Beberapa hari yang lalu, saya genap 22 tahun. Tidak ada yang harus dirayakan sih, tapi karena orang-orang sekitar saya inginnya merayakan, jadilah saya terjebak dalam perayaan. Tidak sedih juga kok kalau dirayakan, toh masih ditraktir orang tua. Saya sendiri tidak mau merayakan, saya semakin dekat dengan umur yang mewajibkan saya mentraktir orang tua. Oh no, belum sanggup !
Satu pembicaraan yang cukup mengganggu saya, yaitu apa yang akan saya lakukan setelah saya lulus. Saya punya segudang keinginan tentunya, namun kebanyakan berbeda dengan keinginan orang tua ya, secara sebenarnya saya cenderung menyukai dunia seni, tapi keluarga saya kan bidangnya hukum. Jadilah, demi menghindari kekecewaan orang tua dan kekecewaan saya sendiri, saya jawab "belum tahu nih" sambil cengengesan. Jawaban ini disambut paman dengan, "maklum ya masih muda, belum bisa menentukan jati diri".
Wah, jawaban ini tentunya membuat saya tercengang. Padahal paman saya saja belum tentu sudah menemukan dan menjadi jati dirinya. Saya sudah menemukan jati diri saya kok, saya adalah seorang desainer yang mengerti hukum dan bisnis sehingga tidak ditipu orang, setidaknya itulah saya 5 tahun lagi (inginnya). Yang menjadi masalah adalah saya belum menjadi orang itu, saya belum mampu menjamin orang itu akan berhasil sehingga orangtua saya bisa tenang membebaskan saya di bidang yang tidak mereka mengerti itu. Hanya karena saya muda, saya dibilang masih linglung, masih bingung.
Saya (dalam pikiran saya sih) merasa sudah mempertimbangkan semua. Saya wanita, maaf ya para pria, tapi kami memang lebih maju di umur perempat abad dibanding kalian dalam hal merancang kehidupan, soalnya memang kami ditakdirkan memiliki deadline (atau menopause-line lah, supaya tidak terdengar mengerikan). Tidak menutup kemungkinan pria seumuran saya juga sudah ada yang memiliki perencanaan matang untuk masa depannya.
Jangan sesekali, sebagai orang dewasa, menceramahi orang yang lebih muda sebagai generasi bingung. Justru nanti kami yang tidak bingung, menjadi bingung. Saya yakin, di luar sana, orang dewasa sekalipun masih banyak yang belum menjadi jati dirinya sendiri, mungkin malah belum menemukannya, liat saja itu film Eat, Pray, Love. Sudah mendekati umur nenek-nenek pun, tante Julia Roberts belum mengerti apa yang diinginkannya dalam hidup ini. Ayolah, om, tante, cari jati diri bersama.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H