Kota Probolinggo, sebuah kota yang terletak di provinsi Jawa Timur, merupakan bagian dari wilayah tapal kuda yang dikenal strategis. Dengan jumlah penduduk mencapai sekitar 246.980 jiwa, Kota Probolinggo berperan penting dalam perdagangan di Jawa Timur, terutama karena lokasinya berada di sepanjang Jalan Pantura yang merupakan jalur transportasi utama di Pulau Jawa. Meskipun wilayah administratif Kota Probolinggo lebih kecil jika dibandingkan dengan Kabupaten Probolinggo, namun kepadatan penduduknya lebih tinggi, terutama dalam hal aktivitas perdagangan dan pemerintahan. Hal ini menjadikan Kota Probolinggo sebagai pusat perdagangan, khususnya di sektor perikanan dan pertanian.
Probolinggo memiliki keuntungan strategis dalam sektor perikanan karena terletak di pesisir dengan pelabuhan yang aktif. Sektor ini menjadi tulang punggung ekonomi kota yang memberikan kontribusi signifikan terhadap kesejahteraan masyarakat serta membuka banyak lapangan kerja. Berdasarkan data dari Dinas Pertanian, Ketahanan Pangan, dan Perikanan Kota Probolinggo, pada tahun 2020 hingga 2021, produksi perikanan di kota ini menunjukkan kinerja yang beragam. Perikanan di Kota Probolinggo terbagi menjadi dua kategori utama: perikanan budidaya dan perikanan tangkap.
Pada perikanan budidaya, terdapat peningkatan hasil yang signifikan. Produksi perikanan budidaya mencapai 337,41 ton pada tahun 2021, meningkat sebesar 0,04% dari 311,586 ton di tahun 2020. Budidaya ini terdiri dari dua jenis, yakni budidaya kolam dan budidaya tambak. Dari hasil budidaya kolam, ikan lele menjadi komoditas utama dengan produksi mencapai 207,86 ton, diikuti oleh ikan nila sebesar 8,25 ton dan ikan gurame sebesar 8,09 ton. Sementara itu, budidaya tambak menghasilkan 113,12 ton, dengan udang vaname sebagai komoditas utama yang mencapai 49,08 ton, diikuti oleh ikan bandeng sebesar 30,28 ton dan ikan nila sebesar 26,37 ton. Angka-angka ini menunjukkan bagaimana budidaya perikanan memberikan kontribusi signifikan terhadap perekonomian kota, sekaligus memperlihatkan potensi besar yang dimiliki oleh sektor ini.
Namun, berbeda dengan perikanan budidaya, sektor perikanan tangkap mengalami penurunan yang signifikan. Pada tahun 2020, hasil tangkapan mencapai 12.720,4 ton, namun pada tahun 2021 turun drastis menjadi hanya 853 ton. Penurunan ini disebabkan oleh kebijakan kota yang hanya menghitung tangkapan dari nelayan kecil atau nelayan dengan kapal berukuran maksimal 10 gross ton (GT). Perikanan tangkap di Kota Probolinggo terbagi menjadi dua jenis: tangkap laut dan tangkap perairan umum. Pada hasil tangkap laut, produksi cumi-cumi mencapai 62,4 ton, menjadikannya komoditas utama, diikuti oleh kerang sebesar 55,7 ton dan ikan kerapu sebesar 45,5 ton. Sementara itu, hasil tangkap perairan umum jauh lebih sedikit, hanya mencapai 14,4 ton, dengan ikan nila sebagai komoditas utama yang mencapai 4,1 ton, diikuti oleh ikan gabus sebesar 2,8 ton dan ikan lele sebesar 2,5 ton. Penurunan yang tajam dalam sektor perikanan tangkap ini menandakan adanya tantangan yang perlu diatasi oleh pemerintah kota untuk menjaga stabilitas ekonomi dari sektor ini.
