Mohon tunggu...
Teknik Kimia
Teknik Kimia Mohon Tunggu... Editor - Universitas Negeri Semarang

Teknologi | Sains | Riset

Selanjutnya

Tutup

Joglosemar

Pererat Kolaborasi Perguruan Tinggi dengan UMKM, UNNES Kembangkan Inovasi Effervescent Beras Kencur

21 Agustus 2024   22:30 Diperbarui: 21 Agustus 2024   22:50 172
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sumber: Dokumentasi Penulis

Rumah Produksi Bugedhe yang berada di bawah naungan CV Suryo Gedhe Group merupakan Usaha Mikro Kecil dan Menengah (UMKM) yang bergerak di bidang produksi minuman herbal, seperti serbuk beras kencur dan  kunyit asam. UMKM yang berada di bawah pembinaan Dinas Perindustrian dan Tenaga Kerja Kabupaten Kendal ini terletak di Desa Bulugede, Kecamatan Patemon, Kabupaten Kendal. 

Berdiri sejak tahun 2018, beberapa produk seperti kunyit asam dan beras kencur mempunyai pangsa pasar yang cukup luas, bahkan telah dikirim hingga ke beberapa negara seperti Singapore, Malaysia, dan Hongkong. Ibu Yulianti, S.T., M.T. dari Dinas Perindustrian dan Tenaga Kerja Kabupaten Kendal menyatakan bahwa secara umum, perkembangan UMKM ini meningkat cukup pesat karena Ibu Nurhidayah selaku pemilik tunggal BUGEDHE sangat terbuka terhadap berbagai pelatihan yang diadakan oleh Dinas Perindustrian dan Tenaga Kerja Kabupaten Kendal, diantaranya sertifikasi halal. Bahkan beliau saat ini tercatat sebagai salah satu auditor halal.

Menurut Ibu Nurhidayah, sebagian besar konsumennya adalah pekerja dengan mobilitas tinggi, sehingga permintaan akan produk dalam bentuk tablet terus meningkat untuk mempersingkat waktu penyeduhan. Selain itu, pendistribusian produk ke luar negeri menjadi tantangan dalam mempertahankan kualitas.

Sebagai institusi  yang aktif berperan dalam kegiatan pendidikan, penelitian, dan pengabdian kepada masyarakat, Universitas Negeri Semarang (UNNES) telah melakukan pengembangan produk serbuk beras kencur menjadi tablet effervescent. Harapannya, selain menghasilkan produk effervescent dengan waktu seduh kurang dari 5 menit, aktivitas antioksidan dan senyawa bioaktif dalam beras kencur tetap terjaga selama proses distribusi.

Kegiatan ini meliputi: (1) penelitian untuk menentukan formulasi optimal tablet effervescent beras kencur, dan (2) edukasi serta pemberdayaan pelaku UMKM Bugedhe melalui kegiatan pengabdian kepada masyarakat. Pelaksanaan kegiatan ini didanai oleh DPA LPPM UNNES dan dipimpin oleh Prof. Dr. Widi Astuti, S.T., M.T. (Teknik Kimia). Beliau dibantu oleh Dr. Triastuti Sulistaningsih, S.Si., M.Si. (Kimia), Radenrara Dewi Artanti Putri, S.T., M.T. (Teknik Kimia), Danang Subarkah Hadikawuryan, S.Si. (Teknik Kimia), serta beberapa mahasiswa Jurusan Teknik Kimia UNNES, di antaranya Sri Hayati, Muria Arya Dinata, Chrisna Devi Yonifasari, Nur Richma Wardania, Ghaefira Tasya Azani, Natasya Viona A, dan Ria Saputri. Selama proses penelitian dan pengabdian kepada masyarakat, tim UNNES juga dibantu oleh Zulfa Ajrina Fitri, S.T.P., mahasiswa magister ilmu pangan, The University of Melbourne.

"Sebagaimana kita ketahui, beras kencur, jamu tradisional khas Jawa, memiliki efek farmakologi yang luas. Minuman ini sering dikonsumsi untuk mengobati demam, dyspepsia, bahkan pencegahan kanker, stroke, dan penyakit jantung. Sifat ini disebabkan oleh adanya senyawa polifenol seperti ethyl-p-methoxy cinnamate, flavonoid dan a-terpineol, yang memiliki kemampuan mendonorkan hidrogen dari gugus hidroksilnya ke radikal peroksil (ROO*) dan membentuk ikatan H-O yang stabil, sehingga mampu mereduksi atau menghambat radikal bebas. Namun, senyawa fenolik ini sangat sensitif terhadap kondisi lingkungan selama penyimpanan, yang mengakibatkan hilangnya aktivitas antioksidan pada produk. Menyeduh produk dengan air panas, jika suhu tidak terkontrol, juga dapat menurunkan aktivitas antioksidan yang dikandungnya. Dengan menurunnya jumlah antioksidan dalam beras kencur maka fungsi minuman herbal ini sebagai penangkal radikal bebas pun menjadi hilang." papar Prof. Widi Astuti.

Atas dasar inilah kelompok riset UNNES mengubah bentuk fisik produk dari serbuk menjadi tablet effervescent. 

Sumber: Dokumentasi Peneliti
Sumber: Dokumentasi Peneliti

Dari sudut pandang ilmu pangan, Zulfa menjelaskan bahwa dalam mengembangkan produk pangan kaya antioksidan, penting untuk mempertimbangkan batasan kandungan senyawa polifenol. Selain demi keamanan konsumsi, polifenol juga dapat memengaruhi atribut sensori produk, seperti rasa, warna, aroma, tekstur, dan mouthfeel. Oleh karena itu, formulasi tablet effervescent ini dirancang sedemikan rupa untuk meningkatkan value produk sekaligus mempertahankan orisinalitas produk yang sudah ada.

Selama kegiatan berlangsung, tim riset juga secara rutin berdiskusi dengan Bugedhe untuk menyesuaikan produksi skala laboratorium dengan skala industri. Harapannya, melalui kegiatan ini, kualitas produk beras kencur Bugedhe dapat meningkat, masa simpan lebih lama, dan pangsa pasar semakin luas.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Joglosemar Selengkapnya
Lihat Joglosemar Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun