Mohon tunggu...
Zulfa Fajriani
Zulfa Fajriani Mohon Tunggu... -

Unknown

Selanjutnya

Tutup

Cerpen

You're Unique, in Your Own Way :)

22 April 2012   04:01 Diperbarui: 25 Juni 2015   06:17 241
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Cerpen. Sumber ilustrasi: Unsplash

“Hey!” Ujarnya menahan lenganku. Aku terpaksa berbalik, menatap matanya.

“Kamu kenapa sih?” tanyanya pelan. Aku menundukkan kepalaku, mengalihkan pandangan mataku dari tatapan matanya. “Kenapa kamu menghindar?” sambungnya.

“Plis, lepasin tangan aku.”

Bisma menyerah. Dilepaskannya tanganku. Aku berlalu dari hadapannya. Aku tau, tatapannya masih belum terlepas dari punggungku.

***

Aku tertegun menatapnya dari kejauhan. Sungguh, telah lama aku mengaguminya. Mengagumi paras wajahnya, mengagumi sikapnya, mengagumi kepintarannya, mengagumi perhatiannya dan pedulinya padaku.

Tiba-tiba sosok yang tadi sedang bermain basket itu berjalan mendekatiku. Aku sedikit salah tingkah, tak berani menatap matanya.

“Hey,” sapanya seraya duduk di sampingku. Aku sedikit menggeser dudukku.

“Hai juga,” balasku sedikit kikuk.

“Gak jajan?” tanyanya. Aku tau itu hanya pertanyaan basa basi.

“Nggak, males. Eh maaf yah, aku ke kelas dulu,” ujarku terburu-buru. Sekilas aku melihat dia menatapku dengan pandangan heran.

Sebenarnya Bisma bukanlah pacarku. Aku dan dia hanya sebatas teman. Aku memang menyukainya. Tapi ada satu hal yang membuatku belakangan ini menghindar darinya.

***

Siang itu, sepulang sekolah, Bisma mencegatku, aku tak bisa menghindar lagi. Dia mengajakku ke taman belakang sekolah. Aku hanya tertunduk malu.

“Kamu kenapa sih sekarang sering menghindar dari aku?” tanyanya tegas. Aku tak berkutik.

“Eum, gak apa apa kok, aku gak menghindar, mungkin cuma perasaan kamu doang.”

“Perasaan aku gimana, orang setiap aku datengin kamu, kamunya selalu pergi. Ke kantinlah, ke kelaslah, dipanggil guru lah. Kamu tuh kenapa sih?”

“Nggak.”

“Aku ada salah sama kamu? Bilang. Aku gak tau apa salah aku kalo kamu gak bilang!”

“Nggak, kamu gak ada salah sama aku kok. Kamu malah baik banget sama aku.”

“Kalo aku gak salah, terus kenapa?”

“Iya, kamu itu baik banget sama aku. Terlalu baik malahan. Makanya, aku tuh merasa gak pantes buat kamu!”

“Hah? Kamu kenapa ngomong begitu?” Dia menundukkan wajahnya, memaksaku menatap matanya.

“Aku tau kamu itu eksis, banyak teman, banyak yang suka, dan kamu itu pintar! Dan aku itu cuma cewek kuper yang gak tau dan gak bisa apa-apa!” suaraku sedikit bergetar. Bisma sedikit terhenyak.

“Fab, dengerin aku.” Bisma mengangkat wajahku, mengarahkan mataku agar bertemu dengan matanya. "Aku tau, selama ini kamu bukanlah kamu yang sebenarnya," Aku menatap matanya. “Pernah gak kamu negerasa pengen nunjukkin semangat kamu ke orang orang biar seluruh dunia tau kalo Faby sama kayak semua orang, punya emosi dan bisa tertawa?”

Gantian aku yang terhenyak. Apa yang dibicarakan Bisma ini?

“Kenapa kamu, setau aku, gak pernah mencoba untuk nunjukkin diri kamu yang semangat?”

Aku terdiam.

“Aku yakin, kamu bisa kayak anak-anak yang lainnya. Tapi bukan berarti kamu harus jadi mereka. You're unique, in your own way.”

Aku sedikit tertegun.

“Satu hal yang perlu kamu tau. Aku suka sama kamu!”

Aku terhenyak. Dia meninggalkanku yang duduk mematung di kursi taman.

***

3 minggu sudah berlalu. Semenjak kejadian di taman itu, aku selalu terngiang-ngiang dengan kata-kata Bisma. Kata-katanya sudah merasuk ke hatiku, yang akhirnya membuatku bertekad untuk berubah. Berubah menjadi diriku sendiri, diriku yang sebenarnya, diriku yang lebih ceria, dengan caraku sendiri. Ya, Bisma berhasil membuka mataku, membuatku menyadari bahwa duniaku tak sesempit yang selama ini aku bayangkan. Aku merasa lebih nyaman belakangan ini.

***

"If you show me real love, Baby, I'll show you mine," ujarku tersenyum. Bisma membalasnya dengan tatapan hangat.

***

Siang itu Bisma menungguku di gerbang sekolah. Aku tersenyum melihatnya, seraya berlari kecil ke arahnya, dan menepuk pundaknya. Bisma menoleh, tersenyum jahil.

***

Oke, gue tau ini cerpen biasa banget, datar banget, dan gak ada sesuatunya, tapi itu semua karena sebenernya gue bikin ini buat tugas Bahasa Inggris gue, bukan buat bikin cerpen -_- Jadi kita dikasih tugas, bikin cerita yang berdasarkan lagunya Paris Hilton - Stars Are Blind, terus kita posting ke blog kita dan kumpulin secara online. Nah, ini versi B. Indonesia nya, buat versi B. Inggrisnya ada di http://thanksmarch.blogspot.com/2012/04/youre-unique-in-your-own-way.html. Itu blog gue juga, tapi bukan blog nyampah, cuma buat tugas Bahasa Inggris doang -_- Maap maaplah tuh kalo ada salah salah kata -_- Dan sebenernya tulisan ini pengalaman gue sendiri muahahah.

Visit my blog : http://pojokangalau.blogspot.com/ thanks :))

Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun