musik tradisional suku Dayak yang berasal dari Kalimantan, Alat musik Sape sendiri memiliki nilai budaya yang tinggi dan berfungsi dalam berbagai aspek kehidupan masyarakat suku Dayak mulai dari hiburan hingga ritual adat.
Sape atau sering dikenal dengan Sampe, Merupakan alatBahan dasar yang digunakan dalam pembuatan Sape yaitu kayu, jenis kayu yang biasanya digunakan dalam pembuatan alat musik ini kayu adau, dan sape memiliki dua senar hingga empat senar, Panjang dari Sape sekitar satu meter dengan bentuk yang menyerupai perah, Makna dari bentuk sape sendiri yaitu mencerminkan kedekatan masyarakat Dayak dengan alam dan tradisi mereka dan pada bagian tubuh sape terdapat ukiran motif khas Suku Dayak.
Proses pembuatan Sape mengikuti tradisi dan teknik dasar pembuatan yag telah diwariskan secara turun-menurun oleh para leluhur dan pembuat dari sape sendiri harus memahami ilmu-ilmu dasar pembuatannya, Sape dimainkan secara dipetik seperti gitar tetapi teknik permainanya mengikuti perasaan pemainnya.
Dalam konteks budaya Sape sendiri tidak hanya sebagai alat musik saja tetapi sebagai sarana untuk menceritakan kisah-kisah legenda dan mitologi masyarakat Dayak. Alat musik Sape sering digunakan dalam upacara adat seperti Gawai Dayak dan ritual pengobatan tradisional. Logika-logika yang diberikan oleh para orang tua masyarakat Dayak kepada anaknya untuk mengenal tentang budaya mereka salah satunya mengenalkan alat musik Sape ini, Sehingga generasi muda Suku Dayak dapat mengekspresikan perasaan mereka dan beradaptasi dengan perkembangan zaman, termasuk mengkolaborasikan sape dengan alat musik modern.
Namun, Sape memiliki tantangan di era modernisasi meskipun popularitasnya meningkat di kalangan anak muda dan diluar komunitas Suku Dayak, Keberadaan Sape perlu dilestarrikan agar tidak punah ditelan arus globalisasi.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H