[caption id="attachment_381686" align="aligncenter" width="300" caption="Sumber foto: www.ceritamu.com "][/caption]
Pertanyaan itu muncul dari seorang kawan kepada saya, saat kami menikmati secangkir kopi di sebuah warung, yangkebetulan TV yang dinyalakan pemilik warung pada sebuah chanel , sedang menyiarkan berita tentang Hari Anti Korupsi. Yang jatuh tepat pada hari ini, Selasa 09 Desember 2014. Saya pun menjawab singkat dengan sedikit tersenyum, “Bisa jadi, mereka tetap beraksi”.
memang, Pada dasarnya manusia itu menginginkan kehidupan yang layak, penuh dengan kemewahan dan kesenangan,uang yang berlimpah, rumah dan mobil mewah, bisa berlibur ke mana saja tempat yang disukainya bersama keluarga, dan lain-lain. Semua maunya berkecukupan. Mereka tidak mau hidup susah, pas-pasan apalagi sampai menderita. Sehingga tidak sedikit dari mereka menempuh jalan yang ‘instan’, walaupun melanggar norma-norma yang berlaku di dalam masyarakat.
Ironis memang, disaat banyak pejabat di negeri kita yang notabene ‘berpendidikan’ tinggi rela berkorban demi memperkayakan dirinya. Mereka dipercayakan rakyatnya untuk mensejahterakan mereka, sebagaimana janji ingin mengabdi kepada rakyat Indonesia, tetapi sebaliknya janji tinggal janji, kesejahteraan yang diharapkan, justru yang datang adalah adalah penjajahan, mereka berani menjajah bangsanya sendiri. Penjajahan yang mereka lakukan demi memuaskan nafsunya untuk ‘membuncitkan’ perutnya, anak-bininya, dan antek-anteknya.
Ketua KPK Abraham Samadmengatakan, Indonesia sedang dijajah oleh kerakusan bangsa sendiri yang lebih mementingkan diri sendiri dan golongannya dibandingkan rakyat secara keseluruhan. “kita sedang dijajah oleh bangsa kita sendiri”,katanya pada Festival Antikorupsi memperingati Hari Antikorupsi Sedunia di Universitas Gajah Mada Yogyakarta, Selasa (9/12/2014).
Dia melanjutkan, bila dahulu Indonesia dijarah oleh penjajah, maka saat ini sumber daya Indonesia dijarah dan dijadikan bancakan oleh pihak-pihak yang rakus.
Semoga saja di Hari Anti Korupsi ini, tidak ada lagi ‘Tikus-tikus Berdasi’ yang selalu beraksi di atas penderitaan rakyatnya yang sedang berjuang untuk mendapat sesuap nasi.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H