiaga Uno mengunjungi salah satu didaerah wonosobo tersebut tepatnya di daerah desa patak banteng. Dalam rangka visitasi 50 besar desa wisata terbaik Indonesia (ADWI) 2024.
Di Kawasan dieng ini banyak sekali wisata buat dituju para wisatawan. Entah itu hanya untuk wisata atau buat mendaki. Salah satu gunung di kawasan dieng ini adalah gunung prau. Gunung prau terletak di dataran tinggi dieng, Kabupaten wonosobo, Jawa Tengah. Gunung ini terletak di persimpangan empat kabupaten yaitu kabupaten batang, kabupaten Kendal, kabupaten temanggung dan kabupaten wonosobo. Gunung ini memiliki ketinggian kurang lebih 2565 Meter diatas Permukaan Laut (MDPL). Â Gunung ini menjadi destinasi favorit buat para pendaki karena pemandangan golden sunrisenya dan backround gunung kembarnya yaitu gunung sindoro dan gunung sumbing. Pengalaman saya waktu liburan merencanakan untuk pergi ke gunung tersebut dikarenakan gunungnya yang terbilang cocok buat pemula dan jalurnya yang terbilang ramai. Dikala itu saya dan teman-teman ke gunung prau ini mendakinya lewat jalur pendakian dieng. Dikarenakan jalur patak banteng yang sudah ramai pendaki, akhirnya memutuskan untuk pindah haluan ke jalur dieng. Jalur dieng ini berada di sisi utara. Pendaki akan menjangkau kawasan puncak dari sisi utara. Pendaki bisa menjangkau dan menjelajah sisi utara gunung mulai dari puncak, telaga wurung hingga bukit teletubies. Perjalanan kami sampai di basecamp dieng sekitar pukul setengah sore atau setelah ashar. Perjalanan dari Demak sampai basecamp perkiraan 4 jam perjalanan. Kami memutuskan mendaki setelah sholat ashar. Untuk biaya registrasi pendakian gunung prau jalur dieng ini registrasinya sebesar Rp.30.000/ orang dengan rincian Rp.20.000 tiket perhutani dan Rp.10.000 untuk fasilitas basecamp. Untuk fasilitas basecamp cukup memadai toilet, mushola, tempat istirahat, dan pengaman helm. Serta dikawasan loket banyak tersedia warung-warung makan, dan apabila ingin menyewa atau rental alat pendakian, pihak basecamp menyediakan untuk para pendaki yang mau merental.Â
Sekitar jam setengah 4 kami memulai perjalanan pendakian. Pendakian kali ini dilakukan 2 hari 1 malam. Dari basecamp sampai pos 1, jalannya cukup landau, jalur masih dihiasi dengan Perkebunan penduduk. Pendaki sesekali mungkin akan berpapasan dengan sepeda motor warga yang hendak berkebun. Menuju pos 1 pendaki cukup berjalan mengikuti jalan utama di tengah Perkebunan warga. Seiring dengan perjalanan nantinya, jalur akan mulai berubah menjadi Kawasan hutan. Begitu masuk hutan, tidak lama kemudian perjalanan akan sampai di pos 1. Pos 1 gunung prau jalur dieng ini hanya berupa tanah datar tidak terlalu luas. Pendaki hanya bisa duduk santai dan beristirahat disini. Perjalanan kemudian dilanjutkan menuju pos 2. Dari jalur menuju pos 2 ini sesekali jalur akan menanjak. Tidak ada percabangan yang membuat para pendaki bingung. Cukup ikuti jalan setapak tersebut hingga sampai di pos 2. Dipos 2 ini aka nada percabangan jalur menuju basecamp Dwarawati. Selain itu juga terdapat pula patok pembatas antara wilayah kabupaten batang dan wonosobo. Menuju pos 3 prau via dieng merupakan trek terpanjang. Menuju pos 3 ini para pendaki diuji kesabarannya dan kegigihannya. Dikarenakan selain setapak dari tanah, pendaki akan melalui jalur yang terdiri dari akar pohon atau yang sering disebut dengan nama akar cinta. Dijalur ini nantinya aka nada beberapa percabangan yang harus diperhatikan pendaki, yakni percabangan menuju Menara pemancar yang kini sudah ditutup, dan percabangan jalur menuju jalur kalilembu. Untuk pos 3 nantinya berada setelah percabangan menuju jalur kalilembu. Bisa dibilang kalau sudah masuk Kawasan pos 3, pendaki sudah memasuki kawasan puncak. Setelah sampai di kawasan pos 3, pemandangan akan terbuka dan vegetasi akan mulai sedikit, digantikan dengan rumput dan ilalang. Meski sudah berada di kawasan puncak, beberapa jalan masih harus dilalui para pendaki. Setelah mengikuti jalan setapak, pendaki akan sampai di puncak gunung prau di sisi utara. Dari puncak pendaki akan dimanjakan dengan padang savana di sisi Selatan. Juga Kawasan tinggi dieng dari ketinggian. Setibanya di puncak, pendaki dilarang mendirikan tenda karena rawan terkena badai. Untuk selanjutnya pendaki akan menuju telaga wurung, yaitu telaga tanpa adanya air. Dalam perjalanan menuju telaga wurung, jalur sangatlah landai. Pendaki bisa mendirikan tenda disini atau kalau mau lanjut bisa berkemah ke sunrise point dengan dimanjakan savana di sisi kanan dan kirinya. Setelah melalui padang rumput, pendaki akan sampai di sunrise point, terpampang jelas papan tulisan di tiangnya. Kami memutuskan untuk mendirikan tenda disini, sehingga bisa menyaksikan golden sunrise legendanya gunung prau ini. Selain itu pada malam hari disaat cuaca tidak berkabut para pendaki bisa melihat gemerlapnya bintang yang sangat cantik. Momen ini sering disebut dengan milky way. Sesekali kami keluar untuk menikmati gemerlapnya bintang ini dan tidak lupa untuk mendokumentasikannya buat kenangan.Â
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H