Pada awal tahun 2020, Pandemi Covid 19 masuk ke Indonesia dan sangat berpengaruh terhadap berbagai sector, termasuk Pendidikan. Â Untuk mengurangi penularan virus tersebut pemerintah mengeluarkan kebijakan agar kegiatan belajar mengajar di sekolah dilaksanakan secara daring yang berlangsung kurang lebih selama 2 tahun. Â
Memasuki tahun 2022 keadaan telah membaik dengan penurunan angka kasus penularan covid 19  yang cukup signifikan setelah pemerintah mengadakan program vaksin. Sehingga mulai tahun pelajaran 2022/ 2023 pemerintah mengeluarkan edaran agar pelaksanaan pembelajaran dilaksanakan  secara luring atau tatap muka Kembali. Hal tersebut disambut baik dan antusias oleh sekolah, guru, peserta didik dan orangtua.
Berdasarkan hasil temuan dilapangan, dalam pelaksanaan pembelajaran mata pelajaran Geografi kelas X penulis menemukan masalah yaitu rendahnya motivasi belajar peserta didik pada mata pelajaran geografi. Dalam kegiatan pembelajaran di kelas seringkali dijumpai siswa mengantuk dan tertidur, beberapa bermain HP dan tidak fokus dengan pelajaran yang disampaikan guru, dan beberapa siswa tidak mengerjakan tugas dengan tepat waktu. Dari permasalahan tersebut, kemudian penulis berusaha mencari factor penyebab rendahnya motivasi belajar siswa pada mata pelajaran geografi melalui observasi secara langsung dilapangan, kajian literatur, dan wawancara dengan siswa dan teman sejawat guru, waka kesiswaan, dan orangtua, yang kemudian diperoleh kesimpulan bahwa penyebab rendahnya motivasi belajar siswa pada mata pelajaran geografi diantaranya yaitu masa peralihan dari pembelajaran daring menjadi luring sehingga siswa butuh beradaptasi kembali, pembelajaran yang cenderung bersifat monoton dan kurang bervariasi sehingga siswa merasa bosan, dan kegiatan pembelajaran yang kurang melibatkan siswa secara aktif.
Dari permasalahan tersebut perlu diterapkan suatu cara alternatif guna menciptakan pembelajaran geografi yang menyenangkan dengan model pembelajaran yang melibatkan siswa secara aktif, sehingga dapat memotivasi siswa untuk lebih semangat dalam mengikuti kegiatan belajar mengajar di kelas. Menurut Zuhairini (dalam Syaparuddin 2020) pembelajaran aktif dapat diartikan sebagai proses belajar mengajar yang menggunakan berbagai metode, yang menitik beratkan kepada keaktifan siswa dan melibatkan berbagai potensi siswa, baik yang bersifat fisik, mental, emosional, maupun intelektual untuk mencapai tujuan pendidikan yang berhubungan dengan wawasan kognitif, efektif, dan psikomotorik secara optimal. Salah satu alternatif yang bisa dilakukan adalah dengan penerapan model pembelajaran cooperatif learning tipe  window shoping.
Menurut Tampubolon (2014: 87), model pembelajaraan kooperatif adalah suatu strategi pembelajaran yang menekankan pada sikap atau perilaku bersama dalam bekerja atau membantu di antara sesama dalam struktur kerja sama yang teratur pada kelompok yang terdiri atas dua orang atau lebih. Menurut Wahyuni Rahma (dalam Apriyana, 2020), window shopping adalah model cooperative learning berbasis kerja kelompok dengan melakukan berbelanja keliling melihat-lihat hasil karya kelompok lain untuk menambah wawasannya.Â
Langkah-langkah model cooperative learning tipe window shopping (kunjungan galeri): (1) peserta didik dibagi ke dalam beberapa kelompok yang beranggotakan 4-5 orang; (2) setiap kelompok diberikan kertas karton; (3) menentukan topik atau tema pelajaran; (4) tiap kelompok mendiskusikan apa yang didapatkan oleh para anggotanya dari pelajaran yang mereka ikuti; (5) tiap kelompok membuat sebuah daftar pada kertas yang telah diberikan yang berisi hasil pembelajaran; (6) tiap kelompok menempel hasil kerjanya di dinding; (7) perwakilan kelompok berputar mengamati hasil kerja kelompok lain; (8) salah satu wakil kelompok menjelaskan setiap apa yang ditanyakan oleh kelompok lain. Dalam hal ini diperlukan pembagian tugas dalam kelompok yaitu ada anggota yang menjaga karya mereka untuk menjelaskan isinya kepada pengunjung dan ada pula anggota yang berkeliling untuk menggali informasi pada galeri kelompok lainnya (Mustopa, 2020).
Dari hasil observasi dan analisis data angket setelah dilaksanakan pembelajaran geografi dengan menerapkan model cooperatif learning tipe  window shoping menunjukkan bahwa 95% siswa merasa senang dan lebih termotivasi serta bersemangat dalam mengikuti pembelajaran di kelas. Data tersebut juga didukung oleh tingkat ketuntasan belajar siswa yang mencapai 91,6% dengan nilai rata- rata kelas 87. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa model kooperatif learning tipe window shoping dapat meningkatkan motivasi belajar siswa sehingga tujuan pembelajaran juga dapat tercapai dengan lebih optimal.
Daftar Pustaka
Syaparuddin, S., Meldianus, M., & Elihami, E. (2020). Strategi pembelajaran aktif dalam meningkatkan motivasi belajar pkn peserta didik. Mahaguru: Jurnal Pendidikan Guru Sekolah Dasar, 1(1), 30-41.
Apriana, B. N. (2020). Model Cooperative Learning Tipe Window Shopping untuk Meningkatkan Hasil Belajar IPS pada Siswa Kelas IX-B SMP Negeri 1 Wanasaba. Jurnal Ilmiah Wuni, 1(1), 1-8.
Mustopa, M.Z. (2020). Peningkatan Prestasi Belajar Peserta Didik Melalui Pendekatan Saintifik Model Pembelajaran Window Shopping (Kunjungan Galeri) Pada Materi Sistem Pencernaan Manusia Kelas VIII.8 SMPN I Praya Tahun Pelajaran 2019 -- 2020.Jurnal Ilmu Sosial dan Pendidikan, 4 (2): 146-154.