Salah satu strategi dalam pembelajaran Kurikulum Merdeka adalah dengan menggunakan pembelajaran berdiferensiasi. Pembelajaran berdiferensiasi dimaksudkan adalah proses belajar mengajar yang mengakomodasi ragam kemampuan, minat, dan juga kebutuhan peserta didik. Dengan penyiapan pembelajaran yang beragam dan berdiferensiasi ini diharapkan proses belajar peserta  didik bisa  berjalan dengan nyaman, menyenangkan, tidak menimbukan rasa frustasi yang nantinya menjadi pembelajaran yang ramah anak.
Dalam praktiknya ada tiga hal dari sisi peserta didik yang harus diperhatikan guru dalam pelaksanaan pembelajaran berdiferensiasi, yakni kesiapan, minat, dan juga profil belajar peserta didik. Kesiapan peserta didik memiliki tingkat kesiapan yang beragam karena berbagai alasan dan latar belakang. Termasuk juga perbedaan minat dan juga profil belajar siswa atau cara belajar siswa. Untuk mengetahui tiga hal ini guru perlu melakukan asesmen diagnostik pada awal tahun pelajaran dan juga awal pembelajaran.
Sementara  itu ada empat elemen yang bisa dijadikan ragam pembelajaran berdiferensiasi, yakni konten, proses, produk, dan lingkungan belajar. Diferensiasi konten adalah penyiapan ragam materi yang berbeda sesuai dengan tingkat kesiapan, minat, dan profil belajar siswa. Strategi yang bisa dilakukan untuk diferensiasi konten adalah dengan menggunakan materi yang bervariasi, menggunakan kontrak belajar, menyediakan pembelajaran mini, menyajikan materi dengan berbagai moda pembelajaran, dan menyediakan berbagai sistem yang mendukung.
Adapun diferensiasi proses adalah penyediaan strategi dalam proses pembelajaran sesuai hasil asesmen awal. Begitupun dalam diferensiasi produk, ragam kriteria penilaian harus harus berdiferensiasi sesuai dengan kesiapan, minat, dan profil belajar peserta didik. Sedangkan diferensiasi lingkungan belajar adalah penyiapan lingkungan yang menyenangkan bagi peserta didik sehingga merasa aman, nyaman, dan tenang dalam belajar karena kebutuhan mereka terpenuhi.
Beberapa sekolah telah mencoba mempraktikkan strategi pembelajaran berdiferensiasi. Salah satu di antaranya adalah TK Dharma Wanita Maor yang merupakan salah satu sekolah penggerak di Lamongan. Sejak ditetapkan menjadi sekolah penggerak, TK Dharma Wanita Maor mulai belajar bagaimana melaksanakan pembelajaran berdiferensiasi untuk mencapai tujuan pembelajaran yang berpusat pada siswa dan pembelajaran yang menyenangkan serta ramah anak.
Proses belajar tentang pembelajaran berdiferensiasi dilakukan melalui beberapa lokakarya sekolah penggerak dan juga melalui sharing session antar sekolah penggerak dalam proses uji coba pelaksanaan pembelajaran berdiferensiasi. Melalui trial and eror TK Dharma Wanita Maor akhirnya mulai terbiasa melakukan strategi pembelajaran berdiferensiasi.
Strategi yang dimaksud adalah dengan menyiapkan ragam kegiatan main, media, dan juga ragam penilaian. Sebagai salah satu contoh dari praktik pembelajaran berdiferensiasi adalah pembelajaran topik tanaman dengan subtopik tanaman sayur kangkung.
Pada tahap awal guru memperkenalkan terlebih dahulu tanaman kangkung melalui berbagai media, seperti video tentang manfaat kangkung dan juga tanaman kangkung asli. Dalam pengenalan ini guru mengenalkan apa itu tanaman kangkung, bagian-bagian tanaman kangkung, manfaat kangkung, serta aneka olahan kangkung.
Kemudian guru memperkenalkan ragam main yang sudah disiapkan oleh guru dalam beberapa densitas, mulai dari memetik kangkung, merangkai huruf K dari loosepart, meronce batang kangkung, menggambar kangkung. Ini yang dimaksud dengan diferensiasi konten.