kemanusiaan, opus terdalam dalam gerak tari,
jiwa yang disodorkan, sebagai puisi cinta yang tak tergambarkan.
keberanian menatap bahaya sambil mencintai,
kita penari sejati pada panggung kehidupan,Â
Dalam panggung kehidupan, kita sebagai penari kelana meliuk-layangkan langkah di antara rona bahagia dan bayangan bahaya. Mengapa, di tengah-tengah irama kehidupan yang terus berdentum, kita begitu berani menyodorkan jiwa kita kepada yang lain? Apakah ini adalah gerak tari paling dalam yang dilakukan oleh kemanusiaan, ataukah hanya langkah-langkah ritmis dalam lagu perjalanan hidup yang penuh kekaguman?
Seakan panggung ini menjadi tempat kita menari bersama rona bahagia dan bayangan bahaya, dalam keberanian yang begitu abadi. Pertanyaan-pertanyaan ini menyinggung inti eksistensi kita di atas panggung yang terus mengembangkan lantunan kisah hidup. Dalam keheningan panggung yang menunggu, kita menantikan jawaban dari setiap langkah yang kita ambil, setiap gerak yang kita persembahkan di panggung kehidupan yang membentang luas.
Langkah kita yang berani menyodorkan jiwa pada yang lain membawa kita ke dalam pesta warna-warni rona bahagia. Panggung kehidupan bukan sekadar ruang untuk menari; ini adalah tempat merayakan cinta dan sukacita. Melodi cinta yang kita persembahkan dalam tarian ini bukan hanya tentang kita, melainkan tentang setiap hati yang ikut bergetar dengan harmoni kehidupan.
Mengapa kita, sebagai penari kelana, berani merayakan rona bahagia ini? Menyerahkan jiwa kepada yang lain bukan hanya aksi sukarela, melainkan sebuah pesta di mana kita menjadi penari dan penonton sekaligus. Dalam perayaan ini, kita menemukan makna yang mendalam di setiap gerak tari.Â
Keberanian untuk mencinta bukan hanya membukakan diri pada potensi bahaya, tetapi juga menjadikan kita sebagai aktor pelaku dalam kisah indah melodi cinta yang terus berdentum di panggung kehidupan. Dalam setiap gerak yang begitu indah, kita dihadapkan pada realitas bahwa di dalam pelukan bahagia, tersembunyi potensi luka.
Ketika kita memberikan diri kita sepenuhnya, timbul pertanyaan apakah ini tindakan tegas dari hati yang kuat, ataukah sebatas kebutuhan untuk merasakan segala nuansa kehidupan. Sepertinya inilah yang membuat tarian ini begitu unik: setiap langkah yang kita ambil adalah perang emosi, di mana keberanian hati kita berbaur dengan kerentanan hati.Â