Di kota kelahirannya, beliau dikenal sebagai ilmuwan, penyair, dan politikus yang sangat dekat dengan penguasa sehingga beliau pernah diangkat menjadi menteri oleh Abu Bakar ibn Ibrahim ibn Tifalwit. Saat berada di Shatibah (sebelah selatan Valencia), beliau pernah ditangkap dan dipenjarakan oleh Amir Abu Ishaq Ibrahim ibn Yusuf ibn Tashifin karena dianggap sebagai seorang zindiq atau ahli bid'ah di kalangan para ulama dikarenakan Dinasti Murabithun menganut paham Ash'ariyyah yang tidak setuju terhadap pandangan filsafat. Namun setelah beberapa tahun dipenjara, beliau berhasil keluar dari sel tahanan atas bantuan kerabat Ibn Rusyd. Karena kemampuan dan pengetahuannya yang luar biasa langka, beliau juga pernah diangkat menjadi wazir atau pejabat tinggi di Istana Gubernur Fez oleh Abu Bakr Yahya Ibn Yusuf Ibn Tasyifin. Beliau meninggal di Fez pada tahun 533 H/1138 M akibat diracun oleh Dokter Ibn Zuhri yang iri kepada Ibn Bajjah.
Dalam pembahasan filsafat dan jiwa, Ibn Bajjah banyak dipengaruhi oleh pemikiran al-Farabi sehingga bisa dikatakan beliau dianggap sebagai pengulas filsafat al-Farabi, sedangkan mengenai tasawuf beliau bertolak belakang dengan gagasan al-Ghazali. Menurut Ibn Bajjah makrifat hanya dapat dicapai dengan menggunakan akal bukan dengan menggunakan rohani seperti yang diungkapkan oleh al-Ghazali atau dengan kata lain menurut Ibn Bajjah makrifah tertinggi dapat berhubungan dengan akal aktif, sedangkan menurut al-Ghazali makrifah tertinggi adalah mencapai Tuhan bukan akal aktif. Oleh karena itu, Ibn Bajjah membagi makrifat ke dalam tiga tingkatan, yaitu pertama, makrifah dalam bentuk material (Hayulani) yang didapatkan melalui indra. Kedua, makrifah dalam bentuk rohani yang didapatkan melalui indra beserta dengan khayal. Ketiga, makrifah dalam bentuk akal pikiran. Bukan hanya itu, pemikiran Ibn Bajjah sendiri mirip dengan al-Farabi dalam hal minat mengenai menyendiri, merenung, dan dalam penalaran nasional.
Â
Karya-Karya dan Pemikiran Ibn Bajjah
Ibn Bajjah merupakan seorang Filsuf Muslim yang beraliran Paripatetik Neoplatonik "Aristoteles mengajar di sebuah sekolah filsafat yang bernama Paripatetik School yang berasal dari Bahasa Yunani yan memiliki arti 'Berjalan-jalan' karena ketika mengajar Aristoteles tidak pernah mengajar murid-muridnya duduk di kelas melainkan berjalan-jalan ke luar sembari menjelaskan". Sedangkan, "Neoplatonik berasal dari kata Neoplatinonisme sebuah aliran filsafat yang dicetuskan oleh Plotinus yang hidup pada 205-207 SM, seorang filsuf kelahiran Mesir yang menggunakan dasar teori 'Emanasi' yaitu segala sesuatu yang pada akhirnya adalah Yang Esa". Menurut muridnya yang bernama al-Wazir Abu al-Hazan 'Ali ibn 'Abd al-Aziz ibn al-Imam, Ibn Bajjah mempelajari filsafat dari buku-buku atau naskah kuno maupun karya buku dari para Filsuf Muslim Timur yang telah diterjemahkan kedalam Bahasa Ibrani (Hebrew), Bahasa Arab, dan Bahasa Latin yang kemudian diteliti oleh beliau dan dibuatkan catatan-catatan penting berupa hasil kesimpulan dan beberapa tambahan lainnya. Dari penelitiannya tersebut beliau menghasilkan beberapa karya dan pemikiran baik dalam bidang filsafat maupun bidang lainnya. Tetapi sayangnya, karangan beliau sebagian besar banyak yang hilang dan hanya Â
sebagian kecilnya saja yang masih ada. Karangan-karangan beliau yang masih ada hingga sekarang berasal dari muridnya yang bernama Abi Bakr al-Hasan 'Ali ibn 'Abdil-'Aziz atau Ibn al-Imam yang mengumpulkan seluruh buku Ibn Bajjah ke dalam sebuah jilid tebal yang kemudian menjadi sumber penukilan murid-muridnya. Ibn Thufail pun berkomentar bahwa "sebagian besar karangan beliau tidak lengkap dan terpisah dengan bagian akhirnya misalnya buku yang membahas tentang jiwa, Tadbir al-Mutawahhid, serta buku-buku lainnya di bidang logika dan ilmu alam.
Â
Risalat al-Wada'
 Karya yang berisi Penggerak Pertama (Tuhan), manusia, alam ,dan kedokteran. Konon disebut-sebut risalah ini ditulis untuk temannya yang akan merantau dan sang teman tersebut takut tidak akan bisa berjumpa lagi dengan Ibn Bajjah.
Â
Risalat Tadbir al-Muwahhidun