Zona Wanita: Setiap pertarungan, kompetisi, perpisahan, peran, mati rasa, penghakiman ataupun keluhan, di dalamnya terdapat ketakutan terhadap keintiman.
Hal tersebut berarti bahwa ketakutan terhadap keintiman adalah akar beberapa permasalahan dan merupakan komposisi sebagian besar dari permasalahan tersebut. Karena kita merasa tidak cukup bagi kedekatan keintiman itu, maka kita menciptakan permasalahan-permasalahan untuk menjaga jarak tertentu.
Kita merasa bahwa jika seseorang benar-benar mengenal kita, maka mereka tidak akan menyukai kita karena mereka akan mengetahui betapa buruk atau tidak “cukup” nya diri kita. Bauran dan pengorbanan adalah perangkap-perangkap ego yang terlihat seperti keintiman akan tetapi palsu karena mereka membuat jarak antara kita dan orang lain.
Bahkan perkelahian kita dengan orang yang tidak dekat dengan kita menyebabkan adanya jarak emosi tertentu antara kita dengan pasangan. Dengan kata lain, kurangnya ikatan dalam hubungan-hubungan kita menandakan adanya trauma-trauma di luar diri kita. Hal yang sama juga bisa terjadi dengan permasalahan-permasalahan. Kita menggunakan permasalahan sebagai cara menjauhkan diri kita tanpa terlihat memisahkan diri dengan mereka yang ada di dekat kita.
Di mana ada perpisahan, di situ terdapat ketakutan, rasa bersalah dan penghakiman. Ketika kita menghakimi, kita memisahkan diri dari orang lain, menunjukkan bahwa kita superior di hadapan orang yang kita hakimi. Hal tersebut menyebabkan adanya perang kekuatan, kompetisi, kendali dan pembandingan yang kesemuanya merupakan cara-cara membuat kita menang, kalah, bersenang-senang, bergembira ataupun menderita namun tidak pernah berada di tingkat yang sama dengan orang lain.
Hanya persamaan yang membiarkan adanya keintiman dan hubungan satu sama lain. Keintiman berarti kita tidak takut menjalin kebersamaan dan tidak takut menjadi lebih dekat. Kemampuan kita menjalin kebersamaan dengan orang lain dalam keintiman membawa kebahagiaan terbesar yang pernah ada. Tingkat terdalam keintiman dapat membawa perasaan atau suasana surgawi hadir di bumi ini.
Perasaan-perasaan ini mungkin sangat dalam sehingga perasaan tersebut membawa kita sejenak memasuki pengalaman-pengalaman keabadian dan penerangan. Keintiman adalah salah satu hadiah terbesar kehidupan yang memberikan ikatan dan makna. Kita meraih keintiman pada taraf yang sama dimana kita akan meraih kerjasama dan kesuksesan.
Ketakutan terhadap keintiman merupakan salah satu ketakutan terbesar umat manusia. Ketakutan tersebut menghentikan hubungan-hubungan dan mencegah hubungan-hubungan tersebut menjadi lebih dalam. Keintiman merupakan kemauan, keberanian, kebersamaan dan komitmen yang membuat hubungan menjadi lebih dekat, dan saat itu juga menyembuhkan tingkat ketakutan. Ide yang sering muncul dalam berbagai kitab suci adalah “jangan merasa takut”.
Hari ini setiap orang membicarakan ketakutannya terhadap komitmen namun hal tersebut berasal dari ketakutan terhadap keintiman dan keyakinan bahwa kita tidak berhak atas perhatian terus-menerus dari sebuah hubungan yang panjang. Jika Anda tidak cukup menghargai diri sendiri untuk menerima keintiman dan komitmen, Anda juga tidak akan dapat menghargai orang lain.
Sehingga masalah yang terjadi dengan seseorang dalam kehidupan kita menjadi per-lambat-an, gangguan serta alasan yang bagus untuk tidak menjalin kebersamaan dalam keintiman dengan pasangan kita atau dengan siapapun juga.
Coba Renungkan Sejenak…
Coba bayangkan orang terdekat Anda. Jika Anda tidak memiliki pasangan cinta, cobalah dengan teman terdekat Anda atau anggota keluarga. Anda juga dapat melakukannya dengan cinta sejati yang masih dalam perjalanannya menuju Anda. Bayangkan bahwa orang ini bersama Anda, namun terpisah dari Anda.
Perpisahan tersebut sebesar ketakutan Anda terhadap keintiman. Berapa banyak langkah yang memisahkan Anda dengannya? Tanyakan kepada diri Anda apa yang Anda takutkan mengenai orang lain, mengenai hubungan, dan juga mengenai keintiman.
Ketika Anda mendapatkan jawabannya, tanyakan kepada diri Anda. Apakah Anda mau melepaskan ketakutan tersebut dan melihat mereka selangkah lebih dekat. Jika mereka telah selangkah lebih dekat, tanyakan kepada diri Anda, apa yang sekarang Anda takutkan mengenai mereka.
Apapun yang muncul tanyakan kepada diri Anda apakah Anda mau melepaskannya. Jika Anda tidak mau melepaskannya, maka rasakan dan tingkatkan ketakutan tersebut sampai ketakutan itu menghilang.
Jika perasaan-perasaan baru memunculkan apa yang terlalu takut Anda lepaskan, terus saja rasakan dan perbanyak perasaan-perasaan tersebut sedikit demi sedikit. Dengan kata lain, dengan memperbanyak pengalaman-pengalaman tersebut maka Anda membebaskan perasaan-perasaan negatif sehingga hal-hal yang memang Anda alami menjadi tidak penting dan pada akhirnya menghilang.
Untuk melewatii ketakutan hanya diperlukan satu cara yang paling mudah yaitu dengan melepaskannya, satu hal yang dapat membantu Anda adalah dengan membayangkan bahwa malaikat atau seorang teman yang telah menjadi “malaikat tak bersayap” mendukung Anda melepaskan perasaan-perasaan itu.
Orang itu mungkin saja seseorang yang Anda kenal, atau mungkin juga bayangan sederhana Anda sendiri mengenai malaikat. Setiap kali Anda melepaskan, seseorang yang berseberangan dengan Anda akan bergerak maju hingga Anda berdua dapat berangkulan dan menjalin kebersamaan satu sama lain.
Apakah ketakutan Anda yang terbesar?
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H