Mohon tunggu...
SUGIYANTO
SUGIYANTO Mohon Tunggu... Guru - Guru

Komitmen merupakan salah satu cara dari orang positif untuk berbagi aura positif. Sangat tidak menyukai orang yang tidak berkomitmen, karena jika kita melanggar sebuah komitmen sekalai aja maka selanjutnya komitmen kita akan dipertanyakan. Berbagi hal positif jangan pernah berpamrih, karena segala sesuatu yang kita perbuat senantiasa akan kembali pada diri kita sendiri

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

Koneksi antar Materi Modul 3.1 Pengambilan keputusan berbasis Nilai Kebajikan Sebagai pemimpin

24 Oktober 2022   22:29 Diperbarui: 24 Oktober 2022   22:32 320
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

  • Bagaimana filosofi Ki Hajar Dewantara dengan Pratap Triloka memiliki kaitan dengan penerapan pengambilan keputusan sebagai seorang pemimpin? Filosofi KI Hajar Dewantara yang dikenal dengan Patrap Triloka, yaitu Ing ngarsa sung tulada (yang di depan memberi teladan), (2) Ing madya mangun karsa (yang di tengah membangun kemauan), (3) Tut wuri handayani (dari belakang mendukung). Kaitan Patrap Triloka tersebut dengan penerapan pengambilan keputusan yaitu guru sebagai pemimpin pembelajaran harus mampu memberikan teladan bagi murid-muridnya baik dari sikap, tindakan maupun perbuatan. Guru sebagai peimpin pembelajaran harus mampu membangun kemauan para muridnya melalui dukungan dan motivasi sehingga murid bisa menemukan kodratnya masing-masing dan guru sebagai penuntunnya harus tepat dalam mengambil keputusan dengan menyesuaikan pada kebutuhan murid.  Sebagai pemimpin pembelajaran dalam pengambilan keputusan harus berpihak pada murid dan mampu mendorong pengembangan diri muridnya sesuai kodrat alam dan dan kodrat zaman
  • Bagaimana nilai-nilai yang tertanam dalam diri kita, berpengaruh kepada prinsip-prinsip yang kita ambil dalam pengambilan suatu keputusan? Dalam pengambilan suatu keputusan sangat dipengaruhi oleh nilai-nilai yang tertanam dalam diri. Beberapa nilai yang tertanam dalam diri kita yaitu kemandirian, reflektif, kolaboratif, inovatif, dan berpihak pada murid.
  • Bagaimana materi pengambilan keputusan berkaitan dengan kegiatan 'coaching' (bimbingan) yang diberikan pendamping atau fasilitator dalam perjalanan proses pembelajaran kita, terutama dalam pengujian pengambilan keputusan yang telah kita ambil? Apakah pengambilan keputusan tersebut telah efektif, masihkah ada pertanyaan-pertanyaan dalam diri kita atas pengambilan keputusan tersebut? Hal-hal ini tentunya bisa dibantu oleh sesi 'coaching' yang telah dibahas pada sebelumnya. Materi pengambilan keputusan berkaitan dengan kegiatan 'coaching' (bimbingan) yang diberikan pendamping atau fasilitator dalam perjalanan proses pembelajaran kita, terutama dalam pengujian pengambilan keputusan yang telah kita ambil sangat membantu kita untuk lebih bersikap secara bijkasana dalam pengambilan kepututusan utamanya saat kita memberikan bimbingan melalui alur percakapan alur tirta (menetapkan Tujuan,  Identifikasi masalah, rencana aksi, tanggung jawab ). Hal ini akan membuat peserta didik mampu menemukan solusi dari masalah mereka sendiri secara efektif.
  • Bagaimana kemampuan guru dalam mengelola dan menyadari aspek sosial emosionalnya akan berpengaruh terhadap pengambilan suatu keputusan khususnya masalah dilema etika? Aspek sosial emosional sangat berpengaruh dalam pengambilan keputusan khususnya masalah dilema etika.Ketika kita menghadapi situasi dilema etika, akan ada nilai-nilai kebajikan mendasar yang bertentangan seperti cinta dan kasih sayang, kebenaran, keadilan, kebebasan, persatuan, toleransi, tanggung jawab dan penghargaan akan hidup. Diperlukan kompetensi kesadaran diri (self awareness) pengelolaan diri ( self management) kesadaran sosial (social awareness) dan keterampilan hubungan sosial (relationship skill ) untuk mengambil keputusan yang tepat berpihak pada murid. Kemampuan guru dalam mengelola aspek emosionalnya akan menghadirkan keputusan yang bijaksana.

dokpri 
dokpri 
  • Bagaimana pembahasan studi kasus yang fokus pada masalah moral atau etika kembali kepada nilai-nilai yang dianut seorang pendidik? Pembahasan studi kasus dilema etika dengan mengacu pada 3 prinsip resolusi dan 4 paradigma pengambilan keputusan serta 9 langkah pengujian keputusan
  • Bagaimana pengambilan keputusan yang tepat, tentunya berdampak pada terciptanya lingkungan yang positif, kondusif, aman dan nyaman. Pengambilan keputusan yang tepat akan membentuk lingkungan yang positif, kondusif, aman dan nyaman dengan indikasi terciptanya lingkungan sekolah well being.

dokpri 
dokpri 
  • Apakah tantangan-tantangan di lingkungan Anda untuk dapat menjalankan pengambilan keputusan terhadap kasus-kasus dilema etika ini? Adakah kaitannya dengan perubahan paradigma di lingkungan Anda? Keberagaman latar belakang, pengetahuan, sosial dan ekonomi menjadikan perbedaan sudut pandang merupakan tantangan tersendiri dalam pengambilan keputusan terhadap kasus-kasus dilema etika.perubahan paradigma. Perubahan paradigma sangat berkaitan dalam penyelesaian kasus dilema etika.
  • Apakah pengaruh pengambilan keputusan yang kita ambil ini dengan pengajaran yang memerdekakan murid-murid kita? Bagaimana kita memutuskan pembelajaran yang tepat untuk potensi murid kita yang berbeda-beda? Keberagaman siswa menuntut guru untuk tepat dalam pengambilan keputusan dalam upaya memerdekakan murid pada proses pengajaran. Pembelajaran diferensiasi merupakan pengambilan keputusan yang tepat untuk memenuhi kebutuhan belajar murid yang beragam.

dokpri 
dokpri 
  • Bagaimana seorang pemimpin pembelajaran dalam mengambil keputusan dapat mempengaruhi kehidupan atau masa depan murid-muridnya? Pembelajaran berdiferensiasi merupakan salah satu cara untuk memenuhi kebutuhan belajar murid dan pembelajaran sosial emosional merupakan salah satu cara menyajikan kenyamanan lingkungan belajar. Dengan cara-cara tersebut akan mampu mengoptimalkan tumbuh kembang murid sehingga di masa depannya menjadi masnusia yang merdeka, merdeka bagi dirinya sendiri dan merdeka di masyarakatnya.

dokpri 
dokpri 
  • Apakah kesimpulan akhir  yang dapat Anda tarik dari pembelajaran modul materi ini dan keterkaitannya dengan modul-modul sebelumnya? Kesimpulan akhir dari pembelajaran modul materi ini dan kaitannya dengan modul sebelumnya yaitu :

Sebagai pemimpin dalam pembelajaran berpegang teguh pada Filosofi pemikiran Ki Hajar Dewantara dengan semboyannya "Ing ngarso sung tuladha, ing madya mangun karsa, Tut wuri handayani dalam keberpihakannya pada murid untuk menuntun tumbuh kembang murid sesuai dengan kodrat alam dan kodrat zaman

Sebagai pemimpin pembelajaran dengan nilai-nilai yang dimiliki serta menjiwai nilai-nilai tersebut mampu menghadirkan keputusan yang bertanggung jawab untuk lebih berpihak pada murid

Sebagai pemimpin pembelajaran yang berpihak pada murid senantiasa berusaha memenuhi kebutuhan belajar murid melalui pembelajaran berdiferensisasi

Pembelelajaran sosial emosional dengan kompetensi kesadaran diri, pengelolaan diri, kesadaran sosial dan keterampilan hubungan sosial penting untuk diterapkan untuk tercipatanya budaya positif pada lingkungan yang well being.

Paradigma berpikir coaching dengan laur percakapan alur TIRTA mampu mengoptimalkan potensi siswa dalam menemukan solusi dari masalahnya sendiri

Nilai kebajikan universal merupakan pondasi dalam pengambilan keputusan yang berpihak pada murid. 3 prinsip resolusi dan 4 paradigma pengambilan keputusan serta 9 langkah pengujian keputusan untuk menentukan status permasalahan dilema etika atau bujukan moral

Sejauh mana pemahaman Anda tentang konsep-konsep yang telah Anda pelajari di modul ini, yaitu: dilema etika dan bujukan moral, 4 paradigma pengambilan keputusan, 3 prinsip pengambilan keputusan, dan 9 langkah pengambilan dan pengujian keputusan. Adakah hal-hal yang menurut Anda di luar dugaan?

Dilema etika adalah tantangan berat yang harus dihadapi dari waktu ke waktu.mengingat situasi yang terjadi ketika kita dihadapkan pada dua pilihan moral yang bertentangan. Sedangkan Bujukan moral (benar vs salah) yaitu situasi yang terjadi ketika seseorang harus membuat keputusan antara benar dan salah.

Ketika kita menghadapi situasi dilema etika, akan ada nilai-nilai kebajikan mendasar

yang bertentangan seperti cinta dan kasih sayang, kebenaran, keadilan, kebebasan,

persatuan, toleransi, tanggung jawab dan penghargaan akan hidup.

Secara umum ada pola, model, atau paradigma yang terjadi pada situasi dilema etika, yaitui:

1. Individu lawan kelompok (individual vs community)

2. Rasa keadilan lawan rasa kasihan (justice vs mercy)

3. Kebenaran lawan kesetiaan (truth vs loyalty)

4. Jangka pendek lawan jangka panjang (short term vs long term)

Untuk memandu kita dalam mengambil keputusan dan menguji keputusan yang akan

diambil dalam situasi dilema etika ataupun bujukan moral yang membingungkan, ada

9 langkah yang dapat kita lakukan :

1. Mengenali nilai-nilai yang bertentangan

2. Menentukan siapa yang terlibat dalam situasi

3. Mengumpulkan fakta-fakta yang relevan dengan situasi

4. Pengujian benar atau salah:

     - Uji legal/ aspek pelanggaran hukum

   - Uji regulasi/ standar professional

   - Uji intuisi, tingkatan perasaan dan intuisi

    - Uji publikasi

    - Uji panutan/ idola

5. Pengujian paradigma benar lawan benar: Individu lawan masyarakat, Keadilan lawan rasa kasihan, Kebenaran lawan kesetiaan, Jangka pendek lawan jangka panjang

6. Melakukan prinsip resolusi. Dari 3 prinsip penyelesaian dilema, mana yang akan dipakai? Berpikir Berbasis Hasil Akhir (Ends-Based Thinking), Berpikir Berbasis Peraturan (Rule-Based Thinking), Berpikir Berbasis Rasa  Peduli (Care-Based Thinking)

7. Investigasi opsi trilema

Dalam mengambil keputusan, seringkali ada 2 pilihan yang bisa kita pilih. Terkadang kita perlu mencari opsi di luar dari 2 pilihan yang sudah ada. Kita bisa bertanya pada diri kita, apakah ada cara untuk berkompromi dalam situasi ini. Terkadang akan muncul sebuah penyelesaian yang kreatif dan tidak terpikir sebelumnya yang bisa saja muncul di tengah-tengah kebingungan menyelesaikan masalah. Itulah yang dinamakan investigasi opsi trilema

8.Buat keputusan

9. Lihat lagi keputusan dan refleksikan

Yang diluar dugaan adalah perbedaan antara dilema etika dan bujukan moral

  • Sebelum mempelajari modul ini, pernahkah Anda menerapkan pengambilan keputusan sebagai pemimpin dalam situasi moral dilema? Bilamana pernah, apa bedanya dengan apa yang Anda pelajari di modul ini?

Pernah, bedanya adalah dalam pengambilan keputusan hanya berdasarkan pada satu sudut pandang dan belum pernah melakukan pengujian atas keputusan yang diambil.

  • Bagaimana dampak mempelajari konsep  ini buat Anda, perubahan  apa yang terjadi pada cara Anda dalam mengambil keputusan sebelum dan sesudah mengikuti pembelajaran modul ini?

Setelah mempelajari modul ini, saya lebih berpihak pada murid setiap pengambilan keputusan

  • Seberapa penting mempelajari topik modul ini bagi Anda sebagai seorang individu dan Anda sebagai seorang pemimpin? Modul ni sangat penting untuk dipelajari lebih-lebih untuk seorang pemimpin ataupun calon pemimpin dalam rangka pengam bilan keputusan.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun