Dijaman yang sudah modern seperti sekarang ini, harusnya pun pemikiran sudah mulai terbuka terhadap pilihan seseorang tentang kapan waktu yang tepat untuk mengubah status mereka. Bukan tentang sudah berapa umur kita, bukan juga tentang cepat dan lebih duluan siapa, karena pun perubahan status bukanlah suatu perlombaan untuk lebih cepat dan lebih dulu. Melainkan sebuah kesiapan lahir dan batin. Disisi lain pun setiap orang memiliki prioritas hidup masing-masing. Prioritas apa yang lebih dulu dicapai, lebih dulu di kerjakan, dan mana yang akan di utamakan. Tidak bisa standar orang lain dijadikan patokan untuk diri kita, ataupun sebaliknya.Â
Berbicara tentang status, pertanyaan favorit seperti
Kapan ?
Mana undangannya ?
Sudah waktunya lho..
Teman-teman yang lain sudah semua. Kamu kapan ?
Ngga usah lama-lama. Mau nyari yang kayak gimana lagi ?
Jalan-jalan terus, kapan nikahnya ?
Jangan kerja terus. Tapi mikirin jodohnya ?
Dan pertanyaan-pertanyaan lain, yang kadang sebenarnya tidak perlu untuk ditanyakan lagi.
Pernahkah sebelum bertanya dan mengatakan hal tersebut, sejenak posisikan diri jika itu yang ditanyakan untuk kita ? atau pernahkah mencoba untuk sekedar tahu apa alasan mengapa masih ditanya hal demikian ? Namun sayangnya yang bertanya adalah mereka-mereka yang memang sudah berubah statusnya, sehingga sesuka mereka untuk menanyakan hal tersebut, karena tidak mungkin untuk ditanya balik.