Mohon tunggu...
zona merah
zona merah Mohon Tunggu... -

blog hangat

Selanjutnya

Tutup

Politik

Dulmatin, dari Pemalang ke Pamulang

10 Maret 2010   10:15 Diperbarui: 26 Juni 2015   17:30 233
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

[caption id="" align="alignleft" width="298" caption="sumber: kompas.com"][/caption] SETELAH bertahun-tahun buron, Dulmatin, gembong teroris yang paling dicari itu dipastikan tewas. Kapolri Jenderal Polisi Bambang Hendarso Danuri pun telah mengumumkan secara resmi akan hal ini. Dulmatin yang lahir dengan nama Joko Pitoyo ini adalah buronan internasional, bahkan Amerika Serikat menjanjikan 10 juta dolar untuknya. Dulmatin adalah pemimpin Al-Qaeda Asia Tenggara, berada di urutan ke dua setelah Osama bn Laden yang dihargai oleh Amerika 25 juta dolar bagi yang bisa menangkapnya. Siapakah sebenarnya Dulmatin? Lelaki berusia 40-an tahun ini adalah tokoh senior dalam Jemaah Islamiyah, dan diyakini berperan besar sebagai perencana dalam pengeboman dua tempat hiburan di Bali pada tahun 2002 yang menewaskan 202 orang. Dulmatin yang lahir di Pemalang, Jawa Tengah, memiliki banyak nama alias, termasuk Joko Pitoyo, Joko Pitono, dan Noval. Begitu sentralnya peran Dulmatin, pemerintah AS lantas menawarkan hadiah 10 juta dollar AS bagi siapa pun yang memberikan informasi agar pria itu dapat diringkus. AS meyakini Dulmatin adalah seorang spesialis di bidang elektronik yang pernah mengikuti pelatihan di kamp Al Qaeda, Afganistan. Seusai peledakan bom Bali, Dulmatin dikabarkan lari ke Filipina selatan pada tahun 2003. Diyakini, ia mencari perlindungan dari kelompok pemberontak Islam terbesar di Filipina, Front Pembebasan Islam Moro (MILF). Namun, setelah ada pembicaraan damai antara Manila dan MILF, dia harus melarikan diri dan kemudian diberi perlindungan oleh sebuah kelompok yang lebih kecil tetapi lebih garang, yaitu Abu Sayyaf. Ini adalah kelompok militan yang berjejaring dengan Al Qaeda di Selatan Pulau Jolo. Pasukan keamanan Filipina mengatakan, Dulmatin membantu melatih pemberontak Muslim lokal untuk merakit bom, dan diyakini berencana untuk menyerang kawasan selatan Filipina. Sementara itu, ia tetap menjaga hubungan dengan Indonesia melalui fasilitas internet. Dulmatin disebutkan terluka dalam baku tembak antara kelompok separatis Muslim dan tentara Filipina di Jolo. Belakangan, empat anaknya ditemukan di dekat area (baku tembak) itu. Istri Dulmatin kemudian membawa anak-anak itu ke Indonesia. Tahun 2008, pasukan keamanan Filipina menemukan satu jenazah, yang mereka yakini sebagai Dulmatin, tetapi (jenazah) itu tidak pernah dipastikan sebagai Dulmatin. Dulmatin yang lahir di Jawa Tengah tahun 1970 itu sering disebut sebagai orang ”genius”. Sebutan genius itu bukan tanpa alasan. Pria asal Jalan Pemali, Kabupaten Pemalang, ini pernah mendapat latihan di Afganistan pada 1990-2001 dan karena kepandaiannya, ia mendapat ilmu khusus dari Azahari Husin sebagai ahli pembuat bom dan bidang elektronik. Kemampuan merangkai peledak itu membuat ia disebut-sebut berada di balik bom Bali tahun 2002 yang menewaskan 202 orang. Saat bergabung dengan Azahari, Dulmatin disebut sering membantu merakit bom mobil dan rompi peledak. Dulmatin diyakini pernah bergabung dengan kelompok Abu Sayyaf di Filipina sejak 2003 dan di sana ia mengajari pembuatan peledak. Saat bergabung dengan kelompok tersebut, ia dikabarkan terluka dalam pertempuran dengan tentara pemerintah di Pulau Jolo, Januari 2007. Pada Mei 2007, Dulmatin berhasil lolos dari sergapan di Pulau Simunul, beberapa saat sebelum tentara dan polisi Filipina mengepung lokasi persembunyiannya. Mereka hanya menemukan empat anak yang diduga sebagai anak Dulmatin. Itulah sekilas perjalanan anak Pemalang itu. Ia kini telah berpulang, mengakhiri hidup setelah ditembak oleh Tim Densus 88 Antiteror di Pamulang. Catatan: diolah dari berbagai sumber Kunjungi  artikelpaling hot!!! di Baca juga:

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun