Mohon tunggu...
Zulfahmi Hendra
Zulfahmi Hendra Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa S1 Hubungan Internasional Universitas Muhammadiyah Yogyakarta

Hobi saya dalam bidang olahraga dan budaya

Selanjutnya

Tutup

Seni

Mengenal Alat Musik Tradisional Sape Suku Dayak

13 Januari 2025   22:27 Diperbarui: 13 Januari 2025   23:27 20
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Foto Sape sumber:pngtree https://images.app.goo.gl/EG8jFLtBmoMah6Th7

Sape atau sering dikenal dengan Sampe, Merupakan alat musik tradisional suku Dayak yang berasal dari Kalimantan, Alat musik Sape sendiri memiliki nilai budaya yang tinggi dan berfungsi dalam berbagai aspek kehidupan masyarakat suku Dayak mulai dari hiburan hingga ritual adat.

Bahan dasar yang digunakan dalam pembuatan Sape yaitu kayu, jenis kayu yang biasanya digunakan dalam pembuatan alat musik ini kayu adau, dan sape memiliki dua senar hingga empat senar, Panjang dari Sape sekitar satu meter dengan bentuk yang menyerupai perah, Makna dari bentuk sape sendiri yaitu mencerminkan kedekatan masyarakat Dayak dengan alam dan tradisi mereka dan pada bagian tubuh sape terdapat ukiran motif khas Suku Dayak.

Proses pembuatan Sape mengikuti tradisi dan teknik dasar pembuatan yag telah diwariskan secara turun-menurun oleh para leluhur dan pembuat dari sape sendiri harus memahami ilmu-ilmu dasar pembuatannya, Sape dimainkan secara dipetik seperti gitar tetapi teknik permainanya mengikuti perasaan pemainnya.

Dalam konteks budaya Sape sendiri tidak hanya sebagai alat musik saja tetapi sebagai sarana untuk menceritakan kisah-kisah legenda dan mitologi masyarakat Dayak. Alat musik Sape sering digunakan dalam upacara adat seperti Gawai Dayak dan ritual pengobatan tradisional. Logika-logika yang diberikan oleh para orang tua masyarakat Dayak kepada anaknya untuk mengenal tentang budaya mereka salah satunya mengenalkan alat musik Sape ini, Sehingga generasi muda Suku Dayak dapat mengekspresikan perasaan mereka dan beradaptasi dengan perkembangan zaman, termasuk mengkolaborasikan sape dengan alat musik modern.

Namun, Sape memiliki tantangan di era modernisasi meskipun popularitasnya meningkat di kalangan anak muda dan diluar komunitas Suku Dayak, Keberadaan Sape perlu dilestarrikan agar tidak punah ditelan arus globalisasi.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Seni Selengkapnya
Lihat Seni Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun