Mohon tunggu...
Sri Kurnia
Sri Kurnia Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa

Saya seorang yang berambisi dan juga optimis atas segala hal yang saya kerjakan, hobi saya membaca dan menonton film.

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Meningkatkan Keterampilan Berpuisi dengan Metode Modeling

15 November 2022   01:08 Diperbarui: 15 November 2022   01:15 541
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Puisi adalah jenis karya sastra yang gaya bahasanya ditentukan oleh irama, rima, dan susunan baris dan bait. Penulisan puisi dilakukan dengan bahasa yang cermat dan pemilihan kata yang tepat, sehingga mampu meningkatkan kesadaran masyarakat terhadap pengalaman dan memberikan tanggapan yang spesifik melalui penataan bunyi, ritme, dan makna khusus. 

Puisi mengandung semua unsur sastra dalam tulisannya. Perkembangan dan perubahan bentuk dan isi puisi selalu mengikuti perkembangan selera, perubahan konsep estetika dan kemajuan intelektual manusia. 

Puisi mampu membuat ungkapan pikiran yang mempengaruhi perasaan dan mempertinggi imajinasi panca indera dalam susunan yang ritmis. Penyampaian puisi dilakukan dengan bahasa yang memiliki makna yang dalam dan menarik. Isi puisi merupakan rekaman dan representasi pengalaman penting yang dialami manusia. Metode pemodelan adalah proses pembelajaran

Berikan contoh yang dapat ditiru oleh siswa. Misalnya membaca berita, membaca lafal bahasa (puisi), mengoperasikan instrumen memerlukan contoh agar siswa dapat melakukannya dengan benar. Perlu dipahami juga bahwa modeling tidak terbatas pada guru tetapi juga dapat memanfaatkan siswa atau sumber lain yang memiliki pengalaman atau keahlian. 

Dengan modelling siswa dapat memperhatikan dan mempraktekkan sendiri sesuai dengan apa yang dilihatnya. Secara konseptual terdapat empat fase pembelajaran dengan modelling, yaitu (1) fase perhatian, dimana seseorang memperhatikan model-model yang menarik, populer, atau dikagumi, sehingga siswa termotivasi untuk mempelajarinya; (2) fase retensi, pengkodean adalah proses mengubah pengalaman yang diamati menjadi kode memori; (3) fase reproduksi, pada fase ini kode-kode dalam memori memandu penampilan sebenarnya dari perilaku yang baru diamati. Fase reproduksi memungkinkan model untuk melihat apakah komponen-komponen rangkaian perilaku telah dikuasai oleh pengamat (pelajar). 

Pada fase ini, guru dapat memberikan umpan balik terhadap aspek-aspek yang sudah benar atau hal-hal yang masih salah tampilannya; (4) fase motivasional, dimana siswa termotivasi untuk meniru model, karena mereka merasa mengikuti model yang mereka lihat memperoleh kekuatan. Tahapannya bisa berupa pemberian pujian, hadiah atau pemberian nilai. 

Dengan menggunakan metode pemodelan, puisi akan lebih mudah dipahami oleh siswa atau khalayak sehingga makna dan isi puisi dapat tersampaikan dengan baik.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun