Mohon tunggu...
Zulfa Aulia Nurfaiza
Zulfa Aulia Nurfaiza Mohon Tunggu... Lainnya - Level Pemula

Daripada mumet dan bikin pusing pikiran, aku memilih menuliskan di sini. Sharing is caring, right? Stay safe, stay healthy❤️✨

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan Pilihan

"Kurikulum Corona" dan Lika-Liku Tahun Ajaran Baru 2020/2021 di Indonesia

26 September 2020   19:08 Diperbarui: 26 September 2020   19:18 176
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Terlebih lagi anak usia TK yang baru mengenal dunia sekolah sangat berbeda dengan zaman dulu. Saat ini mereka belum merasakan perubahan yang signifikan karena intensitas pertemuan dengan teman-temannya sangat terbatas. 

Padahal di usia tersebut adalah usia yang pas untuk mengajarkan anak tesebut bersosialisasi. Tentang bagaimana cara memperkenalkan diri, mengaplikasikan kata maaf, tolong dan terima kasih saat sedang bersekolah, menghormati guru dan lain sebagainya. Sekalipun memang usia TK anak masih belajar sambil bermain, bersosialisasi tetap penting untuk diajarkan sejak dini.

2. Siklus Kehidupan Berubah Cenderung Kacau

Adanya jadwal belajar serta kegiatan-kegiatan ekstrakulikuler misalnya, merupakan sebuah cara untuk membentuk karakter seseorang menjadi terorganisir dan terstruktur. Hal tersebut kini sudah tidak mungkin untuk dicapai karena situasi pandemi mencekam seperti saat ini. 

Ketika sekolah berjalan seperti biasa pada era sebelum corona, jam istirahat di malam hari akan dipercepat agar bisa segera bangun di keesokan harinya. Begitu pula dengan aktivitas selama hampir seharian penuh yang mendorong tubuh yang kelelahan untuk segera beristirahat. 

Saat ini, tubuh yang sangat minim akan aktivitas di luar rumah cenderung tidak mudah merasakan lelah fisik. Yang demikian tadi bisa dikategorikan sebagai faktor mengapa di malam hari orang masih saja terjaga atau bahkan begadang. 

Di satu sisi, keesokan harinya ketika nereka akan memulai kegitan seperti tatap muka, mereka tidak terburu-buru untuk mandi, sarapan, memakai baju yang rapi (kecuali yang diwajibkan daring tetap berseragam) yang akhirnya membuat mereka menjadikan begadang sebagai rutinitas.

3. Keterbatasan Memperoleh Pinjaman Buku Fisik

Bagi sebagian pencari ilmu yang sudah memasuki jenjang pendidikan di lingkungan perguruan tinggi pasti memasukkan poin ke tiga ini sebagai salah satu sumber frustasi dalam kehidupan merekaa saat pandemi. 

Bagaimana tidak, sekalipun sudah tersedia banyak jurnal online, namun ketika diminta untuk turut menyertakan buku fisik lah yang tidak mudah bagi sebagian orang. Sebab tidak semua orang memiliki level ekonomi yang sama, sehingga tidak mungkin tiap membutuhkan buku fisik harus terlebih dahulu membelinya. 

Apalagi di kondisi seperti sekarang, kita dituntut untuk mengolah keuangan sebaik mungkin agar dapat melangsungkan kehidupan di tengah keterpurukan perekonomian. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun