Mohon tunggu...
zuhdi ilham nadjir
zuhdi ilham nadjir Mohon Tunggu... Penulis - buruh tulis

cuman buruh tulis yang hoby filsafat dan sastra.

Selanjutnya

Tutup

Lyfe Pilihan

Membebaskan Diri dari Racun

2 Mei 2024   10:54 Diperbarui: 2 Mei 2024   11:34 111
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Dalam hidup, kita sering kali dihadapkan pada orang atau keadaan yang memberikan dampak negatif bagi diri kita. Orang atau keadaan yang toksik bisa berupa seseorang yang secara terus-menerus menyalahkan diri kita atas segala hal, bahkan ketika kita tidak bertanggung jawab. Mereka mungkin selalu mencoba mengontrol keputusan atau membatasi kebebasan untuk berkembang. Orang toksik juga mungkin terus-menerus mengkritik atau meremehkan prestasi kita, tanpa memberikan dukungan yang sesungguhnya. Keadaan toksik juga bisa berupa lingkungan di tempat yang dipenuhi dengan kompetisi yang tidak sehat atau pola perilaku yang merugikan.

Namun, Tak selamanya orang yang toksik tampak jahat dan tanpa belas kasihan. Sebagian dari mereka mungkin sungguh mencintai kita dengan tulus, dengan niat baik yang murni. Namun, terkadang kehadiran mereka menjadi seperti racun bagi kehidupan kita, memaksa kita untuk mengorbankan bagian dari diri kita sendiri, bahkan kebahagiaan kita. Mereka bukanlah monster yang terlahir jahat, namun seringkali mereka bukanlah orang yang tepat bagi kita.

Saat kita sadar bahwa hubungan, keadaan atau orang yang toksik telah merenggut diri kita perlahan-lahan, kita harus berani memutuskan untuk melepaskan mereka. Meski sulit, hidup sudah cukup berat tanpa keberadaan orang-orang yang menarik kita ke dalam kegelapan. Kita tak bisa mengorbankan diri hanya untuk memenuhi kebutuhan atau harapan orang lain.

Mungkin kita telah berjuang untuk menyadari bahwa orang yang kita cintai atau situasi yang kita hadapi, meskipun tampaknya memiliki niat baik, sebenarnya keadaan memberikan dampak negatif yang merugikan bagi diri kita. Ini adalah perjuangan yang sulit, karena seringkali kita merasa terikat oleh hubungan atau keterikatan emosional yang telah terbentuk selama jangka waktu yang panjang bahkan bertahun-tahun.

Diri kita, dalam hal kesejahteraan dan keamanan, harus menjadi prioritas utama kita. Kadang-kadang, itu adalah langkah yang harus kita ambil, meski terasa seperti mematahkan hati, untuk menyelamatkan diri kita sendiri. Kita memiliki hak untuk menjaga diri dan menciptakan lingkungan yang aman bagi diri kita. 

Seringkali, menempatkan diri kita sendiri di posisi pertama memerlukan keberanian dan keputusan yang sulit, terutama ketika itu melibatkan melepaskan orang-orang yang kita cintai atau menjauh dari situasi yang merugikan. Namun, hal ini penting untuk memastikan bahwa kita dapat menjalani hidup dengan damai dan bahagia, tanpa harus mengorbankan kebahagiaan kita untuk orang lain.

Tidak ada yang lebih menyedihkan daripada melihat orang yang kita cintai menjadi racun bagi kehidupan kita. Namun, kita harus memiliki keberanian untuk melepaskan mereka, dan menempatkan kebutuhan diri kita di atas segalanya. Kita tak boleh mengorbankan diri hanya untuk memenuhi harapan orang lain. 

Meskipun prosesnya mungkin menyakitkan dan penuh tantangan, memutuskan hubungan atau menjaga jarak dengan orang atau keadaan yang toksik adalah langkah yang penting untuk menjaga kesehatan mental dan emosional kita. Dan kita perlu mengingat bahwa merawat diri sendiri bukanlah tindakan egois, melainkan tindakan yang bijaksana dan diperlukan untuk memastikan kita tetap kuat dan bahagia.

Terlepas dari seberapa besar cinta kita, kita harus menyadari bahwa hidup kita berharga. Kita tak boleh terperangkap dalam situasi yang merugikan. Kita berhak untuk menciptakan ruang yang aman, dan menjalani hidup dengan damai dan bahagia.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Lyfe Selengkapnya
Lihat Lyfe Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun