Mohon tunggu...
Zukri Zulkifli
Zukri Zulkifli Mohon Tunggu... wiraswasta -

dimulai dari yang kecil, dimulai dari diri sendiri dan dimulai dari sekarang, penulis di blog: zoera-tourtravel.blogspot.com

Selanjutnya

Tutup

Humaniora

Deja Vu: Foto-foto dan Mimpi yang Jadi Kenyataan

27 November 2014   10:36 Diperbarui: 17 Juni 2015   16:43 370
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
14170341522022547489

Dahulu sekali ketika saya masih duduk di bangku SMP, sekitar tahun 1997-1999, Saya melihat sebuah album foto yang dibawa papa saya sepulang dari Jogjakarta, saat itu mata saya terpaku pada keindahan Candi Borobudur yang menjadi latar belakang papa dan teman-teman kantor nya berfoto, betapa  amazing nya candi itu, saya melihat dengan detail mulai dari papa saya berfoto di halaman utama candi, lalu berfoto di tangganya, sampai ketika papa saya berfoto di puncaknya Borobudur, dan waktu pun berlalu. Pada tahun 2010 bulan Juli saya tiba di Candi Borobudur. Saya sempat terpana ketika berada di pintu masuk Candi Borobudur, seperti deja vu saya merasa sudah pernah berada disana.

Tahun 2001-2004 saya tinggal di rumah om saya di Pekanbaru, dia seorang Pengacara ternama di Riau, saya sering menatap jajaran foto dinding nya. Foto yang paling saya suka adalah foto ketika beliau sekeluarga di tanah lot Bali, saya kagum dengan foto itu, tidak berhenti-henti saya menatap pemandangan Tanah Lot yang So Beautiful, saya membayangkan indahnya kalau saya Honeymoon ke Bali dengan calon istri saya yang saat itu saya belum tahu dia siapa, dan waktupun berlalu. Pada tahun 2011 bulan Februari kami menikah dan Bali adalah lokasi Honeymoon kami tepat keesokan hari setelah pesta perkawinan dilangsungkan di rumah saya. Jalan-jalan tersebut adalah kado pernikahan dari Direktur tempat saya bekerja.

Saat saya menulis tulisan ini saya berada di Belanda, negara yang bahkan tidak ada dalam Top 5 negara yang ingin saya kunjungi. Saya hanya bisa memaklumi karena kali ini bukan saya yang ingin kesini tapi adalah takdir dari istri saya yang oleh Tuhan dia diberi kesempatan belajar di negeri Oranje. Namun belakangan saya seperti menyadari kesalahan saya, lagi-lagi ini karena foto. Tahun 2010 saya sempat chatting dengan salah seorang adik kelas saya waktu SMU, namanya Zetra Hainul Putra, saya tertarik mengomentari sebuah fotonya yang lagi berada di atas perahu di sebuah Canal, alasan saya sangat tertarik karena foto kanal tersebut mirip dengan gambaran impian saya yaitu kota Venesia, Italia, sebuah kota yang unik dan romantis, yang kemana-mana naik perahu dengan pemandangan bangunan kota, yang belakangan sering juga disebut Water Front City Area. Sempat lama saya mengobrol di FB dengan dia, bertanya tentang Kota Utrecht, lalu selepas itu saya sempat menghabiskan waktu berjam-jam browsing mengenai Kota Utrecht, Stasiun kereta api nya yang padat, dan melihat foto perahu-perahu kecil itu berlayar di Kanal membelah Kota Utrecht, dan waktupun berlalu. Sekarang saya tinggal di Kota Wageningen, yang bejarak 1 jam dari Kota Utrecht, Walaupun kota Utrecht bukan kota yang saya datangi begitu tiba di Belanda, namun kanal pertama yang saya lihat adalah kanal di Kota Utrecht !!, lagi-lagi deja vu terjadi.

Mari kita membahas apa itu definisi deja vu. Menurut Wikipedia deja vu: yang artinya secara harafiah adalah "pernah melihat" atau "pernah merasa". Maksudnya adalah mengalami sesuatu pengalaman yang dirasakan pernah dialami sebelumnya. Fenomena ini juga disebut dengan istilah paramnesia dari bahasa Yunani para (παρα) yang artinya ialah "sejajar" dan mnimi (μνήμη) "ingatan".

Lalu apa hubungannya foto-foto tadi dengan mimpi yang menjadi kenyataan?, hmmm sampai disini pembahasan mulai serius, apakah teman-teman pernah membaca buku The Secret karya Rhonda Byrne? jika sudah, teman-teman pasti tidak asing lagi dengan istilah Law of Attraction singkatnya hukum ini mengatakan jika anda ingin sesuatu maka ucapkanlah, dan alam semesta akan mewujudkannya.

Sebagai seorang Muslim tentu rujukan yang kita pakai adalah Al Quran, jika bagi pemikir barat yang akan mewujudkan ucapan kita adalah Alam Semesta, maka bagi seorang Muslim tentu saja ucapan /pengharapan kita tadi hanya dapat diwujudkan oleh Allah SWT: Dan Tuhanmu berfirman: "Berdoalah kepada-Ku, niscaya akan Kuperkenankan bagimu. Sesungguhnya orang-orang yang menyombongkan diri dari menyembah-Ku akan masuk neraka Jahannam dalam keadaan hina dina" (QS: Al Mumin ayat 60) Bahkan di tiga cerita saya diatas, saya tidak mengutarakan/melafazkan keinginan saya tsb, saya cuma berandai-andai berada disana, disebabkan saya merasa pesimis bisa mencapai nya. Namun Allah SWT tahu isi hati dan keinginan saya. "Sesungguhnya Allah mengetahui, yang tersembunyi di langit dan di bumi. Sesungguhnya Dia Maha Mengetahui segala isi hati." – (QS.Faathir:38) Hikmah yang dapat kita ambil dari cerita saya diatas adalah: Jika kita menginginkan sesuatu, maka ucapkanlah dan berdoalah kepada Allah SWT, lalu tanamkan keinginan itu di alam bawah sadar kita, dengan cara memandangi foto tersebut lama-lama, namun apakah cukup sampai disana?, coba teman-teman perhatikan lagi cerita saya diatas, betapa lamanya durasi saya mencapai mimpi tersebut dikarenakan saya tidak menargetkan waktunya, maka tambahkanlan target tersebut dalam buku impian teman-teman, lalu jabarkan misi-misi atau langkah-langkah apa yang akan kita lakukan untuk mencapai target tersebut. Ibarat membangun sebuah dinding, maka bata-bata yang kita susun adalah misi-misi kita, sertakan Tuhan di dalam proses nya, Wallahu A'lam bishawab, Semoga tulisan ini bisa membantu mewujudkan impian teman-teman untuk berkeliling dunia, Aamiin

 

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun