Mohon tunggu...
Zulfakriza Z.
Zulfakriza Z. Mohon Tunggu... Dosen - Dosen yang senang ngopi tanpa gula dan tanpa rokok

Belajar berbagi lewat tulisan

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Artikel Utama

Gempanesia, Negeri Gempa di Khatulistiwa

13 Januari 2017   23:44 Diperbarui: 15 Januari 2017   17:39 1972
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Gambar 1. Sebaran kejadian gempa di Indonesia (koleksi pribadi)

Gempanesia,
Tentang negeri yang selalu disapa gempa,
Negeri yang indah di lintang khatulistiwa.

Indonesia, sebuah negeri kepulauan yang berada di lintang khatulistiwa. Konon cerita negeri yang subur dan makmur. Bahkan grup penyanyi lawas "Koes Plus" dalam lirik lagunya menukilkan tentang negeri tanah surga yang tongkat kayu bisa jadi tanaman. Tapi sayangnya Koes Plus lupa menambahkan sebait lirik yang mengisahkan tentang negeri gempa yang perlu waspada dan siaga.

Kesuburan dan keindahan alam negeri kepulauan ini mengundang perhatian banyak bangsa. Mereka datang bukan hanya bertandang, tapi juga menjajah dan merampas hasil bumi yang tidak ada di negerinya. Salah satunya adalah Bangsa Belanda.

Bangsa Belanda, selain menjajah juga memperlajari geologi Indonesia dan mendokumentasikan dalam sebuah buku yang ditulis oleh R. W. Van Bemmelen. Buku yang berjudul The Geology of Indonesia menjadi rujukan handal bagi para geolog yang ingin memahami tatanan geologi di Indonesia. Buku setebal 732 halaman awalnya ditulis dalam bahasa Belanda dan di cetak pada tahun 1949 oleh Government  Printing Office, The Hague. Ekspedisi geologi yang dilakukan oleh Van Bemmelen sejak permulaan tahun 1900an. Tujuan utama dari ekspedisi ini adalah untuk memahami kondisi geologi Hindia Belanda, tetunya untuk kebutuhan data eksplorasi sumber daya alamnya.

Ada yang menarik dari buku The Geology of Indonesia, buku ini mendokumentasikan tentang beberapa kejadian gempa bumi yang pernah terjadi di tanah Hindia Belanda. Distribusi beberapa kejadian gempa bumi kuat yang berdampak pada munculnya gelombang besar, kemudian dikenal dengan istilah tsunami. Selain itu, Van Bemmelen sudah memetakan peta gempa (seismic map) setelah gempa Jawa pada 23 Juli 1943. Gempa Jawa tahun 1943 merupakan salah satu gempa yang merusak, terdokumentasikan dengan baik (tabel dalam gambar 2). Peta gempa ini menjadi penting bagi pemerintah Hindia Belanda untuk merancang infrastruktur yang tahan gempa seperti jembatan, waduk, terowongan dan rel kereta.

Gambar 2. Tabel kerusakan dan korban jiwa berdasarkan area yang terdampak akibat gempa 23 Juli 1943 (Van Bemmelen, 1949).
Gambar 2. Tabel kerusakan dan korban jiwa berdasarkan area yang terdampak akibat gempa 23 Juli 1943 (Van Bemmelen, 1949).
Selain gempa yang terjadi di Jawa pada 1943, buku ini juga mencatat frekuensi kejadian gempabumi yang terjadi pada tahun 1936 sebanyak 490 kejadian. Terdiri dari Sumatra 149 kejadian, Jawa 128, Kepulauan Sunda (Nusa Tenggara) 27, Sulawesi 79, Maluku 81 dan New Guinea 26 kejadian.

Untuk wilayah Sumatra, beberapa kejadian gempa bumi terjadi akibat adanya aktivitas sesar aktif yang membelah Pulau Sumatra. Van Bemmelen menyebut sesar ini dengan sebutan Zona Semangko yang kemudian populer dengan Zona Sesar Sumatra ada juga yang menyebut dengan sebutan Sumatran Fault System. Beberapa kejadian gempa yang merusak tercatat, seperti Gempa Tapanuli 17 Mei 1892, Gempa Kerinci 3 Juni 1909, Gempa Padang 1926 dan Gempa Liwa 1933 (gambar 3).

Gambar 3. Peta sebaran kejadian gempa bumi di Sumatra tahun 1892-1933 (Van Bemmelen1949)
Gambar 3. Peta sebaran kejadian gempa bumi di Sumatra tahun 1892-1933 (Van Bemmelen1949)
Beberapa fakta yang terdokumentasikan dalam buku The Geology of Indonesia menjadi acuan bagi kita bahwa Indonesia adalah salah satu negara yang sering terjadi gempa, dan ini bukan saja terjadi sejak zaman Belanda bahkan jauh sebelum bangsa kolonial bertandang ke nusantara. Konon kabarnya, beberapa kerajaan besar, seperti Kerajaan Majapahit salah satunya lenyap peradabannya dikarenakan gempa besar yang terjadi pada masa itu. 

Dari sisi ilmu geologi, kejadian gempa bumi yang sering terjadi sangat dipengaruhi posisi Indonesia yang berada pada pertemua lempeng besar dunia, yaitu lempeng Indo-Australia, lempeng Eurasia, lempeng Pasifik dan lempang Philipine. Keempat lempeng tersebut berkontribusi besar pada kejadian gempa bumi di Indonesia. Selain itu, keberadaan sesar-sesar aktif di daratan yang terbentuk akibat aktivitas tumbukan lempeng, menjadi sisi lain sumber gempa bumi di Indonesia.

Setelah gempa bumi dan tsunami Aceh tahun 2004, perhatian pemerintah dan masyarakat terhadap bahaya gempa bumi meningkat. Lahirnya Undang-Undang No. 24 tahun 2007 tentang Penanggulangan Bencana dan terbentuknya Badan Nasional Pananggulangan Bencana merupakan salah satu bentuk nyata. Selain itu hadirnya lembaga-lembaga penelitian kegempaan di instansi pemeritah seperti BMKG, BPPT, LIPI dan Badan Geologi serta institusi perguruan tinggi.  

Hal ini memberikan pelajaran penting dan berharga bagi Indonesia sebagai negara yang rentan terjadi gempa bumi, untuk selalu melakukan upaya pengurangan risiko gempa bumi. Upaya itu bisa dilakukan melalui langkah pendidikan, penelitian, sosialisasi dan pembangunan infrastruktur yang aman gempa.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun