Mohon tunggu...
Zuhdi Triyanto
Zuhdi Triyanto Mohon Tunggu... Operator - Tenaga Administrasi

Suka kopi apa saja

Selanjutnya

Tutup

Puisi Pilihan

Menawar Maut

17 Desember 2016   08:18 Diperbarui: 17 Desember 2016   08:44 408
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sumber Ilustrasi http://www.faktakah.com/

Kali ini tersudut apa disudut
Hati sudah tidak terpaut oleh maut

Malaikat menjemput dengan muka cemberut
Ia berkata;
masa mu sudah habis, tidak usah menyuguh tangis, sebab
sesakit kau teriris, lidahmu sekedar lamis
Tuhan saja kau tipu
Apalagi Waktu, lingkungan dan harapan
Oh anak muda
Aku ini malaikat maut
Sebut saja kata - katamu yang kau banggakan kemarin
Itu tidak bisa kau tukar dengan kematianmu yang sukar
Tapi
Silahkan deras sajak yang kau pakai untuk memikat perempuan
aku ingin mendengar
semaut apa sajakmu kepada mereka

Bagaimana aku bisa membaca,
Sedang setelahnya aku mati dalam kata - kata

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun