Tiga puluh lima mahasiswa jurusan Pendidikan Bahasa Arab (PBA) UMY baru saja melaksanakan KKL Internasional dengan negara tujuan Singapura dan Malaysia. Mengusung tema 'Tingkatkan Wawasan Internasional melalui Pengenalan Budaya dan Pendidikan Antarnegara' membuat mahasiswa antusias mengikuti KKL yang berisi kegiatan akademik dan non akademik ini.
Pada kunjungan akademik, mahasiswa PBA UMY bertandang ke kampus-kampus di Malaysia seperti Universiti Sains Islam Malaysia (USIM) di Negeri Sembilan dan Universitas Teknologi MARA (UiTM) di Selangor. Selain bertujuan untuk menjalin silaturahmi antar perguruan tinggi internasional, mahasiswa dari dua belah pihak juga dipersilahkan untuk unjuk kebolehan dalam berbahasa Arab dalam kesempatan tersebut.
Sebut saja Ahmad Dzaki yang sukses mempresentasikan penelitiannya mengenai media belajar Bahasa Arab di USIM, Kelompok-kelompok debat dari UiTM yang membuat penonton bertepuk tangan kagum atas argumen berbahasa Arab yang mereka lontarkan, dan beberapa mahasiswa yang piawai menghanyutkan suasana dengan memerankan potongan drama Tenggelamnya Kapal Van Der Wijck. Selain itu, mahasiswa juga menyempatkan untuk mengadakan sharing session bersama alumni PBA UMY di Kuala Lumpur pada KKL yang diselenggarakan tanggal 9-13 Januari ini.
Salah satu agenda tersirat yang menarik perhatian penulis pada KKL tahun ini adalah 'Safari Masjid'. Seberapapun jauh kaki melangkah, ada satu ruang yang sudah selayaknya kita jadikan sebagai tempat pulang, beristirahat dari hiruk pikuk dan lelahnya aktivitas di dunia. Yaitu ruang-ruang untuk sholat.
Selama perjalanan 5 hari 4 malam, mahasiswa dibawa berkeliling ke beberapa masjid di Singapura dan Malaysia. Beberapa diantaranya adalah Masjid Sultan , Masjid Putrajaya, Masjid Salahuddin atau yang dikenal dengan Masjid Biru, dan Masjid Jamek Kuala Lumpur. Untuk perbandingan, masjid-masjid di kedua negara tersebut memang jauh lebih sedikit jumlahnya dibanding yang kita temui di Indonesia. Namun, kualitas dan makmurnya masjid-masjid di Singapura dan Malaysia tentu bagus dan patut diacungi jempol. Mulai dari letaknya yang strategis, kemampuan menampung banyak jamaah, interior yang khas dan menarik, serta fasilitas-fasilitas lain.
Selain mengunjungi masjid-masjid, mahasiswa juga dibikin terkesan dengan menu makanan yang disediakan oleh restoran-restoran yang dikunjungi selama perjalanan. Selain Nasi Kandar yang merupakan khas dari Negeri Jiran tersebut, mahasiswa juga berkesempatan mencicip beberapa menu dari restoran muslim India, Bangladesh, Melayu, serta street food yang ada di Malaysia dan Singapura.
Harapan yang dilayangkan mahasiswa dan juga pihak kampus dari terselenggarakannya kegiatan KKL Internasional ini adalah bertambahnya wawasan mahasiswa mengenai lingkungan belajar (bahasa Arab maupun non bahasa Arab) di beberapa negara Asia Tenggara, serta banyaknya hal baik yang bisa dipelajari dan diterapkan dalam dunia pendidikan di Indonesia.
Febrianty, salah satu mahasiswi peserta KKL mengatakan bahwa kegiatan ini menghadirkan banyak kesan baik untuknya. Selain dari sisi akademik, mahasiswa juga pastinya mendapatkan banyak sekali pengalaman yang baru, unik, dan tak dapat dilupakan.
"KKL INTERNASIONAL PBA UMY 2020, INVESTASI MASA DEPAN !!!" (zul)
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H