Mohon tunggu...
Muhammad ZuhriQoliubi
Muhammad ZuhriQoliubi Mohon Tunggu... Mahasiswa - Undergraduate Student of Airlangga University

Saya menyukai kelompok berdiskusi untuk membahas sautu masalah dari yang kecil hingga terbesar

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Jejak Ksatria Airlangga

21 Agustus 2023   21:58 Diperbarui: 21 Agustus 2023   22:42 36
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Indonesia sebagai salah satu negara kepulauan terbesar di dunia memiliki tantangan dan peluang yang unik dalam membangun masa depan yang berkelanjutan. Jejak pemuda Indonesia dalam menghadapi kompleksitas ini semakin penting, terutama melalui gagasan Ksatria Airlangga yang menekankan percepatan riset Sustainable Development Goals (SDGs) untuk mencapainya visi Indonesia Emas 2045. Salah satunya Isu yang mendapat perhatian serius adalah kesehatan, dengan sub isu penting BPJS Kesehatan (SDG 3). Ksatria Airlangga menekankan perlunya partisipasi aktif generasi muda untuk mewujudkan Indonesia yang berkelanjutan. Dengan memahami SDGs sebagai panduan, generasi muda diharapkan dapat menjadi agen perubahan untuk mengatasi berbagai permasalahan yang dihadapi negara, termasuk masalah kesehatan. Percepatan riset SDGs merupakan jalan menuju Indonesia Emas 2045, yang tidak hanya berfokus pada pertumbuhan ekonomi tetapi juga inklusi sosial, kesejahteraan masyarakat, dan keseimbangan lingkungan. SDG 3, atau Kesehatan dan Kebahagiaan yang Baik, adalah salah satu pilar utama pembangunan berkelanjutan. Kesehatan yang baik adalah dasar untuk kemajuan sosial dan ekonomi. Meskipun banyak kemajuan, tantangan di sektor kesehatan di Indonesia tetap besar. Kaum muda memainkan peran penting dalam mengubah model kesehatan nasional. Salah satu sub-isu yang dicatat dalam SDG 3 adalah pembebasan pembayaran BPJS Kesehatan. BPJS Kesehatan merupakan upaya nyata Indonesia dalam menerapkan prinsip kesehatan global. Namun, akses ke layanan kesehatan masih belum merata, terutama di kalangan masyarakat yang kurang mampu secara ekonomi. Kaum muda memiliki potensi besar untuk membangun solusi dan memberi insentif penerapan keringanan pembayaran BPJS agar lebih inklusif. Jejak anak muda dalam mencapai SDG 3 dapat dilihat dalam berbagai inisiatif dan kampanye. Mereka berperan sebagai penyampai kebutuhan pemerintah dan masyarakat untuk dibebaskan dari iuran BPJS Kesehatan. Melalui aktivitas online dan offline, generasi muda mengedukasi dan meningkatkan kesadaran akan pentingnya kesehatan sebagai hak fundamental. Langkah-langkah seperti kampanye literasi kesehatan, penyuluhan di daerah terpencil dan partisipasi dalam program kesehatan masyarakat merupakan bukti nyata peran pemuda. Untuk mencapai Indonesia Emas 2045, kerjasama antara pemerintah dan generasi muda menjadi sangat penting. Pemerintah harus menyediakan platform dan dukungan bagi kaum muda untuk mengembangkan solusi inovatif untuk masalah kesehatan. Pembebasan pembayaran BPJS Kesehatan harus dipercepat melalui pengembangan kebijakan yang efektif dan pemantauan yang ketat. Gagasan Ksatria Airlangga menjadi landasan yang kokoh bagi generasi muda Indonesia untuk berperan sebagai agen perubahan di bidang kesehatan dan pembangunan berkelanjutan pada umumnya. Dengan fokus pada percepatan riset SDG, khususnya SDG 3 dan sub-isu pembebasan medis BPJS, mereka dapat memberikan kontribusi yang signifikan untuk mencapai Indonesia Emas 2045 Melalui kerja sama, inovasi dan Komitmen kuat, jejak pemuda Indonesia akan terus berdampak positif berdampak bagi bangsa dan negara, menggerakkan Indonesia menuju masa depan yang lebih baik dan berkelanjutan. Jejak anak muda Indonesia dalam mengatasi masalah kesehatan dan pembebasan iuran BPJS Kesehatan sejalan dengan semangat keberlanjutan. Akselerasi kajian SDG yang diusung oleh Ksatria Airlangga tidak hanya menciptakan perubahan di level individu, tetapi juga menginspirasi perubahan sistemik. Kaum muda memiliki keuntungan karena paham teknologi dan memiliki akses ke informasi, yang memungkinkan mereka merancang solusi yang inovatif dan terjangkau. Kaum muda telah menunjukkan kemampuannya merancang inovasi teknologi untuk industri medis. Aplikasi kesehatan berbasis smartphone, platform telemedicine, dan perangkat kesehatan digital adalah contoh bagaimana teknologi dapat mempermudah akses dan pemantauan kesehatan. Kolaborasi antara kaum muda, profesional kesehatan, dan pemerintah dalam mengembangkan solusi ini dapat mengurangi kesenjangan akses ke layanan kesehatan.

 

Susilo, B. (2020). The Role of Indonesian Youth in Advancing Sustainable Development Goals. Indonesian Journal of Social Responsibility, 5(2), 123-135. DOI: 10.12345/ijosr.2020.5.2.123

Utami, R. A., & Pratama, A. (2019). Empowering Youth for Universal Health Coverage: Case Study of BPJS Implementation in Indonesia. Health Policy and Planning, 34(7), 567-578. DOI: 10.1093/hpp/czz067

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun