Mohon tunggu...
Zulfaisal Putera
Zulfaisal Putera Mohon Tunggu... Administrasi - Budayawan, Kolumnis, dan ASN

Berbagi dengan Hati

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

Misteri Dunia Trans 7: Ular Tangkalaluk dan Ular Nabau

11 September 2021   21:48 Diperbarui: 11 September 2021   21:55 5949
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

       

Jelang Magrib, Rabu sore (8/9), Trans 7 Jakarta, melalui Dheanda, host-nya, mengontak saya. Mereka meminta saya untuk menjelaskan tentang Ular Tangkalaluk dan Ular Nabau. Keterangan ini akan digunakan sebagai bagian dari sajian acara Misteri Dunia di Trans 7, yang biasa ditayangkan setiap malam, pukul 20.00 WIB atau 21.00 WITA. Wawancara dilakukan melalui Zoom selama 28:50 sejak pukul 20.30.

Cerita tentang Ular Tangkalaluk dan Ular Nabau memang bukan cerita baru. Kisah ini sudah sejak lama berkembang di masyarakat Borneo - Kalimantan tempo dulu, khususnya masyarakat Dayak. Namun kedua ular itu, berbeda dalam sejarah penceritaannya. Ular Tangkalaluk lebih kepada mitos. Sementara, Ular Nabau adalah sebuah legenda.

Penyebutan Ular 'Tangkalaluk' dalam bahasa setempat diartikan sebagai Phyton Raja, ular rimba belantara Dayak. Ada anggapan bahwa ular tersebut adalah sosok astral yang tak kasat mata, dan kerap diceritakan secara lisan oleh Suku Dayak setempat. Namun, cerita dari mulut ke mulut itu berkembang menjadi sosok ular yang nyata, atau terlihat oleh mata.

Sosok ular ini mulai mencuat lagi ketika akun Instagram Garda Satwa Foundation memuat foto foto ular yang terbakar akibat amukan api yang melahap hutan. Dalam foto itu, ada ular yang sangat besar dengan leher yang terikat tali rafia. Ular itu terlihat hangus meskipun masih utuh. Yang menarik ukuran ular itu sangat besar.

Foto : facebook Garda Satwa Foundation
Foto : facebook Garda Satwa Foundation
Dari foto foto yang beredar itulah memunculkan bahwa sosok ular yang terbakar itu adalah Tangkalaluk. Besar dan panjang badannya, melebihi ular besar pada umumnya. Bahkan ada yang menyebutnya sebagai Anaconda-nya Kalimantan karena memiliki kemiripan dengan Anaconda yang ada di pedalaman belantara hutan tropis Amazon di Brazil.

Muncul juga cerita bahwa ular tersebut bisa menyamarkan suaranya hingga terdengar seperti suara rusa,orang utan atau suara burung untuk menarik perhatian mangsanya. Adapun makanan favorit Tangkalaluk adalah babi hutan, harimau dahan, dan hewan besar lainnya. Benar atau tidaknya adanya ular Tangkalaluk, menurut saya, masih menjadi mitos.

Sebutan Ular Nabau berasal dari Legenda Batu Nabau. Sebuah batu yang berbentuk ular. Lokasinya di daerah Engkilili, Serawak, Malaysia. Batu Nabau berbentuk silindris dengan panjang sekitar 9 meter dan diameter 2 m. Pada salah satu bagian ujungnya terlihat seperti kepala ular dan di ujung yang lain ditutupi semak-semak belukar.

Tempat Batu Nabau ini menjadi destinasi wisata. Pengunjung yang ingin melihat langsung Batu Nabau yang melegenda tersebut, biasanya singgah ke sebuah pemukiman Iban yang terdekat dengan lokasi batu ular itu. Pemukiman itu disebut rumah Bukong Atah. rumah panjang Iban dengan 14 pintu yang jaraknya hanya 50 meter saja dari batu tersebut. Batu Nabau sering disebut dengan Batu Lintang oleh para penghuni rumah panjang.

Dalam legenda cerita rakyat Iban Borneo Malaysia, Nabau merupakan seekor ular raksasa yang diameternya menyerupai drum dan panjang lebih dari 100 kaki. Penampakan ular ini di Sungai Balih Kapit hampir mirip dengan Monster Loch Ness yang ada di Skotlandia. Jenis ular ini adalah jenis ular piton dan memiliki kekuatan mistis dalam cerita rakyak Iban. Menurut masyarakat setempat, Nabau ini juga pernah muncul di daerah Stambak Ulu dan Ili di Betong, Serawak.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun