Mohon tunggu...
Zulfah AnaliAgustin
Zulfah AnaliAgustin Mohon Tunggu... Mahasiswa - Universitas Sriwijaya

Mahasiswa Semester 5 Program Studi Pendidikan Masyarakat Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Saya sangat Menyukai hal hal baruu✨

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Kesenjangan Keterwakilan dalam Kepemimpinan: Mengapa Perempuan Masih Kurang Diwakili di Tingkat Pengambilan Keputusan?

11 Maret 2024   18:47 Diperbarui: 11 Maret 2024   18:50 75
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilmu Sosbud dan Agama. Sumber ilustrasi: PEXELS

Dalam era modern yang semakin berkembang, isu kesetaraan gender menjadi sorotan utama dalam pembahasan mengenai pembangunan dan kemajuan sosial. Salah satu aspek yang krusial adalah keterwakilan perempuan dalam kepemimpinan, terutama dalam proses pengambilan keputusan yang memengaruhi arah dan kebijakan suatu entitas, baik itu negara, organisasi, atau lembaga lainnya.

Meskipun telah terjadi kemajuan signifikan dalam upaya memperjuangkan kesetaraan gender, namun kenyataannya, perempuan masih menghadapi tantangan besar dalam mencapai posisi kepemimpinan yang setara dengan laki-laki. Data statistik menunjukkan bahwa gap keterwakilan masih sangat nyata, baik dalam arena politik, bisnis, maupun sektor publik lainnya.

Kesenjangan keterwakilan perempuan dalam kepemimpinan merupakan masalah yang tidak hanya mencoreng prinsip kesetaraan gender, tetapi juga menghalangi kemajuan sosial dan ekonomi yang berkelanjutan. Fenomena ini mencerminkan ketidakseimbangan dalam peluang dan akses bagi perempuan untuk mengambil peran penting dalam proses pengambilan keputusan yang memengaruhi banyak aspek kehidupan kita.

Alasan di balik rendahnya keterwakilan perempuan dalam kepemimpinan tidaklah sederhana. Norma-norma budaya yang masih mengakar, stereotip gender yang membatasi persepsi terhadap perempuan, serta kurangnya dukungan sistemik untuk memfasilitasi partisipasi perempuan dalam politik dan bisnis menjadi faktor-faktor utama yang perlu diatasi.

Tidak dapat dipungkiri bahwa perempuan memiliki kemampuan, visi, dan kontribusi yang berharga dalam pembentukan kebijakan dan pengambilan keputusan. Oleh karena itu, peningkatan keterwakilan perempuan dalam kepemimpinan bukan hanya masalah moral, tetapi juga kebutuhan strategis untuk menciptakan lingkungan yang lebih inklusif, beragam, dan responsif terhadap kebutuhan seluruh masyarakat.

Penting bagi kita semua untuk terlibat aktif dalam memperjuangkan kesetaraan gender, mulai dari mengubah sikap dan persepsi di tingkat individu hingga mendukung kebijakan dan inisiatif yang mempromosikan keterwakilan perempuan dalam semua aspek kehidupan publik. Hanya dengan upaya bersama, kita dapat menciptakan dunia di mana setiap individu, tanpa memandang jenis kelamin, memiliki kesempatan yang sama untuk berkontribusi dan berkembang secara maksimal.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun