Mohon tunggu...
Z One
Z One Mohon Tunggu... Mahasiswa - Ahli Gizi

Buku adalah pengalaman hidup

Selanjutnya

Tutup

Cerpen

Hilangnya Arah Penderitaan

7 Oktober 2023   11:00 Diperbarui: 7 Oktober 2023   11:03 59
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Cerpen. Sumber ilustrasi: Unsplash

Ardi dan Pak Bachrun mereka adalah pengurus yang mengurusi masjid jami Al -- Muhajir ini dari segi kebersihan sampai kegiatan masjid atau yang biasa di bilang ta'mir masjid. Setiap harinya mereka tekun menjaga segala sesuatu di masjid ini. Mereka sangat peduli sekali hingga sangat detail segalanya dimasjid ini. Mereka yakin bahwa jika mereka menjaga baik - baik rumah Allah ini, Allah juga akan menjaga mereka lebih baik lagi. Tapi Sebenarnya ada sedikit yang mereka khawatirkan, kenapa rumah ibadah ini jarang ramai sekali kecuali hari raya tertentu. Padahal mereka sudah semaksimal mungkin membuat masjid ini senyaman mungkin agar orang - orang mau beribadah di masjid ini.

    Hingga Suatu hari ada seorang berandalan pemuda yang tak kenal tidur di teras masjid ini. Ketika Ardi dan Pak Bachrun hendak menyiapkan masjid untuk ibadah sholat shubuh mereka kaget siapa ini tertidur di teras masjid, yang lebih mengagetkan lagi disampingnya terdapat botol minuma keras yang sudah tidak berisi. Seperti nya pemuda ini sebelumnya mabuk - mabukan.

Ardi pun emosi dan memarahi Pemuda tersebut bagi Ardi Rumah Allah yang di jaga benar -- benar kesuciannya. Di nodai oleh pemuda pemabuk yang tidak bertanggung jawab ini ditambah lagi dengan masjid yang sepi. Orang menjadi lebih enggan beribadah di situ karena melihat pemuda mabuk tersebut. Akhirnya Pak Bachrun membangunkan orang tersebut tiba -- tiba Ardi  dengan sedikit kasar mengangkat pemuda  tersebut dan mengusirnya.

    Kesokan hari nya kejadian itu terulang kembali, pemuda tersebut selalu saja tidur di teras masjid. Tidak sampai di situ setiap harinya pemuda tersebut tetap saja terus menerus tidur di teras masjid, akhirnya Ardi kehabisan kesabaranya dan ingin memberi pelajaran kepada pemuda pemabuk tersebut. Namun, Pak Bachrun mencegahnya dan berusaha menenangkan Ardi. Lalu Pak Bachrun membangunkan  dengan sopan pemuda tersebut  dan bertanya karena penasaran kenapa pemuda ini selalu saja tidur di teras masjid ini walaupun sering sekali kami usir dan "apakah kamu tidak mempunyai tempat tinggal?" tanya Pak Bachrun kepada sang pemuda tersebut, pemuda itu menjawab "sebenarnya saya bekerja di perusahaan yang lokasinya di dekat masjid ini, tetapi saya selalu mendapatkan masalah di kantor", ternyata pemuda itu selalu saja mendapat masalah oleh atasan di perusahaannya, setiap hari dia harus pulang lembur dan akhirnya, ia pun stress dan pelariannya meminum minuman keras. Dia selalu melintasi masjid ini setiap kali berjalan menuju arah rumahnya dalam keadaan bermabuk mabukan, selalu saja ia merasa tidak kuat berjalan  lagi,  dan akhirnya membuat dia untuk memutuskan tidur di masjid ini. Dia merasa sangat nyaman jika di masjid ini entah kenapa serasa sejuk dan nyaman saat ia tidur di teras mmasjid ini,  dia juga sangat tenang jika mendengar alunan - alunan qiroah di masjid ini.    

Pak Bachrun pun terkejut mendengar perkataan Pemuda berandalan tersebut. Pak Bachrun tertegun termenung ternyata masih ada hamba Allah yang mau datang kemasjid ini walupun dia berubuat menyimpang ajaran allah. Akhirnya Pak Bachrun dengan halus untuk mengajak Pemuda berandalan itu segera bertaubat dan melaksakan sholat subuh berjamaah bersama - sama. Pak Bachrun pun menyadari bahwa bukan apa yang istimewa dari masjid yang dia urus untuk membuat masjid itu ramai dikunjungi untuk beribadah namun kesadaran lah yang harus di katakan pada semua orang. Pemuda tersebut sempat bertanya kepada Pak Bachrun "kenapa masjid ini selalu sepi ?" Pak Bachrun pun menceritakannya kepada pemuda itu dan tidak tahu menahu kenapa masjid ini sepi. Pemuda itu berinisiatif untuk membantu menyadarkan orang di sekitar masjid Al -- Muhajir tentang arti penting beribadah di rumah Allah tersebut. Dengan menggunakan ilmu public speaking dan hubungan masyarakat yag iya jabat di perushaannya dia membantu mensosialisasikan kepada warga sekitar untuk beribadah dan meramaikan dengan kegiatan positif bersama di masjid ini dan menyadarkan arti penting rumah Allah ini untuk masyarakat sekitar.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun