Memang agak canggung untuk pertama kalinya makan bersama dengan orang yang tidak saya kenal, namun saya mulai terbiasa dengan keadaan itu. Saat kami makan bersama saya dapat memberi makanan dan menerima makanan dari orang lain, contohnya seperti ada teman yang dijenguk dan dibawakan lauk pauk karna kami makan menggunakan nampan akhirnya lauk tersebut ditaruh ditengah nampan dan kami makan bersama. Adakalanya kami makan bertujuh akan tetapi hanya ada tiga cendok yang ada di nampan akhirnya kami bergiliran menggunakan cendok agar tetap bersama dan ada kalanya juga semua cendok hilang dan akhirnya kami semua makan menggunakan tangan.
Boleh dijenguk jika sudah 40hari di pesantren
Bagi santri baru, boleh dijenguk oleh orang tua apabila sudah sampai 40 hari. Adat ini dilakukan supaya para santri baru mampu mandiri dan para orang tua mampu mengikhlaskan anaknya untuk pergi mencari ilmu. Pada awalnya akan terasa sulit namun, setelah beberapa waktu menjelang akan terbiasa dengan hal itu. Setelah sebulan lebih menunggu santri akan mendapat hari penjengukan untuk mereka. Mereka akan bertukar cerita kepada orang tua mereka dan terkadang sikap mereka berubah menjadi lebih sopan dari pada sebelumnya. Para orang tua akan membawakan banyak sekali makanan untuk mereka dan mereka menyebutnya dengan "in" singkatan dari "inuk-inuk". Setelah mereka dijenguk mereka pun berbagi-bagi makanan dengan temanya.
Solat jamaah di lapangan karna makmum masbuk
Makmum masbuk iyalah makmum yang tetap mengikuti sholat jamaah namun tidak dari rakaat awal sudah ada rakaat yg tertinggal. Jadi pada waktu itu, terjadi ketika tiba sholat dhuhur saya bersama  teman-teman tidak sengaja tertidur di kamar setelah bangun ternyata di masjid telah iqamah. Kami akhrinya bergegas ambil wudhu dan salat dibelakang karena telat. Selesai salat dhuhur kami dipqnggil oleh pengurus karena menjadi makmum masbuk. Akhirnya kami disuruh solat dilapangan memang malu dilihat oleh santei lain namun hal tersebut menjadi pembelajaran bagi kami supaya dapat disiplin dan menghargai waktu
Paling dinanti : perpulangan ke kampung halaman
Perpulangan menjadi penantian para santri agar dapat berkumpul bersama keluarga. Biasanya kami hanya bisa pulang dua kali dalam setahun dan terkadang pulang hanya jika ada keperluan mendesak saja, karena sulit untuk meminta izin dari pihak pondok. Sebelum pulang kita mengadakan pengajian yang dipimpin oleh abah kyai sebagai pemilik pondok pesantren beliau mendoakan para santrinya supaya dapat selamat sampai pondok dan dapat menjaga almamater pondok pesantren. Setelah itu kami mushofahah, mushofahah yang berarti berjabat tangan atau saling bersalam-salaman, kami saling berjabat tangan untuk berpamitan dan juga saling maaf memaafkan.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H