Rantai pasokan melambat dan kekurangan, beberapa sektor industri telah terkena dampak akan virus ini karena tergangunya logistik. Tergagunya logistik karena pemerintah meyarankan jarak sosial. Kesehatan petani, petani di Indonesia relatif lebih tua. Jika virus ini tidak mereda dan sampai ke para petani akan mengakibatkan kepanikan aktivitas akan menambah keterpurukan produksi pangan. Usia tua memiliki dampak tingkat keparahan yang tinggi pada virus ini.
“Jika keaadan ini bertambah parah takutnya para petani di sini terkena dampaknya juga” tambahnya.
Selain virus ini penyerangan hama dan penyakit membuat para petani hampir putus asa. Di Desa Legundi penyerangan hama kebanyakan dari tikus. Hama tikus dari waktu ke waktu semakin bertambah banyak, hingga petani kewalahan untuk menanganinya. Penanganan biasanya masih dilakukan dengan menggunakan rodentisida.
“Saya hampir gagal panen karena padi saya terserang hama tikus” tuturnya.
Aktivitas tanam petani di Desa Legundi kebanyakan mulai dari Desember-Maret penanaman padi 1, April-Juli penanaman padi 2, Agustus-November penanaman palawija. Aktivitas ini bisa berubah mengikuti pola iklim.
Harapan dari petani yang ada di Desa Legundi terutama Panca (57) virus ini segera berakhir, perekonomian berjalan dengan normal, keadaan mulai membaik. Sehingga petanian bisa berjalan dengan lancar.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H