Kejadian gempa yang menghentakkan selatan Jawa Tengah pada hari Sabtu (25/01/2014) seakan mengingatkan kita untuk selalu waspada. Memang kejadian gempa tersebut tidak membangkitkan gelombang tsunami, karena magnitudo yang relatif lebih kecil. Akan tetapi dengan hadirnya beberapa gempa susulan menandakan bahwa selatan Jawa masih menyimpan ancaman gempa bumi. Kondisi ini tentu saja kejadian gempa ini tidak bisa diabaikan begitu saja. Sinyal alam yang diberikan oleh gempa Kebumen beberapa waktu lalu memberikan pemahaman bahwa energi gempa masih tersimpan di selatan Jawa.
Jika melirik ke belakang, maka ada beberapa kejadian gempa yang pernah terjadi di selatan Jawa. Beberapa diantaranya menimbulkan dampak kerusakan dan gelombang pasang tsunami. Saya mencoba mengumpulkan beberapa kejadian gempa di selatan Jawa. Data kejadian gempa tersebut diambil dari katalog gempa USGS dan ditampilkan dengan menggunakan Generic Mapping Tools (GMT). Data sejarah kejadian gempa yang diplot sejak tahun 1976 – 2013 dengan magnitudo lebih dari 5.
[caption id="attachment_319611" align="aligncenter" width="300" caption="Sebaran kejadian gempa bumi di selatan Jawa (1976-2013). Gambar adalah koleksi pribadi"][/caption] Tentu saja masih segar dalam ingatan kita kejadian gempa bumi pada 17 Juli 2006 di selatan Jawa Barat. Gempa yang berkekuatan 7,7 M dan membangkitkan gelombang tsunami setinggi 15 meter yang merengut sekitar 730 jiwa. Kejian gempa dan tsunami yang melanda selatan Jawa bukanlah yang pertama kali. Sebelumnya pada 2 Juni 1994, gempa dengan magnitudo 7.8 juga pernah terjadi di Banyuwangi yang membangkitkan gelombang tsunami 13 meter.
Melihat besarnya dampak kerusakan dan banyaknya korban jiwa akibat gempa bumi. Sehingga muncul pertanyaan, mungkinkah gempa itu diprediksi?
Sebuah pertanyaan yang tidak mudah dijawab oleh para ahli yang berkecimpung dalam bidang ilmu kebumian khususnya gempa bumi. Sepengetahuan saya, sampai saat ini belum ada pengetahuan dan teknologi yang dapat memprediksi kejadian gempa bumi dengan akurat dalam hitungan tahun, bulan, hari, jam, menit dan detik. Belum ada kemampuan pengetahuan manusia sampai ke hal itu. Dan pastinya itu semua masih dalam rahasia Yang Maha Kuasa. Namun yang dilakukan para ahli adalah mempelajari fenomena alam gempa bumi sehingga bisa memberikan informasi yang baik dalam hal rekayasa bangunan yang aman terhadap gempa.
Dalam kaca mata ilmu pengetahuan, fenomena gempa bumi dapat dijelaskan sebagai gerakan tiba-tiba dibagian kerak bumi sehingga membangkitkan getaran yang tersebar dalam bentuk gelombang dan merambat ke sejumlah bagian permukaan bumi yang dirasakan sebagai gempa. Kejadian gempa bumi bukanlah proses yang sederhana, karena gempa tektonik terjadi pada kedalaman 10 km dan bahkan sampai 100 km di bawah permukaan bumi. Tentunya untuk mengamatinya harus menggunakan bantuan alat dan teknologi agar bisa mengetahui kondisi yang ada di dalam perut bumi. Salah satunya adalah teknologi seismic tomography yang dapat mengamati isi perut bumi seperti halnya seorang dokter ahli kandungan memeriksa perkembangan janin dalam kandungan seorang ibu. Selain itu ada juga teknologi GPS (Global Positioning System) dengan ketelitian tinggi yang dapat mengamati pola dan mekanisme pergerakan lempeng bumi dipermukaan akibat pengaruh subduksi dan aktivitas patahan aktif. Akan tetapi teknologi tersebut di atas baru hanya bisa memprediksi kejadian gempa bumi dalam skala waktu yang panjang yaitu 10 atau 50 tahun dan daerah mana saja yang berpotensi terjadinya gempabumi. Akan tetapi untuk ketepatan perkiraan waktu kejadian gempa dalam bulan, minggu, hari, jam, menit dan detik sampai sekarang belum bisa dilakukan, dan juga lokasi kejadian gempa belum bisa diperkirakan secara tepat.
Sejauh ini, ilmu kebumian yang dikuasai manusia baru sebatas merekam gempa yang terjadi baik waktu, lokasi kejadian, besar kekuatan dan intensitasnya. Sampai sekarang belum ada metoda dan teknik prediksi gempa yang tepat dan teruji secara ilmiah. Memang ini bukan sesuatu yang mudah, dari beberapa jurnal ilmiah yang membahas tentang kejadian gempabumi belum menyimpulkan secara pasti kapan dan dimana gempa berikutnya pasti akan terjadi. Namun sebagian besar para ahli kegempaan masih terus melakukan penelitian untuk mengungkapkan rahasia dibalik kejadian gempabumi.
Sepakat atau tidak, sampai saat ini kejadian gempa bumi masih misteri. Lebih kurang sama halnya dengan misteri hari kematian kita. Karenanya penting bagi kita untuk terus meningkatkan kewaspadaan guna mengurangi dampak risikonya.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H