Mohon tunggu...
Zubaili
Zubaili Mohon Tunggu... Guru - Guru Honorer - Aceh. "Belajar Harus Berguru, Bukan Meniru"

Menulis adalah bagian dari belajar. Dengan belajar, kita bisa mengajar... Dengan mengajar, kita bisa belajar...

Selanjutnya

Tutup

Puisi Pilihan

Renungan Malam

30 Mei 2022   22:01 Diperbarui: 30 Oktober 2022   20:00 573
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Renungan Malam, Ilustrasi kumparan.com


Renungan Malam

Malam semakin larut

Angin sepoi bertiup tak pernah bosan

Seakan-akan menyiratkan pesan

Supaya insan meninggalkan euforia dunia sesaat

Dikeheningan malam yang sunyi

Sambil istirahat dan merebahkan diri

Sisihkan waktu sejenak untuk merenungi diri

Karena semua kita akan merasakan yang namanya mati.

Baca juga: Sajadah Cinta

Coba Renungkan,

Kebaikan apa saja yang sudah kita kerjakan

Andai kita seorang dermawan,

Sudah berapa anak yatim yang kita beri makan.

Sebagai manusia, kekhilafan pasti pernah kita kerjakan

Seberapa banyak keburukan yang sudah kita lakukan

Apa kita sengaja melakukannya?

Atau sekedar mencoba-coba. 

Andai tidur kita malam ini adalah tidur panjang

Amal kebaikan apa yang sudah kita persiapkan

Karena kematian pasti datang walaupun tak diundang

Takkan meleset walau hanya kadar kedipan.

Aceh Besar, 30 Mei 2022  

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun