Mohon tunggu...
Zulcar Chaeril
Zulcar Chaeril Mohon Tunggu... Wiraswasta - Writer and lecturer

Menulis mengenai pemasaran, startup, digital marketing, olahraga bola basket, dan traveling . kontak z.chaeril@gmail.com blog: https://zulcarc.wixsite.com/journeytime

Selanjutnya

Tutup

Trip Artikel Utama

Taman Nasional Baluran Kini Telah Berjalan Mulus

19 Juli 2019   17:41 Diperbarui: 20 Juli 2019   10:09 897
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Taman Nasional Baluran sebelum di aspal. | Dokumentasi pribadi

Saat sedang bersantai dan menjelajahi konten instagram saya melihat kawan saya yang baru saja memposting foto terbarunya, ia sedang berkunjung ke Taman Nasional Baluran. Melihat foto yang ia abadikan sekilas terlihat kawasan Taman Nasional Baluran terlihat ada sesuatu yang sangat berbeda yaitu kondisi jalan di dalam taman nasional tersebut yang sudah mulus alias sudah di aspal. Sontak membuat saya mencari tahu kebenaran kondisi terbaru taman nasional tersebut.

Proyek pengaspalan Taman Nasional Baluran ini telah rampung dari awal Desember 2018 lalu. Pengasapalan dimulai dari pintu masuk hingga pantai Bama dengan total panjang 15,5 km yang terdiri dari 12 km dari pintu masuk taman nasional hingga savana Bekol dengan aspal hotmix dan 3,5 km dari savana Bekol hingga pantai Bama juga menggunakan aspal hotmix. 

Dengan dibangunnya jalur aspal di kawasan Baluran ini membuat perjalanan dari pintu masuk hingga savana Bekol yang sebelumnnya bisa menghabiskan waku hingga 1,5 jam kini setelah di aspal hanya akan menghabiskan waktu sekitar 45 menit. 

Taman Nasional Baluran setelah di aspal. Sumber: https://radarbanyuwangi.jawapos.com
Taman Nasional Baluran setelah di aspal. Sumber: https://radarbanyuwangi.jawapos.com

Ide pengaspalan jalan di dalam Taman Nasional Baluran sepertinya bukan ide yang bagus, karena akan menghilangkan ciri khas dari taman nasional ini. Dengan di aspalnya jalanan memang menambah jumlah wisatawan yang hadir ke Baluran namun menghilangkan sisi ikonik dari taman nasional yang berjuluk Little Africa van Java ini, pasalnya jalur bebatuan atau gravel yang memenuhi jalur dari pintu masuk ini merupakan salah satu keunikan sebuah jalanan yang menjadi akses masuk menuju padang savana Bekol yang luas hingga Pantai Bama. 

Selama jalur bebatuan yang dilintasi wisatawan akan melintasi jalur hutan lebat yang beberapa kali dilintasi juga oleh satwa liar. Dengan adanya jalur aspal justru akan membahayakan satwa yang kerap melintasi jalur tersebut. Karena kendaraan dapat melintas dengan kecepatan tinggi.

Saya teringat saat melintasi jalanan hutan belantara yang menjadi jalur menuju savana Bekol tersebut, terdapat seekor burung merak yang tengah membuka ekornya yang dipenuhi bulu-bulu yang sangat indah tepat di depan mobil saya, dan beberapa satwa hutan lain seperti monyet dan ayam hutan yang tampak jelas menyeberang tepat di depan mobil. 

Momen tersebut bisa saya dapatkan karena jalur bebatuan yang mengharuskan mobil untuk berjalan dengan santai. Selain itu dapat dilihat sesekali seorang petugas yang keluar dan masuk dari hutan belantara untuk mencari sesuatu atau melakukan penelitian. 

Walaupun setelah di aspal sudah diberikan petunjuk untuk membatasi kecepatannya hanya 20 km/jam namun momen-momen tersebut akan tetap membahayakan satwa yang melintas, karena terkadang karena jalur yang mulus pengendara tidak awas akan kecepatannya dan akan terlewati momen-momen menarik yang jarang bisa ditemui.

Dengan akses yang sudah sangat bagus memang menjadi alasan wisatawan akan semakin banyak berkunjung, karena di Taman Nasional Baluran tidak banyak wisatawan yang bermalam jadi akses yang bagus akan membuat perjalanan wisatawan semakin cepat dan mudah. Seketika itu wisatawan dapat melanjutkan perjalanannya menuju kota Banyuwangi atau melanjutkan perjalanan menuju Pulau Dewata melalui pelabuhan Ketapang.

Dikenal sebagai Afrika van Java, Taman Nasional Baluran memiliki luas 25.000 HA taman nasional ini dibuka bagi pengunjung umum yang ingin merasakan padang savana layaknya di Afrika, namun untuk hutan yang telah dibuka dan dapat digunakan untuk berwisata hanya sepertiga dari total lahan. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Trip Selengkapnya
Lihat Trip Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun