Mohon tunggu...
Zohan Tomi
Zohan Tomi Mohon Tunggu... pelajar/mahasiswa -

aku adalah aku aku tanpa mimpi bukan aku dan aku tanpa mimpi adalah mati

Selanjutnya

Tutup

Filsafat

Agama Perlukah???

19 November 2014   19:45 Diperbarui: 17 Juni 2015   17:24 196
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Filsafat. Sumber ilustrasi: PEXELS/Wirestock

Bisakah manusia hidup tanpa agama ?



  • Bisa, jika kita berbicara tentang “dunia”, kepentingan dunia, gejala dunia maka kita harus berpikir secara dunia. Nyatanya manusia bisa hidup di dunia tanpa agama. Mereka berpikir, efek agama yang terlalu kuat (chauvinisme) adalah membentuk suatu kaum atau kelompok di mana dia berpikir bahwa kelompoknya adalah paling mulia dari semua kaum. Contoh nyata dari “manusia bisa hidup tanpa agama” adalah di dunia ini masih ada orang atheis(tanpa mengenal Tuhan / agama), yang bisa hidup walaupun di dalam skala minoritas. Bukti lain adalah perbandingan antara negara China dengan Indonesia. Kita tahu China (saat ini dia adalah negara komunis) atau RRC mengedepankan kepentingan kerakyatan di atas segalanya. Bukan ketuhanan yang mereka junjung, melainkan kerakyatan. Sekarang mereka menjadi suatu negara yang besar, adijaya (untuk saat ini), dan sangat berpengaruh besar untuk dunia, dalam berbagai sektor, mulai dari ekonomi sampai politik. Sekarang kembali ke tanah air kita. Indonesia, ya sebuah negara yang berazaskan pancasila dengan sila pertama adalah “Ketuhanan Yang Maha Esa”, dimana nilai ketuhanan sangat dijunjung tinggi. Manusia Indonesia wajib memiliki agama dalam segi formal. Namun apa yang terjadi, kita sebagai negara, menjadi negara yang sakit. Negara di ambang kematian. Dimana korupsi uang rakyat menjadi suatu budaya yang lestari. Ketidakdisiplinan menjadi makanan lezat manusia Indonesia yang hidup dari kecil hingga dewasa. Ini merupakan suatu ironi yang sangat luar biasa, antara negara yang menjunjung agama dengan agama yang tidak begitu menjunjung agama. Sangat disayangkan, jika memiliki ideologi yang kuat (pancasila), namun gagal dalam menerapkannya.


  • Namun setelah kami diskusikan bersama, sejatinya manusia adalah lemah. Manusia dikekang oleh ruang dan waktu, dikekang juga oleh kehidupan dan kematian.Mereka (manusia) membutuhkan teman. Mereka (manusia) tidak bisa hidup dalam kesendirian. Manusia memerlukan sebuah harapan besar selain dirinya. Manusia memerlukan kekuatan yang bukan dari dirinya. Manusia memerlukan harapan, yaitu Tuhan.



  • Jadi dapat disimpulkan dalam diskusi ini ada 2 tipe jawaban. Yaitu untuk keperluan dunia wimanusia tidak beragama bisa hidup di zona in bahkan bisa lebih baik dengan manusia yang beragama. Untuk kebutuhan harapan, hati dan abstrak manusia membutuhkan agama, manusia membutuhkan harapan yaitu Tuhan.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Filsafat Selengkapnya
Lihat Filsafat Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun