Mohon tunggu...
Syaifudin Zuhri
Syaifudin Zuhri Mohon Tunggu... karyawan swasta -

menjadi manusia yang berguna meski hanya untuk seekor semut.\r\ntwitter : @zuhryta

Selanjutnya

Tutup

Cerpen

Gadis Habbatus Sauda

2 Juli 2014   22:07 Diperbarui: 18 Juni 2015   07:47 241
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
14043129221913031710

7 tahun yang lalu di bulan yang sama dengan saat ini, kita masih haram untuk sekedar bertatap muka apalagi yang lebih dari itu, meski kita sedikit saling kenal dengan adanya surat biodata dariku yang kukirimkan terlebih dahulu kepadamu melalui seorang teman yang istrinya kenal denganmu.

Bermula dari adanya Tabligh Akbar  yang pertama kali diadakan di masjid Ar Rahmah Cengkareng Jakarta Barat yang waktu itu diisi oleh seorang Ustadz dari Surabaya Al Ustadz Muhammad Barmin yang bertema "Mengenal Ajaran Ahlusunnah wal Jamaah" , kau hadir disitu untuk pertama kalinya di acara tersebut meski kajian rutin sudah berlangsung 3 tahun di masjid tersebut. Beberapa hari setelah acara tersebut, seorang teman pengajian sebut saja namanya Jumadi memberitahukan kepadaku tentang adanya seorang gadis yang tinggal tidak jauh dari kontrakanku saat itu. Jumadi mengatakan bahwa gadis ini ingin segera memenuhi setengah dari agamanya. Secara agak ragu kuiyakan saja ketika Jumadi mendesakku untuk merespon keinginan gadis tersebut yang tak lain adalah dirimu, mengingat kau seorang keturunan orang betawi yang terkenal mahal dalam memberikan syarat pernikahan untuk anaknya. Ada teman yang sampai jutaan hanya untuk sekedar melamar, bahkan lebih tragis lagi ada yang batal melanjutkan ke jenjang pernikahan meski sudah lama pacaran hanya karena tidak terpenuhinya syarat dari orang tua wanita tersebut, yaitu tuntutan untuk memberikan berbagai macam perabot rumah tangga, pakaian, perhiasan, uang dan lain - lain dari urusan materi. Kembali ke cerita, singkat cerita kubuat biodata tentang diriku, dengan agak pesimis kutulis tentang  pekerjaanku, keluargaku, dan yang terpenting tentang agamaku. Saat itu belum ada facebook seperti sekarang ini, jadi aku ketik lalu di print. Setelah jadi, surat biodata itu kuberikan kepada Jumadi yang kemudian diberikan kepada istrinya untuk selanjutnya diberikan kepadamu. Setelah kau terima surat biodataku, 1 minggu kemudian kau balas dengan surat yang isinya hampir sama denganku. Jika mengingat kala itu, unik juga ya perjalanan cinta kita.

Dua minggu berikutnya kita rencanakan untuk acara Nadhor (melihat wajah calon istri). Hal ini memang diperbolehkan ketika seseorang lelaki akan menikahi wanita calon istrinya, proses awal menurut syariat islam yang dilakukan sebelum menuju pernikahan ini tidak diperbolehkan jika hanya sekedar bermain-main supaya bisa melihat wajah wanita saja. Sungguh syariat Islam ini sangat memuliakan seorang wanita. Wanita hanya boleh dilihat laki - laki yang bukan mahrom untuk tujuan ingin menikahinya, tentunya setelah proses pengenalan yang syar'i, karena tidak ada pacaran dalam Islam.Setelah direncanakan, tibalah saat yang mendebarkan, setelah ashar aku pergi ke rumahmu bersama Jumadi dan istrinya. Setelah sampai di rumahmu, kita di temui seorang bapak-bapak yang masih sehat dengan fisik yang tinggi besar dan kulit yang putih yang bernama Niih Niong. Setelah bebicara banyak hal, tiba waktunya sholat magrib, padahal hati ini dari tadi sudah penasaarn ingin segera melihatmu, tapi apa daya Pak Niong yang tak lain adalah ayahmu ini suka sekali ngobrol. Setelah sholat maghrib masih saja dilanjutkan ngobrolnya tentang masalah bisnis, perdagangan , peristiwa-peristiwa kekinian dan lain - lain. Alhamdulillah bermodal suka baca - baca jadi tidak terlalu pasif dalam berdialog dengan beliau. Sampai tiba saat sholat isya aku belum juga bisa melihatmu, sementara kau masih ada di dalam ruangan dalam bersama istri Jumadi dan kerabatmu. Setelah sholat isya' aku kembali kerumahmu dengan membawa berjuta perasaan, antara penasaran dan bingung apakah Pak Niong ini tidak mengerti maksud kedatanganku. Tapi, Alhamdulillah kecemasanku tidak berlangsung lama, akhirnya setelah beberapa menit Jumadi langsung menyampaikan maksud dan tujuan kami ke ayahmu. Setelah Jumadi keluar dari ruang tamu, tinggallah aku bersama ayahmu . Kemudian kau keluar dengan menggunakan pakaian muslimah gamis warna coklat kotak - kotak lengkap dengan cadarnya, terlihat anggun sekali kala itu. Setelah kau duduk, kulirik kau sedang melepas penutup muka, dengan hati yang berdebar hebat kulirik ke wajahmu dan Subhanallah takjub aku dibuatnya.....karena aku masih punya malu yang sangat meski di sisi hati yang lain ingin terus dan terus, aku bilang "cukup, ane InsyaAllah akan lanjut, gimana anti?" kemudian kau menjawab " terserah akhy aja..", cees, serasa kesirem es ketika sedang dahaga di tengah gurun sahara..Setelah tahu jawabannya, kusuruh kau segera masuk kembali. Kalau dipikir - pikir, jaim juga diriku kala itu, tapi Alhamdulillah InsyaAllah itulah yang aman dan terjaga. Ya, sebuah prosesi awal sebelum melangkah ke jenjang pernikahan yang seumur - umur baru kali itu dalam hidupku, melihat seorang wanita yang sangat terjaga fisik dan agamanya secara singkat tidak ada 5 menit. Terus terang ingin aku berlama-lama ketika itu tapi hati ini tidak tenang melihat seorang gadis dengan kesempurnaan yang diberikan Allah, terlebih hal seperti itu baru pertama kali dalam hidupku, selain itu juga gak enak Jumadi sendirian di luar rumah.

Setelah kau masuk, aku lanjutkan pembicaraan kelanjutan urusan ini dengan ayahmu, akhirnya dibuatlah kesepakatan kesepakatan dan teknis administrasinya yang semuanya akan diurus ayahmu, sedangkan aku hanya mempersiapkan berkas yang diperlukan saja. Setelah selesai urusan semuanya, kami pamit undur diri . Setelah itu aku pulang dengan perasan yang campur aduk tidak karuan antara _kata orang jawa_ kesemsem dan penasaran kelanjutannya seperti apa, karena jujur saja persiapan segala macam untuk urusan pernikahan aku belum ada, maklum awalnya saja aku ogah - ogahan.Di kontrakan aku tidak bisa tidur memikirkan apa yang baru saja kualami. Mungkin bagi sebagian besar anak muda zaman sekarang, ketemu calon istri sudah biasa, pacaran sudah seperti keharusan sebelum pernikahan itu dilangsungkan. Tapi bagi para pemuda pemudi Islam yang berpegang kuat pada pemahaman Al Quran dan As Sunnah dengan pemahaman para salaful ummah, mereka mempunyai keyakinan kalau pacaran adalah jalan menuju perzinahan. Pasti sebagian besar manusia zaman ini akan sangat tidak setuju dengan pendapatku itu, padahal itu bukan sebuah pendapat pribadi melainkan tuntunan Allah di dalam Al Quran." Janganlah mendekati Zina". pacaran salah satu jalan kearah perzinaan.

Kembali ke cerita, setelah proses nadhor, hari-hari kulewati seakan – akan sangat lambat bak siput kekenyangan, mungkin saking terpikirkan dalam otak ini akan seperti apa kedepannya, apakah jadi menikah atau tidak, jika jadi ya senang banget, tapi kalau enggak, mungkin aku akan jadi alayers yang suka galau tingkat langit, ah lebay. Ada peristiwa yang unik di hari - hari setelah nadhor itu. Ketika aku melihat kau pulang dari kajian di masjid Ar Rahmah dengan kondisi berjalan kaki seorang diri, aku merasa kasihan karena jarak masjid dan jalan raya sekitar 300 mtr kalau memutar, yang sebenarnya bisa dipersingkat dengan jalan lain, tapi mungkin kau tidak tahu jalan itu, jadinya kau memutar seperti jalan kendaraan bermotor. Saat itu aku lupa mau kemana, pokoknya setelah kajian, aku naik motor ke arah jalan raya. Pas di tengah jalan kulihat kau sedang berjalan dengan agak cepat, sesekali menengok kanan kiri. Jujur, sengaja aku perlahankan motorku supaya bisa memandangmu. Aaah lagi - lagi keimananku terkikis gara- gara hal itu. Tapi karena lama lama, tidak enak juga, maka aku mendahului kau dengan mengucap dalam hati " Assalamualaikum calon istriku, maaf ane duluan ya. kalau saja syariat tidak membatasi, niscaya ane bonceng kau", hihi....Tapi kemudian aku perlambat lagi untuk sekedar melihat dari spion. Ingin ketawa kalau ingat kejadian itu. Aku tidak tahu kau waktu itu melihatku apa tidak. Jujur, ternyata kenakalanku muncul dengan berusaha balik lagi, tapi ternyata kau sudah tidak ada . Karena penasaran kucari sampai jalan menuju rumahmu, tapi ternyata kau seperti menghilang terbias oleh pelangi. Selidik punya selidik ternyata kau dijemput ayahmu dengan menggunakan motor.

Sekitar 2 minggu setelah acara Nadhar, tanpa banyak halangan mulai dibicarakan permasalahan akad nikah ketika aku bersama ibu, kakak perempuan keduaku dan suaminya datang kerumahmu dalam rangka melamar. Lagi - lagi harapan untuk melihatmu timbul meski tidak kesampaian. Alhamdulillah setelah dibicarakan agak lama, maka diputuskan tanggal 18 February untuk melangsungkan akad nikah.

Pada suatu waktu setelah acara melamar, kuberanikan untuk bertanya (via sms) apa mahar yang kau minta , maka kau menjawab :" Habbatus sauda dan baju muslimah (abaya) lengkap". Subhanallah, mahar yang sangat ringan. Alhamdulillah calon istriku sangat mengerti ilmu tentang mahar. Kalau aku ingat, itu sms kedua setelah yang pertama aku balas sms-mu ketika memberitahukan bahwa surat biodata pertama sudah kau terima, selebihnya aku banyak berkomunikasi denganmu lewat perantara istri Jumadi , misal tentang hari nadhor, lamarnya seperti apa dan sebagainya. Dulu gak ada facebook yang seperti sekarang dengan mudah inbox- inboxan , aku sangat bersyukur Walhamdulillah dan bangga bisa melaui itu semua dengan semaksimal mungkin tanpa ada pelanggaran syariat, itu semua atas Rahmat Allah subhanallahu Ta'ala.

Setelah sekian hari , maka tiba saatnya hari yang dinantikan yaitu hari ahad 18 Februari 2007, dari kontrakan, aku ditemani beberapa teman pengajian dan istrinya serta seorang Ustadz dari Ciledug, total rombonganku waktu itu ada 3 mobil dan beberapa motor. Saat itu aku tidak ditemani keluarga karena keluargaku jauh di Sidoarjo Jawa Timur, mereka hanya datang ketika lamaran. Ketika rombonganku sampai dan semua undangan sudah berkumpul, maka seorang laki – laki paruh baya yg kemudian kuketahui sebagai penghulu segera memulai prosesi ijab qobul. Setelah bla bla bla maka tibalah saat – saat yang menegangkan, yaitu sang wali pihak kau mengucapkan : " aku nikahkan Ita Sarita bintu Niih Niong dengan mas kawin habbatussSauda dan 1 stel Busana Muslimah dibayar tunai.." aku bingung ketika sang wali nikah menghentakkan tangannya memberi isyarat untuk supaya aku menjawabnya, aku hanya diam, para hadirin tertawa ketika pak penghulu bertanya " gak hafal mas?," dalam hati, boro – boro hafal, apa yang akan kulafadzkan aja tidak tahu. Mungkin teman – temanku mengira aku sudah tahu jadi mereka diam - diam saja beberapa hari menjelang pernikahan itu, mereka hanya membantu teknis- teknis tanpa membicarakan hal itu. Akhirnya, pak penghulu mengeluarkan secarik kertas yang disitu ada tulisan kalimat yang harus aku jawab ketika sang wali nikah sudah mengucapkan ijab. Setelah sang wali nikah mengulang kalimat ijab sampai selesai, dengan sangat pd kujawab : " Saya terima nikahnya Ita Sarita bintu Niih Niong dengan mas kawin tersebut dibayar tunai.." maka para hadirin langsung mengucapkan "Sah...." ketika sang wali menanyakan ke hadirin. Alhamdulillah akhirnya selesai juga, plong rasanya, kalau digambarkan, perasaanku saat itu seperti perjuangan arek - arek surabaya yang berhasil mengibarkan bendera merah putih di atas hotel oranye ketika pecah pertempuran 10 november dengan belanda.Setelah itu teman teman yang mengantarkanku pada pulang, sementara aku sendirian kecuali sama keluarga besarmu. Cukup lama kumenunggu saat-saat pertemuan kedua setelah acara nadhor beberapa hari silam, itu karena teman-temanmu banyak yang masih berbincang-bincang denganmu di lantai 2. Karena aku tidak ditemani keluarga, jadinya menunggu sambil ngobrol sama keluargamu. setelah beberapa jam, kau sms yang bunyinya " Tafadhol naik...".Alhamdulillah akhirnya…. Segera aku minta ijin semua orang yang ada di ruang tamu, setelaj itu aku naik keatas lantai 2 dan mengetuk pintu sambil mengucapkan salam. Dari balik pintu muncul seorang gadis yang masih berpakaian syari yaitu gamis warna biru dongker lengkap dengan kerudung yang menutupi kepala sampai lutut tapi tanpa penutup muka (cadar). Engkau menyambut di depan pintu sambilmenjawab salamku dengan suara yang indah dan senyum yang menawan. Dengan masih agak kakunya aku mulai mengeluarkan sepatah kata basa basi dengan menanyakan keluarga dan teman - teman apakah sudah pulang? Yang padahal aku tahu di ruangan di lantai 2 itu gak ada siapapun kecuali dirimu.  ah dasar newbie yang baru kenal wanita. Kemudian aku minta dibuatkan susu sebagaimana sunnah dari Nabi ketika awal berjumpa dengan istri ketika selesai acara pernikahan, itupun sebenarnya aku dapatkan dari ustadz  yang mengantarkanku beberapa saat ketika acara ijab qobul di bawah tadi selesai. Kemudian aku sholat 2 rokaat  sendirian (yang seharusnya berjamaah),karena kau ternyata sedang berhalangan, dan dilanjutkan mendoakanmu sambil memegang kepalamu (jujur saja aku baca doanya dengan buku karena tidak hafal hehehe).

Setelah itu kita ngobrol tentang berbagai hal, ada diantaranya yang buat kita ketawa , ternyata kita beberapa tahun (kalo tidak salah 2 th sebelum kita menikah) yang lalu pernah bertemu dalam satu bus. Ketika itu ada kajian Al Ustadz Muhamad Umar as Sewed di masjid Yarsi, saat itu merupakan kali pertamanya kau mengikuti Kajian Salaf. Waktu itu aku juga tidak merasa kalo kita bakal jadi suami istri, yang aku tahu kalo saat itu kau bersama 2 teman akhwat  naik bus yang sama denganku. Aku tidak memperhatikan, hanya sekilas lihat ada 3 gadis berpakaian muslimah naik bus yang sama denganku. Kemudian ketika sampai cengkareng, kau turun terlebih dahulu sebelum aku dan teman - teman turun. Kenapa aku tahu kalo ketiga akhwat itu salah satunya adalah kau? karena kau bilang bahwa kajian di Yarsi adalah kaian yang pertama kali kau hadiri, dan kebetulan kau bilang kalau saat itu Ustadznya Ustadz Muhammad Umar As Sewed, dan kau bilang juga bersama 2 teman akhwat dan turunnya di halte 300 mtr sebelum aku turun di halte berikutnya. Ternyata jodoh ku bisa dibilang unik dan indah. Kita jadi ketawa kecil waktu itu mengingat kejadian itu..

18 Februari 2014 11:46  Saat ini, 7 tahun yang lalu aku dibantu teman - teman ikhwah sedang sibuk sibuknya menyiapkan pernikahan kita besok, menyiapkan bawaan, pembungkusan mahar, kordinasi mobil dan lain sebagainya. Subhanallah kalau ingat kala itu aku 'berjuang' tanpa keluarga, seolah tidak percaya bisa terjadi peristiwa paling sakral dalam kehidupan kita. Jazakumullah khoyron para ikhwah, para umahat dan teman - teman yang membantuku saat itu.

Untukmu My(panggilan sehari - hari buat gadis habattus Saudah Ita Sarita), Semoga kita bisa bisa mengarungi samudra kehidupan rumah tangga ini sampai ajal menjemput. Semoga Allah memberikan kita kesabaran dalam menjalani ujian-ujian rumah tangga. Tak lupa kukirim doa untukmu yang jauh disana semoga engkau menjadi wanita yang bisa mendidik bidadari kecil berlesung pipit Mariyah kita dan kesatria berambut gondrong nan pirang Daud kita, sehingga kelak  mereka jadi kebaggaan kita. aamiin

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun