Orang tua adalah sosok yang sangat peduli kepada anaknya. Semua orang tua menginginkan anaknya menjadi orang-orang yang sukses di kemudian hari, yang bisa hidup mandiri dan tentunya bisa membanggakan kedua orang tuanya. Mereka tidak menginginkan anaknya menjadi aib bagi keluarganya. Saban hari, mereka tidak bosan-bosannya memberikan nasehat, bimbingan dan motivasi-motivasi kepada anaknya supaya kelak bisa menjadi anak yang bermanfaat untuk dirinya dan untuk khalayak ramai.
Dan itulah yang saya rasakan sebagai seorang anak. Bagi saya, ayah merupakan sosok orang tua yang menjadi mahaguru, yang tidak bosan-bosannya memberi nasehat, baik disaat sedang makan bersama, maupun disaat sedang santai dan berkumpul dengan keluarga. Sebagai sosok ayah, beliau menjadi guru bagi saya khususnya, dan bagi keluarga saya pada umumnya. Dengan bimbingan dan motivasi-motivasi beliaulah, seiring berjalannya waktu, secara perlahan-lahan saya mulai berbenah diri dengan mempergunakan waktu sebaik-baik. Kenapa demikian? Karena ayah selalu berpesan kepada saya, bahwa mengatur waktu adalah kunci seseorang berhasil atau tidak untuk mencapai apa yang dia cita-citakan, beliau mengutip sepenggal pepatah arab:
“waktu itu bagaikan pedang. Kalau kita tidak mempergunakannya, dia akan memotong(meninggalkan) kita.”
Dan ada sebuah Pesan yang selalu beliau ulang-ulang,
“Kalau hari ini kalian bisa melakukannya, jangan tunggu sampai besok”
Pesan beliau tersebut selalu terkenang didalam kalbu, dan menjadi senjata bagi saya dalam mengarungi hidup ini sampai sekarang.
Termotivasi Nasehat Sang Ayah
Berawal dari nasehat dan motivasi ayah yang sudah melekat di kepala. Saya mulai bergerak cepat untuk mencoba menulis, karena menjadi seorang penulis adalah cita-cita saya sejak kecil. Saya mempergunakan waktu luang untuk menulis, walaupun hanya beberapa paragraf. Menulis apa saja yang terlintas di benak saya, baik menulis cerpen, puisi, ataupun opini. Hobi saya yang suka membaca, baik berupa buku, surat kabar, maupun majalah, juga membantu saya untuk menulis, karena dengan sering membaca akan semakin menambah ilmu, memperkaya informasi dan perbendaharan kata-kata dalam hal tulis-menulis. Dan akhirnya, lambat laun nyali saya untuk menulis sudah mulai meningkat. Hasilnya pun selangkah demi selangkah sudah mulai saya rasakan dengan dimuatnya tulisan saya di media massa, walaupun level media massanya masih ‘tingkat kabupaten’ tetapi cita-cita saya supaya tulisan saya terpampang di majalah seperti penulis-penulis handal sudah dapat saya rasakan. Dimuatnya tulisan di media massa tersebut membuat semangat saya untuk mengasah bakat menulis saya semakin tinggi, dan mencoba lebih giat menulis sehingga tulisannya nanti lebih berbobot, dan berkeinginan suatu saat nanti bisa menerbitkan sebuah buku.
Di lain kisah, beberapa tahun yang lalu, disaat saya baru saja menyelesaikan kuliah disebuah PTN. Ayah menasihati saya, untuk selalu berusaha menjadi yang terbaik, teruslah belajar, dan selalu mempergunakan waktu sebaik-baiknya. “Kalau hari ini kamu bisa melakukannya, jangan tunggu sampai besok!” Ucap beliau. Berbekal ilmu yang sudah saya ampu dan nasehat Ayah, Saya pun mencoba mencari pekerjaan, dengan semangat untuk berbagi ilmu , saya pun bergerak lebih cepat dan mulai bergerilya dari sebuah sekolah ke sekolah yang lain tanpa mengenal kata lelah karena teringat pesan-pesan sang ayah tersebut. Dan Alhamdulillah, akhirnya saya diterima di sebuah sekolah, yang kebetulan pada hari itu sekolah tersebut sangat membutuhkan seorang guru agama. Terbesitlah didalam hati saya, seandainya nasehat ayah tidak saya dengar, mungkin saya tidak akan mendapatkan pekerjaan ini. Walaupun hanya sebagai honorer, setidaknya sudah bisa berbagi ilmu yang saya dapat semasa menuntut ilmu dulu, apalagi ilmu yang tidak dibagi dan diamalkan tamsil pohon yang tak berbuah.
Dan yang terakhir, motivasi dan nasehat sang ayah pula, saya bisa berada di kompasiana. Dan ikut menulis kisah inspirasi ini. Bagi saya, kesempatan ini tidak akan datang kedua kalinya, ataupun kesempatan ini tidak bisa diputar(bergerak) kembali kebelakang bak film Doraemon yang bisa kembali ke masa silam melalui kantong ajaibnya.
Semoga tulisan ini memotivasi pembaca sekalian untuk bergerak lebih cepat menyambut tantangan dan tidak menunda-nunda sesuatu yang bisadikerjakan hari ini, sehingga tercapai apa yang dicita-citakan. Aamiin. Semoga!
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana. Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI