lingkungan dan kehilangan budaya.
Lagu yang berjudul "Tarian Penghancur Raya" yang dipopulerkan oleh .Feast mengandung makna yang dalam terutama dalam konteks kritik sosial terhadap kerusakanLagu ini menggambarkan berbagai bentuk kerusakan lingkungan didalam liriknya yang berbunyi "Efek rumah kaca tiba-tiba suddenly di mana-mana" dan "Uap terlontar mengepung kota" dari lirik tersebut menggambarkan kerusakan alam seperti  polusi udara, pemanasan global, dan eksploitasi sumber daya alam dan menujukkan kritik pencemaran udara dan perubahan iklim
Selajutnya terdapat lirik yag berbunyi "Bank ahli industri teknologi, Etnografi produksi menggurui penghuni asli" Lirik tersebut mengkritik pihak-pihak yang mengeksploitasi alam yang merasa lebih tau dan merasa berkuasa tanpa mempedulikan flora dan fauna yang berada di alam, Hal itu diperkuat dengan lirik yang berbunyi "Kerja bakti menyusun neraka, Kita miliki bahan bakarnya" lirik tersebut menggambarkan ketidakpedulian manusia dan menggambarkan bagaimana manusia berkontribusi dalam perusakan lingkungan
Selain itu juga dalam lagu tersebut menggambarkan tentang kehilangan budaya, dalam liriknya yang berbunyi "Berbicara cepat bilang haram, kearifan lokal yang dibungkam" Lirik yang ditulis ini mengkritik tentang sikap masyarakat yang cepat menghakimi dan mengabaikan nilai-nilai tradisional tanpa pemahaman yang mendalamÂ
Dalam lirik yang lainnya juga membahas tentang moderenisasi yang tidak bijak "Trotoar lebar, bahan hijau, Tesla" Lirik terebut menggambarkan ironisnya pembangunan modern yang seollah-olah ramah lingkungan tetapi sebenarnya tetap tidak menyelesaikan masalah lingkunganÂ
Jadi lagu ini mengajak pendengar untuk merenungkan dampak dari kerusakan lingkungan dan kehilangan budaya yang dilakukan oleh manusia, serta menyerukan perubahan melalu kata "Tarian Penghacur Raya".Â
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H