Mohon tunggu...
Sang Pangeran
Sang Pangeran Mohon Tunggu... -

Selanjutnya

Tutup

Cerpen Pilihan

"Di Balik Sore yang Mendung"

26 Desember 2018   17:46 Diperbarui: 26 Desember 2018   17:58 318
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Mendung. Cerah tidak hujan juga belum tentu. Mendung selalu menghasilkan udara yang sejuk, angin yang bertiup pelan dengan awan gelap yang menutupi matahari. Aku menyukai mendung. Suasana yang di hasilkan mendung begitu tenang, begitu menyejukkan walaupun tidak jelas akan hujan atau terik kembali.
Sedangkan senja, senja adalah masa setelah terbenamnya matahari.
Pada sore itu ketika aku meminta temanku menemaniku untuk pergi melihat senja di pantai, dia bertanya kepadaku  "kenapa kamu amat menyukai senja?"

Kemudian aku menjawabnya dengan senyuman sambil berkata "dia indah".

Mendengar jawabanku dengan ekspresi seperti itu dia kembali bertanya "hanya itu?"

"Kurang lebih begitu. Aku suka senja bahkan aku mencintainya".

"Mencintai senja?  Aneh! ". Dia menatapku heran ketika mendengar jawabanku seperti itu.

"Apanya yang aneh?  Hei coba lihat wajahku".

Kemudian dia menatapku yang saat itu sedang memandang senja. Lalu dia berkata"Kenapa kamu tersenyum begitu bahagia saat melihat senja?"

"Bahasa wajah ini adalah jawabannya. Bahasa wajah ini selalu mengatakan kalau aku mengagumi senja. Dan bukankah perasaan suka dan cinta berawal dari perasaan kagum?"

Seketika dia terdiam mendengar jawabanku lalu menatap senja sore itu. Kemudian dia kembali bertanya "Tapi bukankah senja itu cuma sementara?  Bagaimana mungkin hal yang cuma sementara bisa membuat kamu suka? "

Pertanyaan itu adalah pertanyaan yang aku tunggu-tunggu. "Senja mengajarkan aku banyak hal. Senja yang hanya bisa di nikmati dalam hitungan menit membuat aku belajar untuk menghargai indahnya yang hanya sebentar. Senja mengajarkan aku agar bisa menerima kenyataan. Senja akan selalu muncul di sore hari. Senja tidak pernah marah bahkan merajuk kepada Tuhan jika di suatu sore langit mendung dan senja tergantikan perannya. Seperti senja sore ini. Senja yang tetap indah dan berusah setia tetap hadir walau awan keabu-abuan itu sedikit menutupi keindahannya. Itulah kenapa aku begitu menyukainya".

"Tadi kamu sempat membahas soal mendung. Apa hubungan antara mendung dan senja? "

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun