Pivot dalam sebuah bisnis kerap dilakukan saat produk tidak dapat memenuhi kebutuhan pasar ataupun kurang diterima oleh target konsumen. Strategi pivot ini dilakukan demi meningkatkan keuntungan usaha atau dapat menjawab kebutuhan pasar yang sebenarnya. Melakukan pivot dapat menolong bisnis untuk tetap mendapat keuntungan di pasar ataupun mencapai suatu posisi yang diinginkan.Â
Dalam strategi pivot, bisnis harus mengetahui secara terperinci alasan mengapa produknya kurang diterima dipasaran. Dengan menerima feedback dari target konsumen, pengusaha dapat mengetahui apa saja yang kurang diminati oleh target konsumen dan dapat memperbaiki secara cepat untuk dapat diminati oleh target pasar yang dituju.
Pivot dalam bisnis kerap dilakukan oleh startup dunia
Dalam mengembangkan pasar yang besar dan membesarkan bisnis, pivot kerap dilakukan oleh startup teknologi yang kerap kita gunakan hari ini. Salah satu yang cukup besar merubah lini bisnisnya ialah Youtube. Pada awal pembuatannya situs video youtube merupakan situs dating layaknya seperti tinder yang memperbolehkan para penggunanya  untuk mengunggah video profil para penggunanya.Â
Hari ini youtube dikenal sebagai platform video yang memperbolehkan para penggunanya untuk mengunggah video apapun. Kisah pivot bisnis yang dilakukan oleh Jawed Karim sebagai founder dari Youtube saat itu membuat Google akhirnya melakukan akuisisi terhadap youtube seharga US$1.65 billion.Â
Produk yang ditawarkan tidak diminati oleh pasar
Hal yang paling dasar dalam sebuah bisnis ialah menjawab kebutuhan pasar, namun jika produk yang ditawarkan tidak mampu menjawab kebutuhan pasar maka bisnis wajib melakukan pivot. Merubah atau mengganti produk yang lebih dibutuhkan pasar akan memberi keuntungan bagi perusahaan.
Melakukan pivot saat bisnis tidak berkembang
Salah satu kondisi bisnis saat melakukan pivot ialah saat bisnis tidak berkembang. Posisi ini membuat bisnis harus melakukan pivot agar tetap dapat menguntungkan. Pivot ini akan membuka kesempatan bisnis untuk mendapat konsumen pada target baru ataupun menarik kembali konsumen yang sudah ada.Â
Tidak mampu bersaing dengan kompetitor
Kalah bersaing dengan kompetitor membuat bisnis dapat mempertimbangkan untuk melakukan pivot. Melakukan pivot dapat menghindari bisnis dari persaingan bisnis industri yang sudah cukup berdarah-darah. Bisnis dapat melakukan pivot dan berpindah sehingga dapat membentuk sebuah target konsumen baru.
Melakukan reposition product baru
Pada waktu tertentu produk berada dalam masa penurunan atau decline. Produk telah berada dalam masa dibawah berarti mulai ditinggalkan konsumennya. Pada masa ini, produk dapat melakukan pivot dengan cara membuat produk baru dengan meninggalkan produk lamanya ataupun dapat dengan memberi layanan baru pada produk untuk kembali menghidupkan produk tersebut.
Pivot tidak selalu diartikan dengan melakukan perubahan bisnis secara keseluruhan. Pivot dalam bisnis dapat juga diartikan merubah layanan ataupun strategi penjualan yang diterapkan untuk mendapat awareness dari konsumen yang ditargetkan.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H