Mohon tunggu...
Zulcar Chaeril
Zulcar Chaeril Mohon Tunggu... Wiraswasta - Writer and lecturer

Menulis mengenai pemasaran, startup, digital marketing, olahraga bola basket, dan traveling . kontak z.chaeril@gmail.com blog: https://zulcarc.wixsite.com/journeytime

Selanjutnya

Tutup

Money Pilihan

Memilih Berjualan di E-Commerce Atau Marketplace, Berikut Perbedaannya

13 Januari 2021   12:58 Diperbarui: 13 Januari 2021   14:03 647
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
source: aceturtle.com

Peran dunia digital dewasa ini semakin membantu dalam segala hal. Saat ini dunia digital tidak hanya digunakan sebagai sarana bermedia sosial tapi juga kerap membantu berbagai hal, seperti bisnis. Setiap pebisnis kini harus membangun aset digital demi memenuhi kebutuhan akan bisnis mereka. Aset digital dibangun dengan banyak maksud dan juga tujuan, mulai dari sisi branding sampai pelayanan konsumen. 

Aset digital memiliki artian ialah aset yang dimiliki sebuah perusahaan dalam dunia internet. Aset digital bisa dalam bentuk situs pribadi (website), sosial media (instagram, facebook, twitter, youtube) serta akun markeplace (tokopedia, bukalapak dll). Aset digital merupakan aset yang dapat dimaksimalkan untuk menghasilkan penjualan secara luas serta dapat dijangkau dari mana saja. 

E-commerce vs Marketplace

Bagi para pebisnis yang menjual produk barang (tangible) memaksimalkan internet ialah hal yang saat ini harus dilakukan. Penggunaan internet dapat menjangkau pasar yang tidak dapat dicapai dari toko fisik. Namun manakah yang lebih efektif, E-commerce atau Marketplace?

Definisi dari E-commerce ialah membuat situs pribadi yang berisikan produk-produk pribadi dan dan terdapat sistem pembayaran di dalamnya. Sedangkan Marketplace ialah sebuah situs jual-beli yang disediakan oleh sebuah perusahaan dan terdapat banyak penjual didalamnya, seperti tokopedia, shopee dll. 

Membangun E-commerce sendiri

Para pebisnis harus memahami perbedaan antara situs umum dengan situs berbasis E-commerce. Situs E-commerce memiliki kelebihan dapat melakukan transaksi dimana dalam situs tersebut terdapat sistem pembayaran (payment gateway) untuk melakukan transaksi jual-beli dengan konsumen yang mengunjungi situs tersebut. 

Membuat sebuah situs E-commerce kini sudah semakin mudah. Penyedia pembuat situs (red:website builder) telah memudahkan bahkan yang bukan ahli di bidang IT dapat membuat situs E-commerce tanpa perlu pusing akan coding atau membutuhkan programer. Sehingga makin memudahkan pebisnis dalam membangun E-commercenya sendiri.

Membangun E-commerce sendiri membutuhkan waktu selama pembuatan dan uji coba untuk memastikan sampai sistem tersebut mampu berjalan melayani konsumen dengan baik saat ada transaksi. Selain sistem, diharuskan juga untuk memperhatikan dari sisi pemasaran setelah sistem tersebut siap, dari mendatangkan traffic sampai membangun kepercayaan untuk konsumen yakin berbelanja situs E-commerce tersebut. 

Berjualan di situs marketplace

Pilihan lain yaitu dapat memaksimalkan situs marketplace yang sudah ada untuk berjualan. Cara ini lebih mudah dibandingkan harus membangun situs E-commerce sendiri. Pebisnis cukup mendaftar merek dan produknya ke dalam situs marketplace dan mulai berjualan. Agar lebih efektif dalam berjualan dimarketplace, pengusaha dapat memaksimalkan fitur-fitur promosi yang telah tersedia di dalamnya.

Memanfaatkan situs marketplace untuk berjualan mampu memudahkan pebisnis dalam berjualan. Selain mampu menawarkan produknya ke banyak orang dan memanfaatkan fitur promosi yang telah tersedia, pebisnis pun dapat memanfaatkan fitur chat. Fitur chat ini difungsikan sebagai fitur komunikasi antara penjual dengan konsumen untuk menjawab pertanyaan saat berbelanja atau setelah berbelanja. 

Banyak pebisnis yang berasumsi semakin banyak produk kita dijual di toko maka akan semakin tinggi juga kemungkinan produk kita laku terjual. Marketplace layakanya sebuah toko offline yang berada di dalam mall atau pinggir jalan. Semakin banyak kita mendaftarkan produk kita diberbagai marketplace maka akan semakin besar juga kemungkinan produk kita ditemui dan dibeli oleh potensial konsumen. 

Situs marketplace telah memiliki trafficnya sendiri. Dengan menempatkan produk pebisnis dalam marketplace tersebut maka akan mendatangkan konsumen ke laman toko milik pebisnis pada marketplace tersebut. 

Memanfaatkan kedua channel tersebut

Pebisnis dapat juga menggunakan kedua channel (e-commerce dan marketplace) tersebut dalam menjalani usahanya. Dengan kedua channel ini memungkinkan produk yang dijual akan lebih banyak dilihat oleh konsumen melalui internet.

Merek-merek ternama saat ini sudah mulai memanfaatkan penjualan secara online. Tidak hanya berjualan secara offline saja tapi juga melakukan penjualan online untuk bisa mencapai lebih banyak lagi konsumen yang belum tersentuh oleh toko-toko offline. Banyak dari merek-merek tersebut menggunakan kedua channel ini sebagai aset digital mereka.

Membangun E-commerce sendiri maupun berjualan di marketplace memiliki kelebihan serta kekurangannya masing-masing. Menentukan aset digital yang sesuai dengan kebutuhan menjadi pertimbangan yang tepat untuk memulai usaha. Sekarang, tinggal disesuaikan kebutuhannya dengan bisnis yang akan dijalani.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Money Selengkapnya
Lihat Money Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun