Mohon tunggu...
Zulfaisal Putera
Zulfaisal Putera Mohon Tunggu... Administrasi - Budayawan, Kolumnis, dan ASN

Berbagi dengan Hati

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

Misteri Dunia Trans 7: Ular Tangkalaluk dan Ular Nabau

11 September 2021   21:48 Diperbarui: 11 September 2021   21:55 5949
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Foto : news.detik.com
Foto : news.detik.com
Legenda adanya Ular Nabau ini kembali mencuat ketika ular Nabau yang sedang berenang pertama kali tertangkap kamera pada bulan Oktober 2009. Kemudian terlihat lagi dan sempat difoto oleh Tim Wilayah Bencana Banjir dari atas helikopter pada tanggal 11 Februari 2019. Saat itu, ular Nabau terlihat berenang membelah sungai Baleh, Sibu, Serawak.

Jika diperhatikan dengan lebar dan panjang sungai yang diapit oleh hutan rimba, maka ular Nabau itu sangat besar dan panjang karena memenuhi sungai. Perkiraan sekitar 80 -- 100 meter. Bagian kepalanya menyerupai naga dilengkapi tujuh lubang hidung. Ada yang menyebut inilah Anaconda sebenarnya.

Foto penampakan ular Nabau itu menimbulkan pro dan kontra. Ada yang percaya foto itu benar, tetapi juga ada yang menyebut itu foto rekayasa. Namun, foto itu membuat heboh dunia. Apalagi setelah dimuat di Utusan Sarawak, New Strait Times, hingga The Telegraph asal Inggris. Tentu, media media tersebut tidak akan sembaran memuat kalau foto itu dianggap bohong.

Di balik heboh foto itu, legenda ular Nabau memang menjadi sebuah misteri yang diyakini. Apalagi ada seorang pria asal Siam datang berkunjung. Pria itu mengatakan bahwa ia bermimpi usai mengunjungi Batu Nabau bahwa batu Nabau merupakan ular sejati yang harus diberi penghormatan.

Sejak itu mulailah ritual penghormatan dilakukan oleh orang-orang Siam dengan membawa dupa dan lilin pada batu tersebut. Orang-orang Iban terkejut, tetapi kemudian orang Siam mengatakan ibadah dan persembahan yang dilakukan sudah diterima oleh ular yang ada di dalam mimpi tersebut.

Orang-orang Tionghoa juga melakukan ritual dengan melempar koin, telur mentah dan menumpahkan susu ke batu tersebut. Mereka juga melukis batu tersebut dengan garis-garis kuning sehingga bentuknya menyerupai ular. Orang-orang Tionghoa juga membangun tempat peristirahatan di dekat batu tersebut yang dikenal dengan nama Snake Rock.

Demikianlah sekadar penjelasan saya berdasarkan pengetahuan yang saya peroleh dari membaca berbagai sumber dan melihat beberapa video di Youtube. Percaya atau tidak, kembali kepada Anda. Yang pasti cerita tentang kedua ular itu menjadi bagian kehidupan masyarakat Kalimantan dan masyarakat Dayak secara turun temurun.

Hasil wawancara ini, setelah diedit, beberapa bagian telah  ditayangkan pada acara Misteri Dunia di Trans 7, Kamis (9/9) pukul 21.00 Wita (Zf)

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun