Disclaimer tulisan ini bukan spoiler atau review film.
Saya baru saja selesai menonton film berjudul "Air", sebuah film yang menceritakan bagaimana perjalanan salah satu brand sportswear asal Amerika yaitu Nike mampu mengubah pasar sepatu basket masa itu yang dikuasai oleh brand Converse & Adidas beralih ke Nike.
Kisah nyata ini menceritakan bagaimana Nike mampu mengakuisisi seorang rookie potensial yaitu Michael Jordan untuk menjadi brand ambassadornya. Tidak memerlukan waktu yang lama setelah akusisi tersebut berhasil dan Nike merilis siganture shoes pertamanya Nike langsung merajai pasar sepatu basket pada masa itu. Tidak kurang dari 1 juta dollar Nike dapatkan dari penjualan sepatu tersebut. Banyak hal yang dapat dipetik dari pengalaman Nike mampu merubah pasar hanya dalam kurun waktu satu tahun untuk menjadikannya market leader.Â
So, how do they made it?
Mempertaruhkan segalanya
Pada era 80an divisi bola basket di Nike hanya memiliki 17% dari market share di Amerika Serikat dan terancam akan tutup jika tidak berhasil meningkatkan penjualan.Â
Phil Knight selaku CEO Nike telah mengelontorkan dana sebesar USD 250.000 untuk melakukan endorsement ke beberapa pemain NBA berpotensial. Namun, Sonny Vaccoro selaku yang bertanggung jawab akan pekerjaan ini meminta tambahan dana untuk ia bisa mendapatkan tanda tangan pemain bintang. Namun permintaan itu di tolak oleh CEO.
Sonny Vaccaro akhirnya memutuskan untuk menghabiskan seluruh dana yang telah disiapkan tersebut untuk mendapatkan tanda tangan satu orang yaitu Michael Jordan.Â
Meyakinkan Michael Jordan ia akan menjadi seorang mega bintang
Nike memliki seorang Guru yang sangat mengerti akan dunia bola basket yaitu Sonny Vacarro. Ia adalah pemandu bakat yang sangat jeli dalam melihat kemampuan seorang pemain basket, dan juga ia memiliki insting kuat akan seorang pemain yang berada di lapangan.
Melihat aksi Michael Jordan semasa kuliah Sonny yakin jika seorang Michael Jordan akan menjadi pemain mega bintang tidak hanya di NBA tapi juga menjadikannya atlet bola basket terbaik sepanjang masa. Sonny is right, hingga saat ini legitimasi seorang Michael Jordan sulit dilupakan oleh para pecinta bola basket di seluruh dunia.
Menjadikannya eksklusif
Saat itu Converse dan Adidas pun turut bersaing bersaing dalam mendapatkan tanda tangan Michael Jordan. Namun, dengan jeli Sonny Vaccaro sudah sangat mengetahui keduanya memiliki kelemahan, memanfaatkan kelemahan dua pesaingnnya tersebut, Sonny akhirnya dapat meyakinkan Michael Jordan dan sang ibu untuk  memilih Nike.Â
Adidas saat itu sudah terlebih dahulu mensponsori bintang basket lain seperti Larry Bird dan Julius Erving. Kedua nama tenar ini sudah terlebih dahulu berada di NBA ketimbang seorang Michael Jordan yang kala itu masih menjadi seorang rookie. Sedangkan Converse  tidak menawarkan opsi sepatu lain selain Converse All Star yang memang kala itu ialah sepatu paling digemari oleh para pebasket dan banyak digunakan oleh pemain NBA.
Nike merupakan sebuah opsi yang tidak sama sekali di lirik oleh Michael Jordan, tapi Sonny Cavarro memberikannya sebuah sepatu khusus yang hanya dimiliki oleh Michael Jordan. Sepatu tersebut pun hadir dengan nama "Air Jordan" yang diciptakan khusus untuk sang mega bintang, Michael Jordan.Â
Berbagi keuntungan dengan Michael Jordan
Pada film Air ini baru terungkap jika di awal perjanjian antara Michael Jordan & Nike memiliki klausul yang menyatakan jika Michael Jordan akan mendapat persentase dari setiap penjualan sepatunya tersebut.Â
Keputusan CEO dari NIke saat itu yaitu Phil Knight yang mengiyakan permintaan dari ibu sang mega bintang tersebut membuahkan hasil. Akhirnya Michael Jordan pun setuju untuk mendapatkan endorsement dari Nike dan pada tahun pertama peluncuran Air Jordan, Nike pun berhasil meraup keuntungan yang sangat tinggi dari penjualan sepatu tersebut.
Bersedia membayar denda
Air Jordan dirilis dengan warna dominasi merah dibanding warna putih. Di era itu salah satu peraturan dalam NBA mengharuskan sepatu yang digunakan setiap pemain NBA harus didominasi oleh warna putih. Tapi tidak dengan sepatu Air Jordan yang justru di dominasi warna merah layaknya warna dasar dari Chicago Bulls, tim yang di bela oleh Michael Jordan dari awal karirnya di NBA.
Dengan peraturan ini, Nike harus membayarkan denda di setiap pertandingan saat Michael Jordan saat menggunakan sepatu tersebut. Tapi rasanya sebanding dengan pendapatan yang diraih oleh Nike dari penjualan sepatu Air Jordan.
Signature Shoes yang masih digilai hingga sekarang
Bagi para sneakershead Air Jordan merupakan sepatu yang wajb dimiliki. Meski modelnya tidak mengalami perubahan hingga hari ini, tapi Air Jordan nyatanya masih banyak digunakan serta diminati oleh anak muda dalam bidang fashion dan bahkan harganya masih melambung tinggi.
Akuisisi mega bintang lainnya
Setelah berhasil dengan Michael Jordan, hingga saat ini NIKE pun menggaet pemain NBA lain Kobe Bryant, Lebron James, Giannis Antetokunmpo, Kevin Durant dan yang terbaru ialah atlet basket wanita pertama yaitu Sabrina Lonescu. Sedangkan brand Jordan sendiri sudah merilis signature shoes untuk Luka Doncic, Zion Williamson, dan Jayson Tatum.
Sebuah strategi yang sangat di sangat meyakinkan akan membawa perusahaan untuk melampaui para pesaingnya. Setidaknya, dengan strategi risiko yang cukup besar ini Nike mampu mendulang keuntungan yang tinggi hingga hari ini.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H