Pengaruhnya terhadap perkembangan kognitif seorang anak, yakni penerapan dua bahasa akan menambah wawasan baru pada  kosa kata dalam perkembangan kognitif anak. Ketika anak mampu memecahkan masalah secara mandiri, berarti anak itu sudah berada dalam tingkat perkembangan aktual. Akan tetapi, jika si anak belum mampu memecahkan masalahnya sendiri dan masih memerlukan bantuan dari orang dewasa atau teman sebayanya, maka anak tersebut akan meningkatkan kemampuan kognitifnya yang mana menurut Vygotsky disebut dengan tingkat perkembangan potensial. Sehingga pembelajaran yang dilakukan oleh anak, baik itu secara mandiri maupun dengan bantuan guru dan teman sebayanya, maka kognitif anak berada pada zona perkembangan proksimal (zone proximal development/ZPD) (Hendrizal, 2015, p. 27).
 Dalam aspek kognitif, metode pembelajaran bilingual ini dapat berperan aktif serta bermanfaat dalam mengasah kemampuan memori, atensi, tingkat konsentrasi atau fokus yang dimiliki oleh seorang anak. Anak bisa mendapatkan masukan dan latihan melalui kegiatan mendengarkan dan mengucapkan dari kedua bahasa yang dipelajari, dengan strategi yang mempertimbangkan kualitas dalam mengenalkan bahasa yang akan dipelajari, supaya memperoleh hasil yang efektif dalam perkembangan bilingualisme (Baker, 2000).
Â
Weisberg, Robert W., & Reeves, Lauretta M. (2013). COGNITION: From Memory to Creativity. John Wiley & Sons, Inc., Hoboken, New Jersey, USA.
Kami, K. (2017). DAMPAK BILINGUAL TERHADAP PERKEMBANGAN KOGNITIF ANAK SEKOLAH DASAR. Jurnal Edukasi Sumba, 01(02), 145-150.
Khoiruzzadi, M., & Karimah, N. (2020). Pembelajaran Bilingual dan Usaha Sekolah Memaksimalkan Perkembangan Kognitif, Sosial, Dan Motorik Anak. JECED : Journal of Early Childhood Education and Development, 2(2), 147-160. https://doi.org/10.15642/jeced.v2i2.709
Darihastining, S., dkk. (2023). Penerapan Berbagai Hipotesis Pemerolehan Bahasa Kedua Terhadap Anak Usia Dini. Jurnal Obsesi : Jurnal Pendidikan Anak Usia Dini, 7(1), 685-698. https://doi.org/10.31004/obsesi.v7i1.3893Â