Mohon tunggu...
Zuhe Safitra
Zuhe Safitra Mohon Tunggu... Mahasiswa - SEAQIS

I am a self-directed and driven person with a cross-functional team to ensure success and achieve goal. I am a thinker with a good communication and technology skills.

Selanjutnya

Tutup

Bahasa

Pendekatan terhadap Teks Forensik dalam Studi Linguistik

21 Agustus 2024   09:02 Diperbarui: 21 Agustus 2024   09:08 35
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bahasa. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Jcstudio

Forensik linguistik adalah cabang ilmu yang mengaplikasikan pengetahuan linguistik dalam konteks hukum. Salah satu fokus utama dalam bidang ini adalah analisis interaksi antara pengacara dan saksi di ruang sidang. Transkrip persidangan dapat memberikan wawasan tentang dinamika kekuasaan, kontrol wacana, dan strategi komunikasi yang digunakan oleh para peserta.

Perbandingan Antara Teks Fiksi dan Nyata

Ada perbedaan yang signifikan antara interaksi fiksi dan nyata dalam konteks hukum. Misalnya, dalam serial komedi "Little Britain," karakter Vicky Pollard menunjukkan perilaku yang menentang norma-norma wacana hukum dengan tidak kooperatif dan mengabaikan otoritas pengacara. Ini sangat berbeda dengan kesaksian seorang teknisi ambulans dalam "The Hutton Inquiry," di mana saksi mengikuti aturan interaksi institusional dengan memberikan jawaban yang relevan, singkat, dan jelas.

Perbedaan ini memperlihatkan bagaimana seharusnya interaksi di ruang sidang dikendalikan oleh pengacara, dengan saksi diharapkan memberikan informasi yang sesuai dengan pertanyaan yang diajukan. Namun, Vicky Pollard melanggar semua norma ini, yang menghasilkan efek komedi dalam konteks fiksi, namun sekaligus menekankan pentingnya konvensi wacana dalam situasi nyata.

Asimetri Kekuasaan dalam Wacana Hukum

Wacana hukum sering kali ditandai dengan ketidakseimbangan kekuasaan, di mana pengacara memiliki kontrol lebih besar atas jalannya interaksi. Hal ini terlihat dari bagaimana pengacara menentukan topik, panjang giliran bicara, dan bahkan bagaimana saksi harus merespons. Dalam situasi ini, saksi harus menavigasi antara kepatuhan terhadap aturan wacana dan menjaga otoritas pribadi mereka.

Saksi yang berprofesi sebagai teknisi ambulans, meskipun memiliki otoritas dalam bidangnya sendiri, tetap menunjukkan kepatuhan terhadap pengacara yang memandu kesaksiannya. Di sisi lain, Tony Blair, sebagai saksi dengan status tinggi, memiliki kebebasan lebih besar dalam mengatur tanggapannya, menunjukkan bagaimana status sosial dan profesional dapat mempengaruhi dinamika wacana di ruang sidang.

Prinsip Kooperatif dan Pelanggaran Maksim Grice

Dalam analisis wacana, Prinsip Kooperatif Grice sering digunakan untuk mengevaluasi seberapa jauh partisipan dalam percakapan mengikuti atau melanggar aturan-aturan dasar komunikasi. Karakter Vicky Pollard secara terang-terangan melanggar maksim-maksim ini, seperti relevansi dan kualitas, yang menyebabkan pengacara kehilangan kontrol atas interaksi.

Sebaliknya, dalam konteks nyata, saksi cenderung mematuhi maksim-maksim tersebut, memberikan jawaban yang sesuai dengan pertanyaan yang diajukan dan menjaga relevansi serta kejelasan dalam tanggapan mereka. Meskipun begitu, ada kalanya saksi dengan status tinggi seperti Tony Blair mungkin secara strategis melanggar maksim ini untuk mempertahankan otoritas atau menghindari pertanyaan yang mengancam.

Kesimpulan

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Bahasa Selengkapnya
Lihat Bahasa Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun