Mohon tunggu...
Zulfaisal Putera
Zulfaisal Putera Mohon Tunggu... Administrasi - Budayawan, Kolumnis, dan ASN

Berbagi dengan Hati

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Malingai Sungai

10 Juni 2016   22:40 Diperbarui: 10 Juni 2016   22:42 46
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Foto dokumen pribadi Zf

Masih layakkah kota Banjarmasin disebut sebagai Kota Seribu Sungai? Pertanyaan ini sering muncul di benak warga kota yang merasa miris melihat kondisi sungai-sungai di Banjarmasin. Sungai yang dulu menjadi prasana utama transportasi masyarakat Banjar sekarang sudah mulai lengang. Begitu juga dari segi jumlah, sudah terlalu banyak sungai yang menghilang.

Menurut catatan Dinas Sumber Daya Air dan Drainase Kota Banjarmasin, jumlah sungai di kota Banjarmasin memang makin berkurang. Data Tahun 2015, jumlah sungai di Banjarmasin sebanyak 150 buah dan yang sudah teridentifikasi serta dibuatkan SK-nya hanya 102 buah. Bandingkan data Tahun 2009, jumlah sungai masih 195 buah dan terindentifikasi 110.

Melihat data tersebut tentu kita perlu prihatin. Sungai sebagai ikon kota Banjarmasin, bahkan menjadi urat nadi kehidupan masyarakat sejam zaman bahari, makin kehilangan ruh-nya. Bukan sekadar persoalan kuantitas sungainya, tetapi juga kualitasnya, yang meliputi fungsi dan kondisi sungainya. Kita tentu tidak ingin sungai sungai ini nanti hanya menjadi artefak.

Saya pikir, siapa pun yang menghuni kota Banjarmasin ini pasti punya keprihatinan yang sama. Namun, keprihatinan ini harus juga diikuti dengan pemikiran dan usaha yang serius untuk mengatasi masalah ini. Tersebab persoalan sungai sangat kompleks. Bukan sekadar normalisasi fungsi sungai, melainkan juga menyentuh persoalan budaya masyarakat yang tinggal di sepanjang sungai.

Kita takbisa menutup mata, bagaimana pun majunya perkembangan pembangunan kota, terutama dengan terbukanya daerah daerah baru untuk pemukiman, masih sangat banyak masyarakat kita yang tinggal di sepanjang atau di atas sungai dan menggantungkan hidupnya dengan sungai. Akibatnya adalah lebar sungai semakin menyempit dan kedalamannya semakin dangkal, termasuk tingkat pencemarannya yang tinggi.

Tentu takmudah mengubah prilaku masyarakat yang hidup di sepanjang sungai. Apalagi mereka sudah menghuni turun temurun berpuluh puluh tahun. Diperlukan bukan hanya pendekatan kebijakan politik pemerintahan kota, melainkan juga pendekatan budaya untuk membuat mereka mau direlokasi. Pemko Banjarmasin tentu sudah berpengalaman ketika membebaskan sungai sepanjang Veteran dan Sungai Baru, sekali pun tingkat kesulitannya bisa berbeda.

Taksalah jika Pemko harus menggandeng masyarakat untuk atasi masalah ini. Sabtu, 22 Agustus 2015, saya mengikuti pertemuan sekelompok orang yang prihatin dengan kondisi sungai ini. Dengan difasilitasi Bappeda Kota Banjarmasin, pertemuan ini melahirkan sebuah komitmen untuk itu dengan membentuk sebuah komunitas “Masyarakat Peduli Sungai” atau disingkat “Malingai”. Ferry F. Hoesain, yang selama ini bergelut di bidang lingkungan terpilih menjadi Ketua.

Tugas berat menghadang komunitas ini. Ratusan sungai, besar maupun kecil, yang masih tampak atau pun sudah tertutup, harus menjadi perhatian serius. Tentu taksedikit anggaran dan tenaga yang diperlukan. Masyarakat di luar komunitas ini, terutama yang tinggal sepanjang sungai adalah big power yang harus dilibatkan secara penuh. Mari kita bersama malingai sungai agar kembali permai di kota Seribu Sungai. ***


Catatan : Saya adalah salah satu deklarator Malingai (belakangan diganti menjadi 'Melingai') dan dipercaya menjadi Sekretaris dalam kepengurusannya. Sejak bulan September 2015 menyatakan diri keluar dari Melingai karena hak intelektual saya dikebiri oleh segelintir pengurus lainnya.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun