Kemajuan teknologi dimasa sekarang melaju sangat pesat. Berbagai pekerjaan banyak yang bisa dikerjakan dengan robot maupun aplikasi hanya dengan beberapa detik saja, pembuatan artikel, jurnal, bahkan surat -- surat dapat dikerjakan oleh teknologi. Salah satu teknologi yang sangat dibutuhkan dan bermanfaat pada masa kini adalah kecerdasan buatan atau biasa dikenal dengan artificial intelligence (AI). Kecerdasan buatan atau biasa dikenal dengan artificial intelligence (AI) adalah kemampuan suatu teknologi menyerupai kecerdasan manusia yang didalamnya memiliki program -- program sesuai dengan kebutuhan yang diinginkan.
Perkembangan teknologi telah mengubah banyak aspek kehidupan, salah satunya dunia pendidikan. Perubahan signifikan yang terjadi adalah munculnya kecerdasan buatan, yang telah menjadi bagian integral dari proses belajar mengajar. Artikel ini bertujuan untuk menggali pemahaman tentang kecerdasan buatan serta resiko yang terkait dengannya dalam konteks pendidikan.
Pemakaian teknologi saat ini telah membawa perubahan besar dalam dunia pendidikan melalui hadirnya konsep transformasi pendidikan 5.0. Konsep ini mencakup penggunaan kecerdasan buatan, Internet of Things, big data, dan teknologi lainnya, yang mana aplikasi kecerdasan buatan ini telah mengubah cara orang berinteraksi dan bekerja. Perkembangan dalam teknologi kecerdasan buatan telah mengubah cara orang berpikir, bertindak, dan menjalani aktivitas sehari-hari. Perkembangan teknologi yang cepat memberikan berbagai peluang dan tantangan untuk pendidikan. Beberapa peluang tersebut mencakup penggunaan teknologi yang memfasilitasi kolaborasi lebih efektif antara guru dan siswa. Teknologi juga mendukung pembelajaran daring yang dapat memperluas akses pendidikan, terutama bagi siswa yang terhambat oleh faktor geografis, fisik, atau keadaan lainnya.
Risiko penggunaan kecerdasan buatan (Artificial Intelligence/AI) dalam bidang pendidikan harus sangat diperhatikan, berikut adalah beberapa risiko yang mungkin terjadi;
a. Risiko Kesalahan dan Ketidakakuratan dalam Mengetahui Pengetahuan
Kecerdasan buatan (Artificial Intelligence/AI) menggunakan data untuk memberikan saran atau mengambil keputusan. Namun, cara pengenalan dan pemrosesan data dapat menyebabkan terjadinya kesalahan. Keputusan yang dikeluarkan oleh sistem AI bisa jadi tidak akurat atau tidak relevan. Hal ini disebabkan karena data yang digunakan mungkin tidak representatif, tidak lengkap, atau berasal dari sumber yang memiliki bias. Tentu saja, faktor ini juga dipengaruhi oleh cara algoritma AI dilatih dengan data atau oleh preferensi manusia yang mendesainnya.
Adapun beberapa kesalahan yang dihasilkan oleh kecerdasan buatan, yaitu terkait dengan ejaan dan tata bahasa, serta ketidakakuratan informasi, dapat muncul saat kecerdasan buatan digunakan dalam penulisan ilmiah atau pembuatan tugas oleh peserta didik. Namun, kecerdasan buatan juga memberikan bantuan dalam tugas seperti merangkum, memparafrase, dan mereview literatur, sehingga penggunaannya harus disertai dengan evaluasi oleh manusia atau penggunananya. Dalam hal ini, peran guru sangat penting dalam melakukan pemeriksaan menyeluruh untuk menemukan potensi kesalahan atau bias yang mungkin terjadi akibat penggunaan alat bantu berbasis kecerdasan buatan. Dan sebagai peserta didik, sangat penting untuk secara kritis memahami informasi saat melakukan literasi informasi, serta memverifikasi kebenaran informasi karena ada kemungkinan informasi yang diperoleh tidak tepat.
b. Risiko Moral Peserta Didik
Akhir-akhir ini semakin meningkatnya penggunaan chatbot dalam format teks interaktif yang dapat membantu orang memperoleh informasi yang mereka perlukan. Dengan chatbot, pengguna bisa mengajukan pertanyaan dan menerima jawaban dengan cepat. Dalam hal ini, peserta didik dapat memanfaatkan kecerdasan buatan sebagai panduan visual untuk membantu mereka memahami konsep dan belajar secara mandiri. Namun, ada masalah jika penggunaan kecerdasan buatan tersebut digunakan untuk membuat karya ilmiah yang kemudian tidak diparafrasekan, yang tentunya dapat menyebabkan terjadinya plagiasi.
c. Risiko Psikologi Peserta Didik
Pertumbuhan penggunaan alat bantu yang didasarkan pada kecerdasan buatan, seperti chatbot, telah memberikan banyak kemudahan dalam bidang pendidikan. Namun, kita harus waspada karena kemudahan ini bisa menimbulkan ketergantungan. Ketergantungan ini terjadi ketika seseorang bergantung pada sumber tertentu, dalam hal ini kecerdasan buatan, untuk memenuhi kebutuhan atau mencapai tujuan. Ini menunjukkan bahwa kecerdasan buatan telah menjadi terkenal dan diperlukan, termasuk di sektor pendidikan.
pemanfaatan kecerdasan buatan dalam bidang pendidikan akan membawa potensi besar dalam menciptakan pendekatan pembelajaran yang dapat disesuaikan dengan kebutuhan masing-masing peserta didik, yaitu pembelajaran yang dipersonalisasi dan adaptif. Dalam gambaran masa depan, pendidikan yang relevan dan adaptif akan menjadi kenyataan. Interaksi antara pendidik dan kecerdasan buatan akan menciptakan pengalaman pembelajaran yang lebih dinamis dan efektif. Selain itu, penting untuk memperhatikan aksesibilitas terhadap teknologi kecerdasan buatan agar kesenjangan teknologi tidak menghambat akses pendidikan yang adil. Dengan menggunakan teknologi kecerdasan buatan secara bijaksana, pendidikan dapat mengalami transformasi yang
signifikan, meningkatkan keterlibatan peserta didik, mengurangi kesenjangan dalam pembelajaran, dan menciptakan pengalaman pembelajaran yang sesuai dengan kebutuhan masa depan. Oleh karena itu, penting bagi pendidik untuk bersiap dan mengadopsi inovasi ini dengan tanggung jawab demi mencapai masa depan pendidikan yang lebih baik.
Pemanfaatan kecerdasan buatan dalam sektor pendidikan akan membawa potensi besar dalam mengembangkan metode pembelajaran yang dapat disesuaikan dengan kebutuhan masing-masing siswa, yaitu pembelajaran yang personal dan adaptif. Di masa depan, pendidikan yang relevan dan fleksibel akan menjadi kenyataan. Hubungan antara pengajar dan kecerdasan buatan akan menghasilkan pengalaman belajar yang lebih dinamis dan efisien. Selain itu, sangat penting untuk memperhatikan akses ke teknologi kecerdasan buatan agar kesenjangan teknologi tidak menghalangi akses pendidikan yang adil. Dengan memanfaatkan teknologi kecerdasan buatan secara bijak, pendidikan dapat mengalami perubahan yang signifikan, meningkatkan partisipasi siswa, mengurangi ketidaksetaraan dalam pembelajaran, dan menciptakan pengalaman pendidikan yang sesuai dengan kebutuhan masa depan. Sebab itu, sangat penting bagi pengajar untuk bersiap dan mengadopsi inovasi ini dengan tanggung jawab demi mencapai masa depan pendidikan yang lebih baik.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H