Selain perikanan, Kota Probolinggo juga terkenal dengan hasil pertanian berupa mangga dan anggur. Buah mangga dan anggur dari Probolinggo telah lama dikenal sebagai komoditas unggulan. Pada tahun 2020, produksi buah mangga mencapai 1.466,7 ton, sementara anggur mencapai 32,5 ton. Di tahun 2021, produksi mangga meningkat menjadi 1.779,2 ton, namun produksi anggur menurun drastis menjadi hanya 8,2 ton. Penurunan produksi anggur ini disebabkan oleh berbagai faktor, termasuk perubahan iklim, permintaan pasar yang naik turun, serta serangan hama dan penyakit. Meskipun demikian, peningkatan produksi mangga menunjukkan bahwa pertanian di Kota Probolinggo masih memiliki potensi besar untuk berkembang, walaupun terdapat tantangan seperti hama dan perubahan iklim.
Sektor pariwisata juga memegang peran penting dalam perekonomian Kota Probolinggo. Kota ini memiliki berbagai destinasi wisata alam, budaya, dan sejarah yang menarik wisatawan, baik dari dalam maupun luar daerah. Gunung Bromo, sebagai salah satu ikon wisata Jawa Timur, berperan besar dalam menarik wisatawan ke Kota Probolinggo. Selain itu, Gili Ketapang yang terkenal dengan keindahan bawah lautnya, serta Museum Probolinggo yang menyimpan banyak benda kuno seperti Probolinggo Papier (uang kertas Probolinggo) dan guci kuno, turut berkontribusi dalam menarik minat wisatawan. Festival budaya seperti Kerapan Sapi juga menjadi daya tarik tersendiri yang tidak hanya mempromosikan pariwisata tetapi juga melestarikan budaya lokal. Pariwisata ini tidak hanya meningkatkan pendapatan masyarakat setempat, tetapi juga mendorong pertumbuhan ekonomi secara keseluruhan, menciptakan lapangan kerja, dan meningkatkan pendapatan daerah.
Bagaimana pertumbuhan ekonomi Kota Probolinggo di tengah keberagaman potensinya? Namun, di tengah berbagai potensi tersebut, pertumbuhan ekonomi Kota Probolinggo mengalami sedikit penurunan pada tahun 2023. Laju pertumbuhan ekonomi kota ini sebesar 6,04 persen, turun 0,08 persen dibandingkan dengan tahun sebelumnya yang mencapai 6,12 persen. Penurunan ini disebabkan oleh berbagai faktor, termasuk penurunan performa beberapa sektor ekonomi utama kota serta dampak pasca pandemi Covid-19 yang masih dirasakan. Meskipun demikian, pertumbuhan ekonomi yang masih berada di atas 6 persen menunjukkan bahwa Kota Probolinggo memiliki daya tahan ekonomi yang cukup kuat, meskipun menghadapi tantangan global.
Apakah masih ada tantangan-tantangan yang perlu dihadapi? Kemiskinan juga masih menjadi tantangan serius yang dihadapi oleh Kota Probolinggo. Data dari Badan Pusat Statistik Kota Probolinggo menunjukkan adanya penurunan angka kemiskinan dari tahun 2022 hingga 2024. Pada tahun 2022, terdapat 16,16 ribu jiwa penduduk miskin, dengan persentase 6,65 persen dari total populasi. Angka ini menurun menjadi 15,86 ribu jiwa atau 6,48 persen pada tahun 2023, dan terus menurun menjadi 15,24 ribu jiwa atau 6,18 persen pada tahun 2024. Penurunan ini menunjukkan upaya yang telah dilakukan oleh pemerintah kota untuk mengurangi kemiskinan. Pemerintah kota terus berusaha meningkatkan kualitas hidup masyarakat melalui berbagai program kesejahteraan sosial, pemberdayaan ekonomi, serta peningkatan akses terhadap pendidikan dan kesehatan. Salah satu layanan yang diberikan Kota Probolinggo untuk penduduk miskin yakni Bantuan Langsung Tunai (BLT) Dana Bagi Hasil Cukai Hasil Tembakau (DBHCHT).