Mohon tunggu...
zulfaniadrian
zulfaniadrian Mohon Tunggu... Lainnya - Pencari ketenangan

Hidup dalam dingin Diam dalam gelap Bersahabat dengan bayangan

Selanjutnya

Tutup

Analisis

Yuk kita buka rahasia dibalik arti dan penggunaan kata Alhamdulillah

23 Desember 2024   10:37 Diperbarui: 24 Desember 2024   00:13 23
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Disini Allah memuji Nabi Ayyub a.s atas kesabarannya.

3. Pujian makhluk kepada Allah

Hal ini pastinya sudah sering anda temui di kehidupan nyata dan banyak contohnya seperti mengucapkan Alhamdulillah ataupun bersyukur dengan menggunakan hati dan perbuatan.

4. Pujian makhluk kepada makhluk

Bagian yang terakhir adalah pujian makhluk kepada makhluk. Lalu kenapa pujian ini juga tetap ditujukan kepada Allah? Coba kalian pikirkan ketika kalian memuji sesuatu seperti "ih bagus banget bajunya" atau pujian yang lain. Nah menurut kalian siapa yang dipuji disana? Apakah bajunya atau orangnya? Atau keduanya? Nah sudah jelas kan bahwa si pemilik juga dipuji walaupun pujian tersebut tidak langsung kepada dirinya. Maka dari itu pujian makhluk kepada makhluk juga tetap diberikan kepada Allah, karena Allah adalah pemilik kita semua dan pemilik seluruh alam.

  Mari kita bahas lebih dalam lagi. Lafadz hamdallah sering menggunakan jumlah ismiah tidak menggunakan jumlah fi'liah. Mengapa demikian? Apakah ada alasannya? Mari kita simak pembahasan berikut ini!


  Kata ini merupakan jumlah ismiah karena kedua jenis kata tersebut menggunakan kalimat isim. Nah susunan alhamdulillah dimasukan kedalam mubtada dan khabar. Lalu kita lihat ke perkataan pujian yang lain seperti atau . Keduanya sama-sama memiliki arti memuji kepada Allah. Yang pertama menggunakan fi'il mudhari', artinya saya sedang/akan memuji kepada Allah. Sedangkan yang kedua menggunakan fi'il madhi,  artinya saya telah memuji kepada Allah. Apakah alasannya sudah tergambar dalam benak kalian? Saya yakin kalian sudah melihat perbedaan makna dari ketiga lafadz tadi, namun agar lebih jelas, saya mengambil referensi dari ilmu bhalaghah. Disana disebutkan bahwa salah satu faidah menggunakan jumlah ismiah adalah menunjukan makna istimror atau bisa juga menunjukan makna dawam. Jadi jelas sekali mengapa kata "alhamdulillah" lebih sering kita dengar di banding kata lainnya. Karena dengan menggunakan kata "Alhamdulillah" maka maknanya sama saja artinya dengan segala puji bagi Allah di setiap waktu. Maka oleh karena itu kata "alhamdulillah" memiliki kelebihan di antara dua kata tadi. Kata "alhamdulillah" tidak terikat oleh waktu sedangkan dua kata yang sebelumnya terikat oleh waktu. Maka karena itulah penggunaan Alhamdulillah lebih masyhur dan lebih sering digunakan. 

Sekian dari saya, semoga ada manfaatnya ya!!!. 

Silahkan beri saya saran dalam membahas sesuatu di kolom komentar ya ...

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Analisis Selengkapnya
Lihat Analisis Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun